Chapter 6 - Tersadar
Idea : HyDHO_07
Edit : HyDHO_07 dan MzaIlmi25
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Satu tahun berlalu, kini Solar sudah menduduki kelas XII. Solar sudah berada di penghujung sekolah, begitu juga dengan temannya yang lain. Namun, masih ada yang kurang di hidup Solar.
Thorn : "oi, nanti kalian kuliah kan?"
Jet : "oh iya dong bro"
Javier : "masuk jurusan apa Jet?"
Jet : "kita semua masuk jurusan Olahraga aja"
Thorn : "hahaha"
Solar yang memperhatikan dari jauh percakapan mereka hanya bisa mendengus kesal. Dalam hatinya, dia masih belum bisa melepas Thorn begitu saja. Dia pun pergi menuju kantin. Tapi, itu adalah keputusan yang salah. Tri J dan Thorn juga pergi ke kantin. Solar memilih untuk diam dan tidak mengacuhkan ucapan mereka.
Jet : "woi mata empat"
Solar hanya bisa duduk tenang memakan nasi gorengnya.
Javier : "sok acuh lo ye, mau gua pukul lagi?"
Dengan tenang, Solar mengangkat dan meletakkan tempat makannya di tempat Bibi Mina.
B. Mina : "dek Solar?"
Solar : "ssstt, diam aja bi"
Sikap Solar yang seketika mendiam itu sangat membingungkan khalayak ramai. Solar benar-benar mencoba melupakan masa lalu kelamnya yang dia rasakan.
Teman Kami Berubah
Solar pulang dari sekolah dengan jalan kaki. Solar tidak terasa lelah walaupun keringat mengalir di kulitnya. Solar benar-benar berubah sepenuhnya. Namun, dia terkejut dengan pukulan tangan yang entah darimana asalnya.
Solar : "au, astaghfirullah"
Ternyata, itu adalah Thorn yang menyadari sesuatu yang berubah dari Solar.
Thorn : "oi mata empat, ga nebeng aja ama gua?"
Solar : "ga"
Solar mengacuhkan perkataan Thorn. Dia berjalan dengan muka kesal. Thorn yang mulai geram mengejarnya. Dengan cepat, Thorn langsung menghalang Solar dengan motornya.
Thorn : "lu nebeng ga!"
Solar : "gua bilang ga! Ngeyel lu"
Thorn : "oh mau digeplak lo ya"
Thorn melayangkan tangannya ke arah muka Solar. Solar benar-benar terkejut dan berusaha untuk tenang. Namun, Solar merasa aneh. Ternyata, tinjuan itu tidak sampai ke mukanya. Hanya beda beberapa titik dari mukanya.
Thorn : "mata empat, lo tahu kan? Sekarang lo berubah banget! Kenapa lo jadi kek gini sekarang!"
Solar cukup tertegun dengan perkataan Thorn. Baru kali ini Solar mendapatkan kata-kata seperti itu dari sahabat karibnya itu.
Solar : "Thorn.... Gua gamau masuk kasus ini terlalu dalam, lu kan udah ada Tri J!"
Thorn menampar muka Solar.
Thorn : "Lar!"
Solar : "hah? Kenapa bukan mata empat?"
Thorn : "ga peduli, nebeng sama gua sekarang atau gua tonjok"
Solar yang takut di tinju kembali hanya bisa mengikuti kata Thorn. Dia menaiki motor itu. Sialnya, badan Thorn cukup besar yang membuat Solar tidak nyaman duduk di motor. Tapi, Solar terpaksa melakukannya agar dirinya tidak dipukul lagi seperti waktu itu.
Teman Kami Berubah
Sesampainya di kosan, Solar langsung turun dan berjalan meninggalkan Thorn begitu saja. Thorn yang sadar langsung turun dan menahan Solar.
Thorn : "tunggu!"
Solar : "APA LAGI!"
Thorn : "uish pemarah betul mata empat ni"
Solar : "dah, gua mau masuk, capek"
Thorn langsung menahan tangan Solar.
Solar : "lepasin ga Thorn!"
Thorn : "diam, gua mau bahas sesuatu sebelum gua balik"
Solar : "bahas apa! Gua capek!"
Thorn : "didalam bisa kita bahas"
Solar dengan muka ketusnya langsung masuk ke kosan. Thorn mengikuti dari belakang. Mereka berdua duduk di tengah ruangan.
Thorn : "mulai sekarang, gua panggil lo Solar aja"
Solar : "kenapa? Bosan dengan mata empat itu?"
Solar benar-benar ketus dan kesal melihat Thorn.
Thorn : "gua hanya mau sesuatu dari lu"
Solar : "apa?"
Thorn : "gua ingin kau balik lagi seperti dulu"
Solar : "maksud?"
Thorn : "iya gua maunya lu yang narsis dan terbuka itu, gua ga suka lu kek gini"
Solar benar-benar tertegun dan shock dengan perkataan Thorn. Thorn yang seberubah ini menginginkan diri Solar yang dulu.
Solar : "ya udah, gua mau belajar, lo bisa pulang"
Thorn : "tapi..."
Solar : "haih, lu gengsi ama gua yak?"
Thorn : "APA? MANA ADA?"
Solar : "gapapa kalau ga ngaku, kalau lu beneran gengsi ama gua, gua paham apa yang harus gua lakuin ke lu"
Thorn hanya menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal itu.
Solar : "lagian juga, lu bukan siapa-siapa gua lagi, kita udah bukan sahabat lagi..."
Thorn hanya bisa memandang biasa ke Solar. Solar langsung berdiri dan membereskan barang-barangnya. Thorn yang melihatnya hanya acuh tak acuh. Sekilas, Thorn melihat sebuah pulpen jatuh dari meja. Dengan penasaran dia mengambil pena itu. Pena tinta hitam yang berwarna kuning dengan potongan origami yang membentuk daun dan bunga.
Flashback On
Thorn : "Sunshine"
Solar : "iya mbull?"
Thorn : "Thorn ada hadiah buat Sunshine"
Solar : "apa emangnya?"
Thorn mengeluarkan Pena tinta hitam yang berwarna hijau dan kuning serta hiasan potongan origami yang membentuk daun dan bunga.
Solar : "ihh cantiknya"
Thorn : "bagus kan sunshine, kamu yang warna kuning aku yang warna hijau, jadi serasi deh"
Solar : "hahaha Mbull bisa aja"
Flashback Off
Thorn hanya bisa menganga melihat Pena itu. Dengan cepat Solar mengambilnya.
Solar : "main ambil ambil ae"
Thorn tidak bisa membalas perkataan Solar. Dia seperti dibebankan pikiran.
Thorn : (jadi selama ini, dia masih menjaga Pena itu)
Apakah Thorn masih bisa merelakan Solar di hidupnya? Apakah Solar akan mengetahui beban pikiran Thorn saat ini?
Teman Kami Berubah
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top