Chapter 5 - Gengsi?

Idea : HyDHO_07
Edit : HyDHO_07
Happy Reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah tiga hari, Solar akhirnya sembuh dari sakit demamnya. Dia dapat melakukan kegiatan seperti biasa. Diapun berjalan kaki ke sekolah sendirian seperti biasa. Ditengah jalan, dia bertemu dengan Blaze dan Icy yang sedang berkendara.

Blaze : "woi lar"

Solar : "eh Lu ze"

Blaze : "udah sembuh lu?"

Solar : "alhamdulillah gua dah sembuh"

Icy : "numpang nebeng ga?"

Solar : "kalau boleh gapapa"

Solar pun menumpang motor dengan Blaze dan Icy. Selama perjalanan, Solar hanya diam merenung. Siapa lagi kalau bukan Thorn yang dia pikirkan? Walaupun Thorn sudah mulai berubah, dia masih menganggap bahwa dia adalah sahabat dekatnya.

Teman Kami Berubah

Sesampainya disekolah, Solar langsung bergegas menuju kelasnya. Di kelas, dia disambut oleh teman perempuannya, Lia.

Lia : "eh Solar, dah sembuh?"

Solar : "udah Lia, aku masuk dulu"

Solar berjalan menuju tempat duduknya. Thorn yang acuh tak acuh itu hanya diam memandang Solar. Solar yang menyadari bahwa Thorn menatapnya langsung menyapanya.

Solar : "Hai Thorn"

Solar menyapanya dengan muka datar dan perasaan semberawut. Dia paham kalau Thorn pastinya tidak akan membalas sapaannya itu. Tapi perkiraan Solar salah.

Thorn : "Hi mata empat, dah sembuh lo?"

Solar kaget dengan respon tiba-tiba Thorn. Padahal sebelumnya, dia tidak pernah disapa kembali oleh Thorn sejak saat itu.

Bel masuk kelas pun berbunyi dan pembelajaran pun dimulai.

Teman Kami Berubah

Di jam istirahat, Solar hanya membaca buku di kelas. Dia hanya ingin terlihat tenang di hadapan semua orang. Walaupun aura eligible nya menghilang, tapi dia berusaha untuk tetap belajar dan belajar. Tiba-tiba, Solar dikejutkan dengan Thorn yang mendorong kursinya yang membuat Solar hampir jatuh.

Thorn : "oi mata empat, bengong aja lu"

Solar hanya bisa menahan emosi. Dia juga pastinya tidak bisa melawan Thorn. Badannya saja sudah melewati ukuran badan Solar.

Solar : "apa?"

Thorn : "heh, ajarin gua fisika dong, susah nih"

Solar : "hah? Kok ke gua? Lia sama Qori kan bisa?"

Sebenarnya selain Solar, kelas XI F-1 juga memiliki 2 siswa eligible lainnya, yaitu Ocwelia Belia Putri dan Alfredo Qori Maulana.

Thorn : "ga, mata empat lebih pandai daripada mereka"

Solar sedikit tertegun karena pujian Thorn walaupun yang bersifat candaan itu. Hal ini membuat dia ingat kejadian waktu dia SMP.

Flashback On

Solar sedang membaca buku di perpustakaan. Thorn disebelahnya sedang mencoba mengerjakan beberapa soal Matematika.

Thorn : "argh, pusing"

Solar : "napa mbull?"

Thorn : "ini susah banget Sunshine"

Solar : "oh yang ini? Mau ditolongin?"

Thorn : "mau mau"

Solar menjelaskan semua soal yang dikerjakan Thorn. Thorn mengikutinya.

Solar : "begini, trus ini jadinya dah dapat, paham kan?"

Thorn : "paham! Sunshine hebat banget"

Solar : "hahaha iya dong, Sunshine gitu lo"

Flashback Off

Solar termenung karena mengingat masa lalu itu.

Thorn : "oi"

Solar : "eh, maaf"

Thorn : "tunjukin lah"

Solar : "ya udah"

Solar menjelaskan semua soal fisika itu. Dia menjelaskan dengan detail dan jelas.

Solar : "jadinya kan π itu sama dengan 180 kan... Jadi 180 dibagi 3 jadinya 60 dan Cos 60 sama dengan setengah"

Thorn hanya mengangguk-angguk.

Solar : "jadi gimana? Paham?"

Thorn : "cukup, gua akui kau hebat mata empat"

Solar cukup tertegun dengan pengakuan Thorn. Padahal dia sangat membenci dirinya, namun Thorn masih memuji dan mendekatinya seperti teman pada biasanya.

Solar : (ah mungkin dia hanya gengsi)

Solar berpikiran bahwa Thorn gengsi pada dirinya karena dirinya yang cukup pintar itu. Dia pun mencoba melupakan hal itu.

Teman Kami Berubah

Ketika Solar pulang sekolah, dia melihat sendiri Thorn bersama Tri J. Solar hanya bisa menatap dengan sedih kepergian Thorn dari ikatan persahabatannya. Dia pun berjalan pulang sambil merunduk. Matanya mulai sembab.

Solar : (fiks, gua nyesal udah nampar Thorn waktu itu)

Singkat cerita, Solar sampai di kosannya. Dia masuk ke kamarnya dan merebahkan dirinya di kasur. Baru saja tertidur, ada ketukan pintu di kosannya. Solar langsung bangun dan menuju pintu.

Solar : "siapa yang datang?"

Gempa : "gua ini"

Solar : "eh Gempa? Tumben?"

Gempa : "iya aku mau nanyain tugas MTK nih"

Solar : "ohh oke oke"

Gempa : "btw mana Thorn?"

Solar merunduk lagi. Solar ingin menangis, namun tidak bisa.

Gempa : "kenapa lar?"

Solar : "gua ingin Thorn kembali"

Gempa : "hah? Gua ga paham"

Solar menceritakan semuanya kepada Gempa. Gempa yang mendengarnya cukup kaget.

Gempa : "astaga Thorn"

Solar : "dah terlihat gua yang salah"

Gempa : "udah jangan salahkan diri sendiri oke, mending ajarin gua MTK ni"

Teman Kami Berubah

Gempa pulang dari kosan Solar. Solar masuk kembali ke kamarnya dan merebahkan dirinya kembali. Kemudian, dia melihat sebuah topi yang robek itu. Topi jerami kesukaan Thorn yang rusak itu.

Solar : "Thorn..."

Solar benar-benar merasa depresi. Kemudian, Solar menemukan ide. Dia memperbaiki dan menghias ulang topi jerami itu.

Solar : "cantik, sudah jam berapa ini?"

Solar terkejut ketika melihat jam di jam tangannya sudah menunjukkan pukul 23.00. Dia pun segera tidur.

Solar : (dia mungkin tidak akan menerima topi ini, aku akan menyimpannya sampai suatu saat nanti)

Apakah Solar akan mulai terbiasa untuk sendiri? Apakah Solar akan mengetahui selak beluk Thorn di Tri J?

Teman Kami Berubah

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top