Archive 7 - Lost Supply Recovery

Setelah diriku keluar dari ruangan Ketua Kanami karena prosesi inisiasi sudah selesai dilakukan ditambah aku menyempatkan waktu untuk berbincang sesaat dengan dirinya, tujuan selanjutnya yang harus dipenuhi adalah mengurus perizinan atas kepemilikan senjata api secara personal. Tak lupa, salah seorang anggota The Division yang lebih senior turut mengarahkan dan menemaniku untuk mengurus perizinan tersebut.

"Hei, apa aku bisa mengganggu waktumu?" tanya anggota senior yang menemaniku kepada anggota lain yang tengah bertugas pada bagian persenjataan.

"Waktuku tidak terlalu banyak jadi langsung ke intinya saja. Masih banyak hal-hal yang perlu diurus oleh diriku ini."

"Anggota baru kita ini yang bernama Hinako ingin mengurus perizinan kepemilikan senjata api secara personal. Apakah kamu bisa melakukannya?"

Seketika itu juga, anggota yang menjadi lawan bicara kami langsung menghentikan kegiatannya dalam perawatan senjata api dan menatap diriku sesaat. Tatapan yang diberikan begitu skeptis melihat diriku yang masih cukup belia dan berbeda dengan anggota The Division pada umumnya yang sudah terbilang cukup dewasa secara umur serta fisik.

Anggota tersebut langsung menghela nafas berat ketika sudah mencapai konklusi yang didapatkan di dalam benaknya, "Hah~ baiklah. Akan aku urusnya untukmu jadi tunggu sebentar."

Tanpa banyak basa-basi, anggota tadi bergegas meminta tanda pengenalku lalu meninggalkan diriku dan anggota senior yang menemaniku untuk sejenak menuju tempat lain. Hanya dalam hitungan kurang lebih sepuluh menit, dia kembali sambil membawa sebuah kartu lain di tangannya.

"Ini kartu perizinan kepemilikan senjata secara personal milikmu, nak. Aku sudah selesai mengurusnya untukmu," ucap anggota itu sembari memberikan kartu tersebut dan mengembalikan tanda pengenalku.

Aku membungkuk sesaat kepada anggota tersebut, "Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk mengurus hal ini."

Dirinya langsung memberikan gestur tangan yang mengisyaratkan untuk tidak perlu berterima kasih kepadanya karena itu sudah menjadi tugas untuk membantu anggota The Division lain yang memerlukan bantuan. Anggota tersebut bergegas kembali melanjutkan kegiatannya tadi yang sempat terhenti.

Di saat yang hampir bersamaan, Ketua Kanami bersama salah satu ajudannya datang menghampiri diriku dan anggota senior didekatku. Secarik kertas laporan tampak tengah dipegang oleh Ketua Kanami di tangan kanannya dimana tertulis sesuatu yang tampak penting untuk disampaikan. 

"Ada laporan dari salah satu regu pengamat yang bertugas untuk mengawasi kedatangan truk pengangkut suplai hari ini. Mereka mengatakan tidak ada tanda-tanda maupun kabar dari truk tersebut," ucap Ketua Kanami sembari menyodorkan laporan itu kepada anggota senior yang sedaritadi menemaniku, "Aku tahu ini cukup mendadak mengingat dirimu baru saja selesai melewati proses inisiasi, nak Hinako. Akan tetapi, situasi kali ini membutuhkan respon cepat dari anggota yang ada saat ini," lanjutnya yang sempat menatapku sejenak.

 "Bagaimana dengan anggota yang lain terutama anggota baru kali ini? Apakah mereka bisa merespon masalah ini?"

"Sebagian besar sudah memiliki dan menjalankan misi maupun tugas mereka masing-masing. Tidak banyak yang bisa meresponnya," ungkap ajudan tersebut kepada kami.

"Hmm.. begitu ya. Sepertinya kita benar-benar tidak punya pilihan lain," ungkap anggota senior itu sesaat lalu menatap diriku, "Aku rasa ini akan menjadi misi tandem sekaligus misi pertama untukmu. Apakah hal itu tidak masalah?"

Ketua Kanami mengangguk sesaat, "Untuk saat ini, tidak akan masalah jika dilakukan hanya dua orang saja. Jika kondisi memburuk, aku akan mengirimkan regu bantuan untuk kalian nanti."

"Kalau begitu, kami akan segera pergi untuk menjalankan misi ini." 

Anggota senior itu bersama diriku langsung memberikan hormat sesaat lalu pergi menuju ke bagian gudang persenjataan untuk mengambil senjata serta perlengkapan yang diperlukan. Tidak lupa kami memastikan kembali semua perlengkapan seperti rompi, alat komunikasi dan sebagainya dalam kondisi yang baik dan lengkap termasuk senjata api yang kami gunakan agar berfungsi tanpa hambatan.

Setelah semua dirasa dan dipastikan dalam kondisi yang diinginkan, anggota senior itu yang sempat memperkenalkan dirinya sebagai Hisao langsung memimpin misi ini dengan membawa diriku menuju ke salah satu gerbang masuk pengungsian.

"Apakah kamu sudah siap untuk misi pertamamu kali ini, Hinako?" tanya Hisao sambil menatap kearahku 

"Tentu saja. Terlebih lagi, aku tidak menduga akan mendapatkan misi pertamaku secepat ini."

"Senang mendengarnya." Hisao menampakan senyuman kecil di wajahnya saat melihat responku, "Karena informasi terakhir mengenai lokasi truk pengangkut itu menghilang tidak terlalu jauh, kita akan jalan kaki ke area tersebut sembari memantau kondisi."

Aku bersama Hisao bergegas pergi menuju ke lokasi terakhir dimana truk itu sempat terlihat sebelum dikabarkan menghilang dari pantau. Tidak lupa, kami mengaktifkan sistem pelacak pada arloji agar dapat memantau posisi masing-masing serta terlihat oleh anggota The Division lainnya yang berada di lapangan maupun di markas.

Kondisi gedung di sepanjang perjalanan tampak terbengkalai dan sebagian rusak parah akibat pengaruh suhu dingin yang ekstrim. Ditambah hujan salju yang turun terus menerus meski ringan, membuat suhu disekitar semakin dingin. Berkat bantuan masker khusus yang kami gunakan sedikit mempermudah untuk menghalangi kumpulan salju masuk ke saluran nafas dan menyaring udara yang dihirup.

Satu setengah jam perjalanan akhirnya terbayarkan tak lama ketika diriku dan Hisao bertemu dengan beberapa anggota lain yang sempat bertugas memantau keberadaan truk suplai yang dicari. Mereka sempat menjabarkan detik-detik dan lokasi terakhir truk itu terpantau sebelum menghilang tanpa kabar secara detil kepada kami berdua.

"Baiklah kalau begitu. Semuanya berpencar menjadi empat regu lalu periksa setiap sisi di jalur pencarian kalian. Tetap jaga komunikasi kalian!"

""Dimengerti!""

Aku langsung mengikuti regu ketiga sesuai atas permintaaan Hisao kepadaku untuk melakukan menyusuri sisi barat dari area pencarian yang sudah ditetapkan sebelum mulai berpencar. Perlahan tapi pasti, reguku mulai menemukan petunjuk yang diperlukan sedikit demi sedikit.

"Sepertinya kali ini kita benar-benar beruntung. Semua jejak yang kita temukan menunjukkan truk yang kita cari tidak berada jauh dari sini." Salah satu rekan reguku memperhatikan jejak bekas ban di jalanan bersalju selagi menelusuri arah perginya.

"Meskipun begitu, tetaplah waspada karena bisa saja kita akan berhadapan dengan situasi yang tidak diinginkan. Konfrontasi dengan pihak lain dan baku tembak mungkin saja terjadi."

Seperti yang sudah kami duga berdasarkan temuan semua petunjuk tadi, truk suplai yang dicaripun berhasil ditemukan. Akan tetapi, kondisi truk tersebut sudah berbeda dengan yang diharapkan dimana supir truk beserta kernetnya sudah tidak bernyawa dan sebagian barang suplai yang dibawa sudah raib diambil.

Aku bergegas menghubungi tiga regu lainnya melalui radio komunikasi, "Disini regu tiga, kami menemukan truk suplai yang hilang itu. Akan tetapi, kondisi supir beserta kernetnya sudah tidak tertolong lagi."

"Ditambah lagi, sebagian barang suplai yang dibawa raib dijarah dimana kebanyakan berupa obat-obatan."

[Disini regu satu, dimengerti.]

[Regu dua, kami akan segera kesana.]

[Regu empat disini. Kami mendengarkannya dengan jelas.]

Setelah selesai menginformasikan hasil temuan reguku kepada yang lain, aku langsung membantu rekanku untuk mengamankan lokasi beserta jasad supir dan kernet truk suplai ke tempat yang aman. Tidak lupa, kami menyempatkan waktu untuk melakukan penyelidikan skala kecil di area kejadian sembari menunggu tiga regu lain datang. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top