Archive 5 - Welcome to The Division

Sudah sekitar tiga hari terlewati semenjak aku mendaftarkan diri untuk menjadi bagian dari tenaga paramiliter di tempat latihan menembak di Kamp Asakusa ini. Aku masih terus dengan sabar menunggu hasil pendaftaranku tersebut sembari menjalani kegiatan normalku saat ini.

"Masih belum sedikitpun kabar dari Anri maupun teman-teman yang lain. Aku harap mereka masih baik-baik saja dimanapun saat ini berada." Aku bergumam pelan sambil menatap kembali tampilan hologram yang aku munculkan dari gelangku lalu menonaktifkannya.

"Sekarang hanya tinggal menunggu balasan dari pihak militer saja soal pendaftaranku waktu itu. Semoga saja aku mendapatkan hasil yang aku harapkan untuk kali ini."

Kedua mataku terus tertuju pada pemandangan area Kamp Asakusa yang terlindungi oleh kubah transparan raksasa dari kondisi ekstrim di luar sana. Meski di dalam sebuah kubah transparan, udara yang ada selalu disirkulasikan melalui beberapa sistem khusus yang terpasang pada atap kubah.

Ketika diriku masih melamun menatap pemandangan area kamp di balkon apartemenku, terdengar suara ketukan yang cukup keras dari pintu masuk. Aku segera berjalan menuju pintu masuk setelah berhasil keluar dari lamunanku tadi.

"Nak Hinako, bisakah kamu buka pintunya?"

"Iya, tunggu sebentar.

Pintu masuk apartemenku langsung aku buka dan diriku mendapati salah satu penghuni apartemen yang tinggal disebelahku tengah berdiri sembari memegang sebuah amplop coklat di tangannya. "Apakah ada sesuatu?"

"Kepala pengurus apartemen ini memintaku untuk mengantarkan amplop ini kepadamu. Dia menyampaikan kalau isi amplop ini merupakan hal sangat penting untuk dirimu." Penghuni tersebut bergegas memberikan amplop itu kepada diriku.

"Ahh... terima kasih. Maaf harus merepotkan anda untuk mengantarkan ini." Diriku langsung membungkuk sedikit untuk meminta maaf setelah menerima amplop tadi.

"Tidak perlu minta maaf begitu. Lagipula, dirimu merupakan salah satu penghuni apartemen ini yang terbilang masih muda. Jadi kalau ada sesuatu yang kamu butuhkan, bisa minta kepada diriku maupun siapapun di tempat ini"

"Tentu saja. Aku akan terus mengingatnya."

"Kalau begitu, aku akan kembali ke tempatku. Sampai jumpa lagi, nak"

"Sampai jumpa juga."

Aku melambaikan tanganku sembari tersenyum sesaat kepada penghuni tadi lalu bergegas menutup kembali pintu masuk dengan cukup rapat. Melihat amplop yang sudah ada di tangan membuat perasaanku jadi cukup berdebar karena isi didalamnya sudah pasti merupakan balasan yang telah ditunggu-tunggu.

Kakiku mulai melangkah menuju ruang keluarga yang menyatu dengan area dapur. Aku langsung duduk di atas sofa sambil terus memperhatikan tampilan amplop coklat tersebut sebelum memutuskan untuk membukanya.

'Kalau dilihat dari tampilan amplopnya tampak masih polos dengan hanya terdapat tulisan namaku dan alamat tempat ini. Meski begitu, amplop ini berisi sesuatu yang cukup besar didalamnya jika diperhatikan dari bentuknya yang seperti menggembung.'

Sebelum membuka amplop tersebut dan melihat isinya, aku menarik nafas cukup dalam untuk bisa menenangkan diriku. Setelah berhasil menenangkan diri, amplop tersebut langsung aku buka dan mengeluarkan isi didalamnya. Melihat isinya membuat diriku cukup tercengang dan kebingungan.

"Sebuah arloji hologram dan sepucuk surat!? Aku tahu surat ini akan berisi apa yang aku perlukan. Tetapi, aku masih tidak tahu sama sekali maksud dari arlogi ini." Aku memperhatikan arlogi itu secara seksama dari dekat.

Arloji itu memiliki bentuk layaknya jam arloji digital kalangan pria pada umumnya tetapi memiliki kombinasi warna yang terbilang cukup tidak biasa yaitu hitam dengan sedikit aksen oranye pada beberapa bagian. Tanpa berpikir lama, aku menyalakan tampilan arloji tersebut dengan menekan salah satu tombol yang ada. Tampilan hologram yang muncul setelah dinyalakan berupa hitungan mundur dengan detil waktu tertera diatasnya.

"Kunci waktu, ya? Cukup klasik juga." ucapku setelah mengutak-atik arloji tersebut untuk mencoba mengakses beberapa hal tetapi berakhil nihil.

Pandanganku langsung teralihkan pada sepucuk surat yang masih bergeletak di atas meja. Aku bergegas mengambilnya lalu membaca isinya sambil meletakkan arloji tadi ke atas meja. Surat itu terlipat dengan sangat rapi dan memiliki kop surat layaknya surat resmi yang ditujukan kepada suatu instansi.

Kepada Fujimiya Hinako,

Kami ingin memberitahukan bahwa kami telah menerima formulir pendaftaran yang anda isi dan serahkan kala itu. Setelah melakukan beberapa pertimbangan, kami telah memutuskan hasil dari pendaftaran tersebut. Hasil tersebut dapat diketahui pada alroji yang telah kami kirimkan bersama surat ini. Semoga anda mendapatkan hasil yang diinginkan.

Pikiranku langsung bisa menangkap dengan cepat maksud dari arloji tadi setelah membaca keseluruhan isi surat tersebut. Dengan cepat aku mengambil kembali arloji tadi dan menyalakan kembali tampilan hologramnya. Hitungan mundur sudah berada pada satu menit terakhir dan terus bergerak mundur. Jantungku terus berdetak cukup cepat karena tidak lama lagi aku akan mendapatkan jawaban yang aku cari.

'10... 9... 8... 7...' Aku terus menghitung mundur didalam hatiku sambil terus memperhatikan tampilan tersebut.

'6... 5... 4...' Jantungku mulai berdetak semakin cepat karena perasaanku semakin menjadi-jadi.

'3... 2... 1...'

Tidak lama kemudian, sebuah pesan hologram muncul dari tampilan arloji tersebut. Pesan hologram tersebut menampilkan bentuk seseorang yang mengenakan beberapa peralatan militer seperti rompi dan sebuah earset pada salah satu telinganya. Aku langsung memasang raut wajah cemas sambil menaruh harapan untuk hasil yang diinginkan.

[Selamat!! Anda telah terpilih untuk bisa menjadi salah satu bagian dari usaha penting dalam membantu pihak militer dalam menjalankan tugas mereka yaitu tenaga paramiliter.]

Mendengar kalimat tersebut, diriku merasa sangat senang karena hasil yang aku dapatkan sesuai dengan apa yang telah aku inginkan ketika mendaftarkan diri pada saat itu. Aku tidak bisa berkata-kata lagi karena begitu senang mendapatkan balasan yang telah lama ditunggu. Diriku kembali mendengar kelanjutan dari pesan tadi karena masih belum selesai

[Sebagai tenaga paramiliter, anda berhak mendapat kebebasan untuk menjelajahi area di luar kamp beserta kepemilikan senjata api secara personal. Tidak lupa, salah satu kewajiban tenaga paramiliter adalah untuk membantu kelancaran tugas pihak militer serta keamanan kamp pengungsian dari ancaman di luar sana yang bisa saja menyerang sewaktu-waktu...]

[Semua tenaga paramiliter berasal dari penduduk sipil yang dengan sukarela mengorbankan waktu dan tenaga mereka untuk membantu meringankan tugas pihak militer. Meski tidak memiliki latar belakang mengenai hal-hal berkaitan dengan militer sebelumnya, seluruh tenaga paramiliter akan dibekali dengan kemampuan dan pengetahuan yang mampu membuat mereka dapat bertahan pada kondisi apapun bahkan kondisi terburuk sekalipun.]

"Memang benar, kebanyakan penduduk sipil tidak memiliki sedikit pengetahuan pun mengenai hal-hal berbau militer, baik dari memegang senjata maupun hal-hal lainnya yang berkaitan dengan kondisi darurat militer. Satu hal yang sudah pasti diketahui banyak orang hanyalah pengetahuan mengenai menghadapi bencana alam terutama gempa bumi dan tsunami." Gumamku cukup pelan sambil mengingat kembali apa yang telah lama aku pelajari.

Aku bergegas fokus kembali mendengarkan sisa pesan tersebut karena sudah berada di bagian terakhir menurut progress bar  pada tampilan hologram tersebut.

[Sekali lagi aku ucapkan selamat atas keberhasilan anda menjadi tenaga paramiliter. Maka dari dari itu, ijin akan aku mengucapkan satu hal kepada anda sebagai penutup.]

[Selamat datang di organisasi paramiliter kami yang bernama....]

[...The Division.]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top