Wabah Manusia
Rasa penasaran yang kecil. Semua berawal ketika perasaan dari lubuk hati ini muncul. Bisikan kecil, terdengar sedikit nakal. Seakan menyeruku untuk melakukan tindakan di luar batas wajar. Sesuatu yang selama ini kutunggu, memacu adrenalin untuk memulai era baru. Apa yang selama ini ada di dunia akan berubah dalam satu malam.
Sebuah bubuk kecil. Berisikan segala harapan dan ambisi yang tidak tergoyahkan. Meski dalam hati aku masih merasakan getaran jiwa yang tidak bisa dikendalikan, aku berusaha keras untuk tetap tenang selagi mengaduk bubuk kecil itu menjadi sebuah ramuan.
Dunia baru yang kami tempati bukanlah tempat yang ideal. Semua perjuangan mereka untuk “menghindari kiamat” telah gagal. Namun, itu tidak akan membuat semangatku gugur. Pastinya ras kami akan selalu menjadi yang paling unggul.
Makhluk-makhluk penghuni dunia baru ini tampak janggal. Mereka begitu rapuh, tapi memiliki semangat yang begitu tinggi untuk hidup. Meski sudah kuhancurkan harapan mereka untuk kembali hidup seperti yang selama ini dijalani, makhluk kecil itu masih merasa yakin jika suatu saat kami akan terusir.
“Ini bukan duniamu!” Itulah seruan yang sering dilontarkan makhluk kecil itu.
Mereka mungkin mengira kulit hijau dan licin milik kami ini sama lemahnya dengan kulit kekuningan mereka. Namun, begitu mereka gunakan senjatanya kepada kami, barulah mereka sadar bahwa makhluk seperti ini tidak akan merasa sakit hanya dengan benda panas kecil yang ditusuk paksa ke raga.
“Makhluk asing! Pergi sana!” Kudengar salah satu teriakan dari makhluk kecil kekuningan itu.
“Asing? Kau pikir hanya rasmu saja yang berhak hidup di semesta yang tercipta untuk kita semua?” sahutku dengan tenang. Kubiarkan tangannya yang gemetar berusaha untuk menarik pelatuk ke wajahku.
Namun, tentu dia tidak akan berani.
“Makhluk asing, jangan jajah negeri kami!” Dia kembali berseru, masih dengan senjata kecil yang dipegangnya secara gemetar.
Aku campurkan bubuk kecil itu ke dalam cairan. Tanpa berlama-lama, kumasukkan ke dalam tubuh makhluk itu melalui lehernya. Dia meronta selama beberapa saat, tubuhnya memberontak hendak mengeluarkan cairan yang kuberi padanya. Perlahan tapi pasti, makhluk itu akan menjelma menjadi kami.
Dia akan menjadi bagian dari kami. Bersama, kami akan hidup di dunia baru ini!
Aku lihat matanya yang tampak berkaca, hanya terlihat pantulan wajahku. Bibirnya gemetar selagi tubuhnya berjuang untuk menolak cairan itu menyebar di dalam dirinya.
“Kumohon ...” Dia berucap dengan lirih. “Aku masih ingin hidup.”
“Kamu akan terus hidup,” balasku, tanpa menunjukkan perasaan apa pun selain berharap dia segera menjadi bagian dari kami. “Kamu akan melanjutkan kisahmu dalam lembaran baru. Terlahir kembali menjadi wujud yang sepantasnya.”
Dia membuka mulut, tampak berjuang untuk bicara. Namun, cairan itu membuatnya bungkam. Tubuhnya menegang hingga perlahan mulai menyerah dan menerima takdir barunya. Dia telah menjadi bagian dari kami.
________
Cermin by KiprangNovel323
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top