Klinik Orang Mati
Sidu baru saja tiba di distrik Stratosfer II, masih dengan baju pelindung melekat, dan Aqua sudah menerjang tubuhnya. Keduanya bertukar rindu sesaat, sebelum Sidu menyadari bahwa gadis itu baru saja melewati dinding tanpa mengenakan baju pelindung. Ia menyeret si gadis ikal masuk ke dalam dinding penampungan.
“Maizen bagaimana?”
“Di ruang penanganan.”
Sidu segera melangkah menuju lift. Sudah hampir sebulan ia pergi keluar dinding, sehingga ia tidak tahu jikalau kasur Maizen telah dipindahkan ke ruang penanganan khusus. Ia menemukan adik kecilnya, kap oksigen terpasang, membantu paru-paru lemahnya untuk bertahan sedikit lebih lama lagi. Wajah lusuhnya mengisyaratkan segaris kebahagiaan ketika melihat Sidu.
“Selamat datang.”
“Aku menemukan yang kau butuhkan.”
Maizen terbelalak, “Kau menemukan dokter itu?”
Sidu mengangguk, “Dia mau membantu.”
“Tapi kak!” Maizen berseru, “Jika ketahuan kau akan dikeluarkan dari korps! Kita, kita tidak bisa tinggal di luar distrik!”
“Stratosfer V akan jadi rumah baru kita.”
“Memangnya masih ada kehidupan disana?”
Sidu dan Aizen membeku, tidak menyangka Aqua sudah mendengarkan. Sidu tidak punya waktu untuk menjelaskan. Ia melepas tabung oksigen Maizen dari raknya, lantas menggendong gadis kecil itu beserta tabungnya. Suster yang berjaga bahkan tidak menghentikan.
Kembali ke kediaman ketiganya, Sidu sudah sibuk mengamankan baju lindung milik Maizen. Aqua tidak lama datang, dengan tiga tabung oksigen berukuran besar yang telah terisi penuh di kereta tariknya.
“Masih banyak sekali deposit yang kau dapatkan sejak ekspedisi kemarin. Tidak akan berguna di stratos V.”
“Kau bisa—”
“Aku ikut kalian!”
Sidu menyipitkan matanya, “Distrik ini membutuhkanmu.”
“Sudah banyak ahli kebun di tempat ini! Justru, aku yakin stratos V akan jauh lebih membutuhkanku.”
Sidu menahan napas Meski tidak nampak jelas, tersirat sedikit kelegaan mendengar Aqua yang bersedia ikut. Gadis itu akan banyak membantu di perjalanan keluar distrik. Setidaknya, ia dapat menjaga Maizen jikalau mereka berpapasan dengan makhluk asing.
Dengan demikian, perjalanan ketiganya untuk mencapai Stratosfer V pun dimulai. Membutuhkan waktu sekitar satu minggu dengan perjalanan kaki.
Mereka sampai pada gerbang Stratosfer V pada hari ke sembilan. Bertepatan dengan oksigen yang menipis, mendadak saja ketiganya dikejutkan dengan serangan para alien. Energi Sidu sudah berada di ambang, tetapi ia tidak punya pilihan sebagai penarik perhatian sementara Aqua membawa Maizen ke dalam dinding.
Namun, baru saja mengeluarkan busur besinya, mendadak sebuah laser besar menembus dan menerjang salah satu alien. Laser tersebut bermuara dari dinding Stratosfer V. Melihat salah satu kawannya musnah begitu saja membuat kawanan alien yang lain murka. Satu lagi laser menembus, dan seketika ketiganya tahu untuk segera berlari menuju dinding.
Dinding besi Stratosfer V terbuka sedikit, dan ketiganya terjatuh ketika baru saja melewati gerbang, Maizen ada di pelukan Aqua. Begitu sadar, pemandangan yang mereka lihat adalah orang-orang tanpa pelindung yang menatap waspada. Tidak seperti Stratosfer II, area di dalam dinding di tempat ini sudah dipenuhi oleh oksigen.
“Kau menggunakan busur? Pantas saja orang-orang dari II tidak maju-maju!”
Seorang berjas putih membelah kerumunan warga V yang mengerubungi.
“Turunkan kecurigaan kalian. Dia tentara yang selalu membawakan organ alien kepada kita.”
Ia menyeringai, “Sekarang, mana pasien yang akan kuganti paru-parunya dengan milik alien?”
___________
Cermin by turmalin_
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top