34 - Regu dan Rencana

"Tidak perlu menjadi orang besar agar bisa membantu banyak orang. Terkadang, tindakan kecil yang remeh saja sudah mampu menolong dunia."

<Re-Search>

=/•🗝️• \=

"Hah?! Yang bener aja!"

Dua belas manusia yang tadi sibuk menatap HP seketika menoleh pada Aze yang sedang membuka laptopnya di sudut ruang santai. Wajah pemuda itu sama sekali tidak santai. Raut terkejut terpampang jelas di sana.

Mereka, tim A selain para guru, sedikit menggerutu kesal. Suara melengking Aze itu benar-benar mengganggu.

Sekedar informasi. Hari telah berganti. Perseteruan malam itu berakhir dengan kemenangan Amanda. Gadis itu benar-benar membungkam Infinity dan Galaxy, membuat wajah keduanya merah padam menahan kesal.

Tidak mengherankan sih. Jika saja siswa-siswi satu sekolah mau bersungguh-sungguh menekuni bidang masing-masing, dapat dipastikan para Chaseiro muda ini lebih dari sanggup untuk menundukkan dunia di bawah kekuasaan mereka.

Oke, itu tadi agak berlebihan. Tapi sungguh, Chaseiro tahun ini memang sehebat itu. Ah, lupakan. Kits kembali ke tim A.

Kini, mereka sedang berkumpul di ruang santai yang tersedia, menunggu pengumuman daftar lomba beserta teknis pelaksanaannya. Ketimbang siswa yang akan ujian, tim ini lebih mirip sekumpulan ilmuwan yang bersiap melakukan peneroran masal.

Sekilas, semua hal yang mereka lakukan memang terlihat tidak berguna, tapi sebenarnya mereka sedang bersiap untuk sesuatu yang sangat luar biasa. Pekikan Aze barusan membuat mereka merapat, mendekati pemuda itu-laptop pemuda itu tepatnya.

"Apaan, Kak?" tanya Halza penasaran.

Aze tidak menjawab. Sebagai gantinya, pemuda itu memutar laptop, menyuguhkan informasi yang sukses membuat yang lain ikut terkejut.

Penasaran? Ayo kita intip bersama.

————|∆∆∆|————

Rabu, 08 Juli 2021. 07.03 WIB.

Game List Announcements

Yo, Chaseiro!

       Seperti janji Master sebelum keberangkatan kalian, maka akan Master umumkan detail teknis ujiannya di sini.

       Yang pertama. Karena kita akan mengambil tiga orang pemenang, berikut adalah pengelompokan untuk regu 1, 2, dan 3.

REGU 1:
1. TIM A
2. TIM B
3. TIM E
4. TIM H
5. TIM M
6. TIM P
7. TIM Z

REGU 2:
1. TIM K
2. TIM W
3. TIM F
4. TIM J
5. TIM N
6. TIM R
7. TIM U

REGU 3:
1. TIM Q
2. TIM D
3. TIM G
4. TIM L
5. TIM O
6. TIM S
7. TIM V

Catatan: Tim I terdiskualifikasi karena ketahuan berniat membobol sistem pulau.

       Oke, lanjut. Sesuai dengan regu di atas, kalian akan bertanding mengikuti jadwal di bawah.

       Untuk jenis lombanya, silakan diskusikan dengan lawan kalian lalu isikan di formulir terlampir. Ini daftarnya:

1. Racing Mario ^
2. Human Hamsterball ^
3. Shot the Point ^
4. Astronot Moon Walker ^
5. Free Fire Survival ^
6. Save the Bomb ^
7. Death Hide and Seek ^
8. Police Patrol ^
9. Lock the Clock ^
10. Super Soccer ^
11. Jungle Animal Hunter ^
12. Giant Chess ^
13. Labirin Kaca ^
14. Panco? Panco! ^
15. Ular Tangga Pedang ^

       Masing-masing ujian memiliki batas maksimal untuk dimainkan, jadi segeralah memilih sebelum kehabisan permainan. Masing-masing pemenang dari tiap-tiap regu akan diangkut ke Pulau Apala untuk ujian akhir.

       Segitu saja pengumuman sementara ini. Selamat berjuang. Selamat bersenang-senang. Berjumpa lagi di ujian akhir babak final.

Wakil kepala sekolah,

Miss Dream

————|∆∆∆|————

"Sekolah edan! Iki sajane sekolah apa panggonan pelatihan se? Ujian kok kaya tes kemiliteran," dumel Hasna marah.

Yang lain setuju dengan Hasna. Ujian pemeringkatan SMA Chase terlalu tidak masuk akal!

"Padahal tahun kemarin gak kayak gini," imbuh Violla.

"Memangnya tahun lalu ujiannya seperti apa? Bisakah salah satu dari kalian menjelaskannya?" tanya Freya spontan.

Dia menatap bingung mereka. Sebagai siswa baru, gadis ini tentu tidak tahu apapun perihal ini kecuali melalui informasi yang dia baca di perpustakaan sekolah.

Selain Freya, Halza juga tidak kalah bingungnya. Dia masih kelas 10, jadi dia belum pernah mengikuti ujian pemeringkatan.

"Sis—,"

Tok ... tok ... tok ....

"Yo! Bagaimana perkembangannya?"

"Bapak yakin kalian sudah memprediksi ini. Jadi, apa rencana kalian ke depannya?"

Tanpa salam, tanpa sapaan. Indri langsung mengajukan pertanyaan sederhana yang memancing emosi mereka.

Bagus sendiri juga tidak kalah menyebalkannya. Bukannya marah karena Indri yang bersikap seenaknya, pria itu justru menambah beban pikiran mereka.

Decakan protes terdengar jelas. Tanpa banyak kata, Aze melepaskan layar laptopnya, membuatnya berubah menjadi tablet secara otomatis. Begitu sistem siap, layar 10 inchi itu dilemparnya, membuat benda pipih ini melayang mengarah pada Bagus.

Shut ....
Tap!

Astaga ... mau copot ini jantung rasanya!

Untung saja Bagus bisa menangkap persegi panjang pipih itu. Jika saja tidak, sudah dapat dipastikan jika tablet kesayangan Aze akan hancur berkeping-keping akibat menabrak dinding.

Bagus membaca sekilas informasi tertera di layar kaca yang menyala itu. Di sampingnya, Indri berjinjit setinggi mungkin sambil berpegangan pada pundak gurunya, mengintip apapun yang tengah diperhatikan oleh Bagus itu.

"Ah, begitu rupanya. Itu artinya, kalian kosong bukan sekarang ini? Ayo ikut Bapak. Kita berkumpul bersama tim K dan tim Q di halaman depan. Ada yang ingin kami diskusikan dengan kalian."

=/•🗝️• \=

"Baik. Terima kasih sudah datang. Saya hanya ingin membicarakan sesuatu," kata Adam tegas.

Pria itu menatap kelima guru lainnya, meminta persetujuan. Setelah mendapat ijin berupa anggukan, barulah ia meneruskan kalimatnya.

"Seperti yang kalian, tahun kedua dan ketiga tahu, ujian pemeringkatan kali ini berbeda dari sebelumnya."

"Benar, Pak. Ujiannya terlihat terlalu melenceng dari materi sekolah. Berbeda dengan dua tahun sebelum ini yang ujiannya menyangkut pautkan semua dengan pengetahuan akademis," jawab Misaki setuju.

Indri mengangguk setuju. Mulutnya terbuka, melanjutkan penjelasan dari sudut pandangnya.

"Ibu yakin kalian semua tahu jika Ibu merupakan alumni sekolah ini. Di masa Ibu bersekolah sekalipun, ujian pemeringkatan tidak pernah seaneh ini."

"Itu artinya, ada sesuatu yang tidak beres di sini. Keempat penguasa itu seakan tengah mempersiapkan sesuatu," kata Violla menyimpulkan.

"Benar. Kami merasa ada sesuatu yang tidak beres di sini. Oleh karena itu, kami ingin meminta bantuan kalian, 18 anak terbaik yang ada di sekolah ini."

"Maaf menyela, Pak Bagus. Ada sesuatu yang ingin saya tanyakan pada mereka sebelum pembicaraan ini diteruskan," potong Yanto sopan.

"Silakan."

"Kalian semua adalah anak-anak terbaik sekolah ini. Meski begitu, tetap saja kalian adalah remaja yang lebih menyukai kebebasan. Apa Bapak salah?"

Gelengan serentak didapat Yanto dari 18 remaja yang berdiri berkerumun itu.

"Nah. Sebelum lanjut, Bapak ingin bertanya. Apakah kalian mau melakukan apapun ini?" tanyanya tegas.

Mereka saling tatap, berdiskusi mengandalkan sorot mata. Perlahan, anggukan samar terlihat, diiringi kesediaan mereka mengemban tanggung jawab besar.

"Bapak harap kalian tidak menyesal," kata Budi memastikan.

"Oh, ayolah. Kami ini bukan anak kecil yang suka bergonta-ganti pilihan," kesal Jordan.

"Sekalipun kami menolak, tidak akan mungkin kami dibiarkan bergerak bebas. Lagipula, kalian bukanlah pembunuh atau psikopat. Tidak mungkin kalian mengembankan tugas gila pada kami," imbuh Kirana.

"Oke. Ini keputusan kalian. Tugas kalian hanya satu: menangkan ini dan cari tahu alasan ujian pemeringkatan. Kalian sanggup?"

Pertanyaan Winda disambut senyum miring mereka.

"Ibu ngeremehin nih, ceritanya?" Tantang Revan.

"Kalian pasti tahu jawaban kami," timpal Rizal.

"Oke. Semoga sukses."

1103 kata
21 Juli 2021

____________________________________________________________________________

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top