07 - X-Class

"Harus bangga pada diri sendiri. Jika kamu saja tidak bangga, justru merendahkan diri, bagaimana kamu bisa berteriak pada dunia bahwa kamu mampu?"

<Re-Search>

=/•🗝️• \=

"Ho, ho, ho. Pagi Chaseiro! Hari ini free class. Ada siswa dari SMA Himekara studi banding ke sini. Harap jaga sikap jika tidak ingin didepak."

"Bangs*t! Kepsek gak ada akhlak!"

Wow, baru saja pengumuman selesai, Revan sudah mengumpat keras di dalam kelas.

"Santai aja kali, Bro. Emosi bener," balas Hasna geleng-geleng.

"Tahu gitu gue gak masuk. Adek gue sakit, di rumah sendiri, dan gue sekolah tapi jamkos. Anj*ng!"

Semua geleng-geleng, kebal dengan sikap bar-bar Revan. Semua, kecuali Nadira. Gadis itu hanya diam menunduk, menyembunyikan wajahnya di balik hijab serta lipatan tangan.

Jujur, Nadira ketakutan. Suara Revan sangatlah keras dan penuh amarah. Wajah beringas Revan yang melotot tajam semakin menambah ketakutannya.

Semua menangkap gelagat aneh Nadira, menatap gadis itu khawatir. Pada akhirnya, tatapan tajam mereka layangkan pada Revan.

Revan yang ditatap demikian bersikap acuh, tapi berhenti berulah. "Gue laper. Ayo ngan—"

"Assalamu'alaikum. Semua duduk, ada pengumuman."

Batal sudah rencana Revan. Entah bagaimana, Bagus bisa mendadak muncul dari pintu belakang yang biasanya selalu terkunci.

Meski kesal, mereka kembali duduk ke bangku masing-masing. Sementara sang guru masuk diikuti 2 orang siswi berseragam berbeda yang berjalan menunduk.

"Mereka siswi SMA Himekara yang akan mengikuti kegiatan kalian seharian ini. Kenalkan diri kalian."

"Allula Shakespeare, Lula."

"Lidya Newton, Lidya."

"Baik. Bapak harus pergi. Jangan membuat keributan. Paham, Revano?"

Decakan terdengar dari bibir bertindik itu. Matanya menatap malas, bosan dengan peringatan berbau ancaman itu.

"Revan dengan kami, Pak. Bapak tenang saja," pungkas Alvand sebelum Revan sempat bersuara.

Bagus mengangguk singkat, lalu melangkah keluar begitu saja. Kelas mendadak hening dan canggung, semua bingung untuk memulai obrolan.

"Kok diam? Kita tidak berkenalan?" Celetukan polos dari Freya membuat semua terkekeh kaku.

"Bener juga. Kenalin, gue Thariq, itu Revan, Jun, Aze, Bang Alvand, Nadira, Hasna, Violla, Halza, sama Freya." Tahriq mengenalkan tim besar Chaseiro-X.

"Riq, ada kegiatan gak? Kalau gak, gue cabut."

Astaga Revan ... bisa-bisanya anak itu sudah bersiap pulang di jam 8 pagi. Apa coba yang ada di otak preman satu ini?

"Kita main tebak-tebakan aja gimana? Kalau main game nanti Lula dan Lidya gak bisa gabung," saran Jun.

Setelah sepakat, mereka duduk melingkar di karpet beludru di belakang kelas. Untuk sesaat mereka saling diam, menunggu botol air mineral Aze yang diputar Thariq berhenti bergerak.

Perlahan, botol melambat, berhenti dengan tutup botol yang mengarah tepat pada si pemilik botol. Mendapat giliran, senyum Aze terpatri sempurna, membuat siswi dari SMA Himekara terpana.

"Oke. Kode keamanan cy—"

"Kak Aze! Kita udah sepakat, bukan?" Protesan Freya membuat Aze menepuk dahinya pelan.

"Sorry, gue lupa. Gak boleh bidang sendiri, ya? Bentar."

Jemari itu bergerak mengetuk dagu, berpikir. Selang beberapa detik, senyuman terpatri di wajah Aze.

"Ah! Ini aja deh. Sebutkan teori terbentuknya tata surya dan jelaskan!"

Lula dan Lidya melongo mendengarnya. Pertanyaan barusan jelas bukan pertanyaan siswa SMA. Mereka berdua hanya bisa diam menyadari perbedaan level antara kedua sekolah.

"Teori pembentukan tata surya, ya? Kalau aku tidak salah ingat, ada teori nebula, teori awan debu, teori planetesimal, teori pasang surut, dan teori bintang kembar."

Freya, penjawab pertanyaan, menjeda kalimatnya. Dia menatap temannya satu persatu sebelum berujar, "Akan tetapi, aku tidak tahu rinciannya. Sumber yang aku baca tidak memberikan keterangan lebih lanjut."

Tawa kembali mengudara di ruangan itu. Sungguh, ekspresi Freya saat ini sangatlah lucu. Pipi memerah malu, mata menyipit, dan mulut yang nyengir menampilkan deretan gigi yang salah satu giginya rumpang karena pergantian gigi.

"Kak Aze, boleh jawab?" Pertanyaan itu diutarakan oleh Violla, satu-satunya yang tidak tertawa sedari tadi.

"Kalau lo tahu," kata Aze enteng.

"Pertama, teori nebula—terbentuknya tata surya dari gumpalan kabut panas yang berputar perlahan. Kedua, teori awan debu—terbuntuknya tata surya dari awan debu atau gas dingin yang berputar cepat."

Violla berhenti sejenak. Dia yang tidak terbiasa berbicara banyak, memilih untuk berhenti setelah berbicara sekitar dua kalimat agar tenggorokannya tidak sakit.

"Ketiga teori planetesimal—terbentuknya tata surya dari gravitasi matahari dengan bintang yang berakibat partikel matahari tertarik bintang. Keempat, teori pasang surut—terbentuknya tata surya dari gravitasi matahari atau partikel & gas matahari tertarik bintang dengan membentuk cerutu."

Penjelasan terjeda lagi. Kali ini lumayan lama. Sepertinya tenggorokan Violla sakit. Dia terbatuk beberapa kali, membuat Aze membuka botol yang dipakai untuk mengundi giliran dan menyodorkannya pada Violla.

"Minum dulu gih. Lo gak biasa bicara banyak, kan."

Gadis itu mengangguk. Meminum air tersebut beberapa teguk sebelum menyampaikan teori terakhir.

"Terakhir, teori Bintang Kembar—terbentuknya tata surya dari tumbukan dua bintang berukuran sama. Sumber, https://brainly.co.id." Penjelasan diakhiri gadis itu setelah menyebutkan sumber dari informasi yang dia paparkan.

Aze mengangguk. Yang lain saling tatap, tersenyum puas akan jawaban Violla. Tangan Aze bergerak untuk memutar botol itu lagi untuk melanjutkan permainan.

Botol berputar, semakin lama rotasinya semakin melamban. Saat botol sudah berhenti, satu tepukan tangan terdengar dari Freya.

"Giliran Kak Hasna!"

Jun tersenyum dengan sebelah alis yang terangkat, menatap Hasna dengan sorot menantang. Hasna sendiri menatap wajah teman-temannya sebelum mengutarakan sebuah pertanyaan konyol.

"Apa terjemahan 'Thariq tersandung semut sampai terjungkal' dalam atbash code?"

Tanpa aba-aba, tawa mereka pecah. Bahkan, Violla yang sedari tadi hanya berwajah datar ikut tersenyum tipis. Di sisi lain, Thariq, si korban, hanya mengelus dada sabar.

"Gszirj gvihzmwfmt hvnfg hznkzr gviqfmtpzo. Puas?!" jawab pemuda itu kesal karena tidak ada yang menjawab.

"Hafal bener lo sama atbash code. Dasar maniak bahasa," ledek Revan di sela tawa.

Hasna menghentikan tawanya dan kembali memutar botol. Permainan terus berlanjut, satu persatu anggota X-Class mendapat giliran. Pertanyaan mereka benar-benar 'mengerikan'.

Bayangkan, saat giliran Freya, gadis itu meminta rincian singkat tentang salah satu gedung terkenal di dunia, burj khalifa. Nadiralah yang menjadi sosok yang menjawab pertanyaan itu.

"Diambil dari bahasa Arab, برج خليفة, artinya 'Menara Khalifa'. Awalnya, menara ini disebut Burj Dubai. Burj khalifa itu gedung pencakar langit di Dubai, Arab. Diresmikan 4 Januari 2010 dengan tinggi 828 meter."

Beda Freya, beda pula Jun. Pemuda itu menanyakan perihal fakta unik mengenai tubuh manusia.

"Bersin terlalu keras dapat mematahkan tulang rusuk."

"Kadar kekentalan air dan darah itu sama."

"Menekuk dan memelintir jempol dapat menyebabkan patah tulang."

"Manusia tidak pernah bernafas dengan kedua lubang hidung."

"Kita tidak bisa bersin dengan mata terbuka."

"Sebenarnya kita mampu bersiul dengan posisi bibir meringis."

"Lingkar pinggang kita setara dengan lingkar lengan dari kepalan tangan hingga siku."

"Tinggi badan manusia setara dengan jarak antara kedua ujung jari tengahnya saat merentangkan tangan."

"Ukuran pinggang celana dapat diukur dengan melingkarkan pinggang celana ke leher, sementara ukuran kaus kaki dapat diukur dengan melingkarkan kaus kaki ke kepalan tangan."

Begitulah secuil pertanyaan siswa-siswi kelewat jenius ini. Lula dan Lidya yang ikut bermain sedari tadi hanya diam menyimak. Pertanyaan yang diajukan terlalu 'menakjubkan' untuk ukuran anak SMA.

Botol kembali berputar, bertambah lambat, dan berakhir dengan tutup menunjuk Lula.

"Akhirnya .... Jadi, lo mau tanya apa?" kata Alvand lega. Dia agak sungkan saat sedari tadi botolnya tidak berhenti pada Lula maupun Lidya sama sekali.

"Aku harus tanya apa coba? Otakku gak seencer kalian," kata Lula bingung.

"Tanya apa aja gak apa. Gak harus tanya soal pelajaran kok," kata Halza.

"Uhm ... oke. Bahan baku ram—"

"Lula," desis Lidya memotong ucapan kawannya.

Lula refleks menutup mulut, menarik perhatian yang lain. Umpatan lirih diutarakan Lidya sebagai bentuk kekesalannya. Setelahnya, dia segera mengajukan pertanyaan random untuk menutupi kesalahannya barusan.

"Buku kodenya U, kacamata kodenya A, Lele kodenya?"

"E bukan?" jawab Jun spontan.

"E–eh?! A—M–maksudku, b–benar."

Kriiing ....

"Kantin?"

"Huum. Kalian, mending ikut. Habis makan kita keliling sekolah."

"Iya."

1244 kata
30 Mei 2021

____________________________________________________________________________

(≧▽≦)Kamus mini cerita(≧▽≦)

Atbash code : kode di mana A=Z, B=Y, dan seterusnya.

Assalamu'alaikum minna~

Hika update lagi, hehehe ....

Sebenarnya, chapter tadi itu sebagai ganti karena kemarin Hika tidak update, sementara chapter ini adalah update untuk hari ini.

Semoga kalian suka,

Ja, wassalamu'alaikum ....

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top