41 - Dua Magician Muda

"Ketika hati bekerja dan otak kalah, kau tak akan menyangka sekuat apa ragamu akan berusaha."

{Magician}

<ᗕ۝ᗒ>

"Mati?"

"Jangan konyol. Kami—,"

"—hanya menyatukan sumber sihir yang awalnya memang satu!"

Dot geram. Dia sama sekali tak menyangka, kembar gila yang menjadi kebanggaan para jake Magician berani berbuat sejauh itu. Tangan Dot terulur, berniat memutus untai sihir itu jika saja Sheila tidak bersuara.

"Kalau kau cerdas, kau tidak akan melakukannya. Memutus untai sihir yang sedang dialiri energi akan memicu ledakan yang sanggup memecah sebuah pulau menjadi dua," katanya diakhiri seringai.

Ya, Sheila benar. Untai sihir yang sedang aktif, akan meledak jika diusik mendadak. Jika sampai untai itu rusak, sudah bisa dipastikan bahwa Underground akan binasa.

"Kalian ...."

Dot kehabisan kata-kata. Pemuda itu sangat marah. Tanpa ragu, dia menyerang Sheila. Uniknya, seakan sepemikiran, Sheila langsung masuk mode bertarung, sementara Sarah gantian menyalurkan energi.

Kobaran api yang sangat besar muncul, menciptakan kubah lava yang mengerikan. Ted dan Ivana tidak tinggal diam. Keduanya bekerja sama, melenyapkan kubah lava itu.

Sayang, kedua sosok yang dimaksud sudah tidak ada di dalam. Kubah itu kosong melompong. Tidak ada lubang di tanah maupun jejak di udara. Rasa geram melingkupi hati ketiga Magician itu.

Tak kehabisan akal, Dot melakukan trik kotor yang membuat si kembar kelabakan. Berhubung dia seorang Magician action, spesialis dimensi, Dot dengan entengnya memasukkan tujuh remaja lainnya ke ruang dimensi buatan.

Sihir penghilang yang mereka pakai seketika dihentikan. Walau raut wajah keduanya tetap datar dan tenang, pikiran mereka sudah kalut tidak karuan. Aish, dasar penjahat terkutuk! Bisa-bisanya bermain curang.

Si kembar itu kembali bertatapan. Setelah sepakat—ditandai dengan anggukan kompak—Sarah segera mengangkat tangannya. Di genggaman gadis itu, Clear berpedar redup.

Dot melotot marah. Lagi-lagi, kembar kebanggaan jake Magician itu melakukan sesuatu di luar prediksi mereka. Sesuatu yang jelas bisa dibilang gila untuk ukuran anak SMA.

"Clear, partikel energi," titah Sarah mutlak.

Kalung itu melebur menjadi cahaya, perlahan bergerak masuk dan terserap dalam tubuh keduanya. Skala HP mereka pun meningkat, jauh lebih tinggi dari ketiga lawan mereka.

Tunggu dulu.

Wand yang menjadi cahaya, cahaya yang menyerap dalam tubuh, dan skala HP yang meningkat. Ini kan—,

"Bagaimana, Dot? Terkejut?" ledek Sheila.

Wajar dia berkata demikian. Wajah Dot benar-benar tampak kaget saat tahu si kembar itu membunuh sebuah wand. Memang, ini bukan pelanggaran. Meski begitu, melakukan ini merupakan sebuah sihir tingkat tinggi yang beresiko besar. Pemiliknya bisa mati jika password-nya cacat.

"Kalian .... Bagaimana mungkin kalian membunuh wand kal—,"

"Ups, maaf saja, ya. Kami Magician tanpa wand, tuh."

Perkataan lanjutan dari Sheila membuat ketiga lawannya lebih kaget lagi. Sebentar. Kalau mereka Magician tanpa wand. Lalu, wand siapa yang mereka lebur?!

"Lalu, wand itu mil—,"

"Ah, ini? Ini bukan punya kami."

"Ini milik kakak kami. Dia memang sudah mati, jadi harusnya tidak ada masalah, kan?"

Jawaban lanjutan yang Sarah dan Sheila berikan membuat Dot, Ivana, dan Ted geram bukan kepalang. Ketiganya segera menyerang, membuat si kembar terpaksa bertindak cepat.

Bola api Ivana, segera Sarah belokkan secara paksa ke arah Ted yang melesat maju menggunakan tombak. Sementara itu, Sheila mengurus Dot, menahan serangannya dengan dinding lava yang menyala-nyala.

Serangan yang datang tidak terhenti di situ. Berbagai serangan susulan muncul, menikam mereka dari segala arah. Akan tetapi, sekali lagi, kembar kebanggaan para jake Magician ini bisa menahan semua.

Memakai sihir secara bersamaan saat dirimu terikat untai sihir sebenarnya sangat berbahaya dan beresiko. Apalagi, mereka melakukan itu setelah menyerap partikel energi dari wand yang sama.

Siapapun dari keduanya yang lebih dulu kehabisan HP, akan langsung lenyap bak partikel cahaya yang otomatis terserap pada diri yang satunya. Itu artinya, kedua gadis ini tidak main-main soal menyatukan sumber sihir yang terbelah barusan.

Ah, mereka tidak hanya menyatukan sumber sihir mereka saja sebenarnya. Melalui tindakan ini, mereka bisa dibilang sedang berusaha menyatukan dua individu menjadi satu kesatuan utuh yang mengerikan.

Dot, Ted, dan Ivana mulai terdesak. HP mereka menipis, seiring dengan banyaknya sihir yang mereka pakai. Stamina mereka juga terkuras banyak, efek dari bergerak ke segala arah untuk memberikan serangan.

Di sisi lain, Sarah dan Sheila menyeringai, puas karena berhasil mendesak tiga Magician kuat sekaligus. Meski begitu, dalam hati, mereka tetap saja was-was. Bukannya apa. Hanya saja, stamina dan HP mereka juga mulai menipis. Mereka tidak yakin bisa bertahan jika diserang sebrutal itu untuk kedua kalinya.

Sarah menepuk bahu Sheila, seakan memberi kode pada adiknya. Sheila menatap balik netra kakaknya, memahami apa yang sebenarnya diinginkan sang kembaran. Lama saling tatap, raut Sheila berubah panik dan tidak percaya, seiring dengan senyuman Sarah yang mengembang.

"Tidak, Kak. Apapun. Lakukan apapun, tapi jangan yang itu," gumamnya lirih.

Sarah hanya tersenyum. Tangannya semakin kuat mencengkram bahu adiknya lembut, menyalurkan keyakinan. Meski begitu, Sheila sama sekali tidak berubah pikiran.

"Aku tidak keberatan. Kita lakukan itu," kata Sarah menguatkan.

"Jangan, Kak. Cukup Edo yang pergi, jangan kau juga."

"Kak!"

Keduanya sibuk berdebat, melupakan keberadaan tiga remaja yang merupakan lawan mereka. Ted yang melihat itu, buru-buru bangkit, bersiap menyerang.

Ivana dan Dot juga tidak ketinggalan. Password healing diaktifkan, menambah jumlah HP yang mereka punya. Seakan ada yang memberi aba-aba, ketiganya menyerang bersamaan—tepat di hitungan ketiga.

"Fokuslah saat berkelahi!" bentak Dot sambil melesat maju.

Si kembar terkejut bukan main. Mereka tidak sempat menghindar maupun memakai sihir. Pasrah, keduanya hanya diam saat terkena serangan dari tiga arah berbeda.

Keduanya melesak ke dalam tanah, terdorong oleh energi super besar yang menekan. Jangan ditanya lagi seberapa sakitnya, nilai HP si kembar saja sudah nyaris menyentuh angka 20—45 tepatnya.

Seringai muncul di wajah ketiga lawan mereka. Ada rasa puas tersendiri dalam diri mereka ketika sanggup mendesak dua jagoan kebanggaan Magic Town.

Dot melangkah mendekat. Kini, dia berdiri di sisi kiri Sarah, yang artinya ada di sisi kanan Sheila, mengingat keduanya berdiri saling memunggungi. Tangannya mengetuk udara kosong di sisi kanannya, memunculkan sebuah lubang serupa black hole.

Tangan Dot terjulur masuk. Begitu keluar, sebuah sabit raksasa bak malaikat pencabut nyawa sudah ada di genggamannya. Sisi tajam dari sabitnya diarahkan ke sisi lain tubuh mereka, sejajar dengan leher, membuat nyawa Sarah dan Sheila bisa melayang dalam sekali tarikan tangan.

"Nah, kalian." Seringai Dot muncul. "Ada kata-kata terakhir?" tanyanya.

"Sheila, aku titipkan klan padamu."

Sheila mendelik tidak suka. "Jangan bodoh, Kak!"

Sarah hanya tersenyum tulus. "Rac—,"

Duar!

"Heh, bangs*t! Mana adek gue?!"

1033 kata
27 Des 2021

==============<⟨•⟩>==============

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top