The King and The Vice Prefect

Sebuah poster tentang pesta kostum tahunan melayang-layang di depan wajah Mirabelle. Ekspresinya tetap datar meski poster itu cukup menganggu waktu membacanya. Siapa lagi kalau bukan ulah teman satu asramanya, Aileen Whiterose. Bukan tanpa alasan Aileen melayangkan poster tersebut, ia hanya ingin temannya ini menghadiri pesta tahunan akademi dan sedikit libur dari waktu belajarnya.

"Kau yakin tidak tertarik, Mira? Setahun sekali, lho," ujar Aileen sembari menggerakan tongkat sihirnya. Lalu, poster itu bergerak ke samping Mirabelle.

"Tidak sama sekali. Aku malas menyiapkan kostum," sahut Mirabelle disertai dengkusan. Gadis itu lantas kembali membaca buku di depannya.

"Kau, kan, tinggal minta kakakmu saja kirim gaun. Biasanya juga begitu."

Mirabelle tidak menjawab, ia lebih memilih membuka halaman dan membaca kalimat yang tertera di atas kertas kusam tersebut. Lagi pula, ia sudah bosan. Selama liburan sekolah, gadis itu selalu diseret untuk menghadiri berbagai acara oleh kakak atau ayahnya. Tentu saja sebagai pendamping mereka. Selain itu, ia memang sengaja menghindari pesta sekolah demi menyelinap ke perpustakaan guna mempelajari sihir-sihir baru.

"Ayolah. Yakin tidak mau ikut? Kau akan menyesal saat tahu Constantine dan Antonia berdansa di sana," kata Aileen sambil tersenyum miring.

Mirabelle mendongak, iris amethyst-nya memperhatikan Aileen yang berdiri di depan mejanya. "Sangat tidak mungkin."

"Kau seperti tidak tahu rumor saja. Ya sudah, terserah kau. Aku mau pergi melihat-lihat katalog bersama Maia, deh." Aileen melambaikan tangan, lalu menarik poster melayang sebelum kakinya melangkah keluar ruang prefect.

Setelah ditinggalkan seorang diri, Mirabelle sama sekali tidak bisa fokus membaca buku. Pikirannya terganggu gara-gara perkataan Aileen tadi. Constantine dan Antonia berdansa di pesta kostum. Memang, rumor tentang Constantine dan Antonia berpacaran itu sudah ada semenjak pemilihan Raja dan Ratu akademi diadakan. Sesuai dengan prediksi Mirabelle, Constantine memang terpilih sebagai Raja akademi. Namun, yang lebih mengejutkannya adalah bahwa Antonia-lah yang terpilih sebagai Ratu akademi, mengalahkan Mirabelle yang sudah menjadi pemenang berturut-turut selama dua tahun. Siapa yang menyangka jika siswi populer dengan kemampuan sihir di atas rata-rata, bahkan mampu menghancurkan pengukur daya sihir gara-gara kelebihan, disalip oleh murid yang dianggap kurang populer.

Nama Antonia baru terkenal setelah kemunculannya di tim Constantine saat kompetisi antar asrama tahun ini, tentu saja tim lawan Mirabelle. Saat itu yang menjadi Antonia terkenal karena perannya sebagai Healer berhasil menarik perhatian seisi akademi, apalagi saat ia beraksi mengobati Constantine dan dianggap sebagai Healer terbaik. Bagi para murid yang haus akan kisah romansa, tentu saja momen ketika Antonia mengobati Constantine sangat romantis. Sebaliknya, di mata Mirabelle justru terlihat menyebalkan.

Sementara itu, Mirabelle sendiri sudah terkenal setelah insiden hancurnya pengukur daya sihir saat masih menjadi murid baru. Ia makin dikenal lagi setelah identitas aslinya sebagai kembaran aktor muda yang sedang naik daun, Vilhelm Holstein, dan terpilihnya dia sebagai Vice Prefect bersama Lune Sunweather. Meski selama di akademi ia menghabiskan hidupnya hanya untuk mempelajari sihir-sihir baru, ia sebenarnya bosan. Kehidupan akademinya tidak terlalu menyenangkan dan jatuh cinta pada Constantine adalah hal baru yang mendebarkan.

Akan tetapi, Mirabelle tidak pernah mengungkapkan perasaannya. Sebab, ia takut pertemanannya dengan Constantine bisa renggang.

Pada akhirnya, Mirabelle menutup buku dan meletakannya di atas meja. Tubuhnya disandarkan ke sandaran kursi seraya matanya menatap langit-langit ruangan. Di benaknya masih terpikirkan seputar rumor yang dimaksud Aileen, termasuk memikirkan seputar pesta kostum.

Di tengah kekalutannya itu, pintu ruangan terbuka. Seorang pemuda masuk sembari membawa laporan keuangan beserta satu tote bag. Senyuman di wajah pemuda itu makin melebar kala melihat Mirabelle yang melamun, tidak sadar jika kini di hadapannya ada seseorang. Lantas, demi mengembalikan lamunan sang gadis, pemuda itu berdeham.

Mirabelle mengerjap, cepat-cepat membetulkan posisi duduknya. Sontak saja matanya membesar melihat seseorang yang sangat ia kenal, Constantine.

"Ini laporan keuangannya," ucap Constantine sambil meletakan buku besar bersampul hitam di atas meja.

"Kenapa kau yang bawa? Ini, kan, tugas Antonia." Mirabelle menyipitkan mata, merasa curiga jika Constantine yang mengerjakannya. "Kau bahkan bukan bendahara."

"Aku menawarkan diri untuk membawakannya padamu, soalnya Tonia sedang sibuk di klub kerajinan—" Constantine kemudian meletakan tote bag di atas meja. "Sekalian aku ingin memberikan makanan."

"Untukku?"

"Iya."

"Terima kasih, Tan. Ah iya, ngomong-ngomong apa kau akan hadir di pesta kostum?"

Constantine terdiam sejenak. Mata birunya menatap Mirabelle sebelum mengalihkan pandangan. "Iya. Kau sendiri, Mira?"

Dalam hati kecilnya, Mirabelle sebetulnya tidak ingin ikut. Namun, begitu mengetahui jika pujaan hatinya akan hadir di pesta kostum, ia tidak bisa tidak hadir. Meski Mirabelle tahu jika Raja dan Ratu Akademi akan membuka dansa pertama, ia masih berharap bisa memiliki kesempatan untuk berdansa dengan Constantine.

"Sepertinya aku ikut, kali ini saja."

"Bagus. Kalau begitu nanti berdansalah denganku."

[]

Kabar jika Mirabelle akan berpartisipasi di pesta kostum berhasil menggemparkan seisi ruangan Prefect. Para anggotanya dibuat terkejut karena Vice Prefect mereka yang jarang sekali mau terlibat dengan pesta yang ada dansanya, kini memutuskan untuk hadir. Aileen sampai menawarkan diri untuk membantu Mirabelle berdandan, sedangkan untuk gaun dan aksesorinya gadis itu dapatkan dari kakaknya. Set gaun itu tiba satu hari sebelum acara. Kostum yang disarankan sang kakak adalah kostum Belle dari kisah Beauty and The Beast. Sebetulnya Aileen sempat menyarankan kostum lain, alasannya ia punya firasat akan ada yang memakainya. Akan tetapi, ditolak Mirabelle.

Hari pesta kostum pun tiba. Acaranya diadakan di aula akademi, bangunan utama. Para murid yang sudah berdandan dengan kostum masing-masing mulai memadati pintu aula. Beberapa dari mereka ada yang masih mencari partner dansa, sisanya mengobrol, pamer kostum, dan diam-diam mendekati meja hidangan yang belum dibuka.

Setelah para murid memadati aula, pembawa acara langsung memberikan sambutan dan memulai pesta. Acara dimulai dengan dansa pertama oleh pasangan Raja dan Ratu Akademi. Semua mata tertuju pada mereka, apalagi ketika melihat betapa serasinya baju mereka. Kostum yang dipakai adalah kostum dari kisah Beauty and The Beast.

Baru satu putaran lagu, semua penonton bertepuk tangan seolah-olah baru saja menyaksikan pertunjukan spektakuler. Di saat yang bersamaan, dari pintu aula dua orang gadis terlambat datang. Salah satunya menggerutu pelan sembari berjalan menuju kerumunan, satunya lagi hanya mengekor dengan wajah datar. Begitu mereka sampai di kerumunan, keduanya langsung membelalak. Satu gadis itu melirik temannya dengan perasaan tidak enak, sedangkan satunya langsung tercengang.

Kostum Mirabelle sama seperti kostum Antonia. Lebih gilanya lagi hanya mereka berdua yang memakai kostum Belle. Seketika saja Mirabelle tertunduk lesu, merasa malu dan kesal.

"Aku, kan, sudah bilang waktu itu. Kau sendiri yang tidak mau dengar," bisik Aileen yang langsung mengapit lengan temannya.

Mirabelle tidak berbicara sepatah kata pun, ia hanya berdecak dan menatap kaki orang-orang di depannya. Bahkan, hingga lagu selesai pun ia tetap bergeming. Kepalanya sedang memikirkan sesuatu supaya tidak muncul rumor Mirabelle meniru kostumnya Antonia, padahal itu hanya kebetulan saja.

"Kita pergi saja bagaimana? Em, kalau harus mengganti kostum ... rasanya sudah terlambat," ujar Aileen sembari melirik kanan-kirinya dengan cemas.

Perkataan Aileen tiba-tiba saja memberi Mirabelle ide. Ia langsung melepas tangannya dari pegangan Aileen, kemudian maju menuju tengah aula. Para murid yang hendak berdansa tengah bersiap sebelum lagu dimulai, dan ketika Mirabelle berdiri di sana semua mata memandanginya. Ia tahu apa yang dipikirkan mereka, kostum yang sama dengan Antonia.

Di lagu kedua ini, Constantine tidak berdansa dengan Antonia. Sebab ia sudah mengajak Mirabelle. Keduanya bahkan berjalan menuju tengah aula dansa dan Mirabelle memasang wajah penuh percaya diri. Bisik-bisik terdengar dari para murid, sedangkan Antonia menatap Mirabelle dengan kernyitan.

Begitu musik dimulai dan para murid berdansa, Mirabelle diam-diam merapalkan mantera. Kerlip-kerlip bermunculan dari bagian pinggangnya, makin lama makin banyak. Lalu saat ia berputar, kerlip-kerlip itu menutupi semua gaunnya hingga warna kuning dari gaun tersebut berubah menjadi biru tua, dihiasi ornamen perak. Sontak saja semua penonton langsung bersorak juga tepuk tangan. Pertunjukan yang dilakukan Mirabelle mengejutkan semua orang, termasuk Aileen yang menganga. Dengan begitu, kostumnya malam ini tidak sama dengan Antonia.

"Kau sengaja, kan?" tanya Constantine.

Mirabelle hanya tersenyum, lalu berputar mengikuti irama musik. Dia memang sengaja.

"Aku penasaran kenapa kau memilih kostum yang serasi dengan Antonia," kata Mirabelle setelah menahan diri untuk bertanya.

"Aku hanya memilih apa yang kau kenakan. Bukan berarti aku ingin sama dengan Tonia. Jujur saja, aku terkejut saat dia memakai kostum Belle. Entah dia dapat ide dari mana."

Mirabelle terdiam, lalu matanya sedikit melirik ke para penonton sebelum mendekatkan tubuhnya pada Constantine. "Kalau begitu mau kuubah kostummu? Aku mempelajari sihir pengubah pakaian."

Constantine tertawa pelan lalu berkata, "Boleh saja. Asalkan bisa serasi denganmu."

"Eh, nanti saja setelah dansa."

Sesuai dengan perkataannya, Mirabelle memang benar-benar mengubah kostum Constantine setelah dansa dan mereka memilih untuk makan kudapan seraya membahas tugas praktek. Sampai tidak sadar bahwa pestanya sudah usai. Para murid kembali ke asrama, kembali ke kehidupan sekolah. Namun, momen pesta itu cukup menyegarkan mereka untuk menghadapi ujian di musim dingin mendatang. Banyak momen yang terlupakan, termasuk untuk Mirabelle. Sebab, sebelum ia dan Constantine berpisah di koridor yang memisahkan asrama mereka, pemuda itu menyatakan perasaannya dan mereka resmi berpacaran.

Tak ada yang tahu bagaimana hubungan mereka setelah lulus dari akademi, sebab keduanya tidak pernah menghadiri acara reuni atau berhubungan lagi dengan teman-teman sekolahnya.

[]

Author note:

Aku nulis apaan, sih?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top