PROLOG

"Halo, salam kenal semuanya. Perkenalkan, nama saya (Name) (Surname)—mulai hari ini secara resmi menjadi manajer baru kalian. Mohon bantuannya."

Perempuan dengan rambut (h/c) (h/l) yang ditata dengan rapi itu membungkuk, kemudian kembali berdiri tegak, iris (e/c) memancarkan rasa percaya diri namun tidak terlihat arogan. Semua pegawai yang ada di depan (Name) saling pandang, kemudian tersenyum dan ikut membungkuk padanya.

"Salam kenal juga, manajer-san."

"Sebelumnya saya akan sedikit bercerita," ucap (Name) melihat para pegawai kembali berdiri tegak, "saya sebelumnya bekerja di Eastaugffe Corp. dengan jabatan yang sama dengan jabatan saya sekarang, manajer. Saya tahu perusahaan ini dan perusahaan saya sebelumnya memiliki hubungan yang baik, namun memiliki sistem yang berbeda—jadi apa saya bisa meminta seseorang untuk memandu saya selama seminggu? Agar saya bisa benar-benar mengerti sistem perusahaan ini?" pinta (Name).

"Mengenai itu, (Surname)-san," ucap seseorang yang berdiri di sebelah (Name)—asisten dari pemimpin perusahaan (Name) yang baru, "aku sudah menunjuk Kannonzaka Doppo untuk memandumu, dan kau tidak perlu terlalu sopan disini, ini adalah perusahaan tempatmu bekerja sekarang, bukan lagi perusahaan luar."

"Ah, baiklah," ucap (Name) mengangguk, "jadi Kannonzaka-san?"

Dari kerumunan pegawai yang berdiri di depan (Name), maju seorang laki-laki dengan rambut merah, namun terlihat dibalik warna merahnya, terlihat helai rambut berwarna biru.

'Uwah, warna rambutnya unik,' pikir (Name) tersenyum, 'apa warna rambutnya natural? Atau dicat? Apapun jawabannya, rambutnya keren.'

"Mohon bantuannya, Kannonzaka-san."

"Mohon bantuannya juga, (Surname)-san."

Doppo berencana mengangkat tangannya untuk bersalaman, namun (Name) langsung mundur selangkah, membuat Doppo menatap (Name) dengan heran. Doppo menoleh ke arah si asisten—yang terlihat sedang menahan tawanya. (Name) mengikuti arah pandangan Doppo, dan langsung mengerutkan alisnya melihat reaksi si asisten. Sadar kini perhatian tertuju padanya, si asisten berdehem pelan kemudian tersenyum pada mereka semua.

"Jadi hari ini masih perkenalan untuk (Surname)-san," ucap si asisten, "tapi jika kau berencana berkeliling kantor agar lebih cepat beradaptasi, aku tak melarangnya."

"Kalau begitu," gumam (Name) menoleh ke arah Doppo, "jika kau tidak keberatan, Kannonzaka-san, maukah kau memanduku ke beberapa tempat di kantor ini."

"Ah, tentu saja."

[][][]

"Jadi disini biasanya kita memfotokopi dokumen, dan membeli alat tulis kantor lainnya," jelas Doppo menunjuk ruangan yang ada di depannya.

"Heee," (Name) bergumam panjang, "sepertinya tempatnya cukup jauh dari ruangan kita."

"Ah, karena Anda adalah manajer, Anda bisa meminta kami yang ada di ruangan untuk melakukannya, (Surname)-san," sahut Doppo.

"Hm, tapi aku tetap ingin melakukannya sendiri," sahut (Name) terkekeh, "dan kau tidak perlu terlalu sopan padaku, Kannonzaka-san. Bukannya kau lebih tua dariku?"

"Eh, benarkah?" kaget Doppo.

"Hei," sahut (Name) mengembungkan kedua pipinya, "apa aku terlihat setua itu?"

"Ah maafkan aku—"

"Bercanda," potong (Name) tersenyum, "aku hanya menebak umurmu, Kannonzaka-san. Maaf jika kau tersinggung," sambung (Name).

"Kau tidak perlu meminta maaf, (Surname)-san," ucap Doppo mengerutkan alisnya.

"Kalau begitu hal yang sama juga berlaku untukmu, Kannonzaka-san," sahut (Name), "baiklah—aku akan menyebutkan umurku. Tahun ini aku berumur 27 tahun."

"Oh, lebih muda dua tahun dariku," komentar Kannonzaka tanpa sadar.

"Tuh, kan?" tanya (Name) kembali terkekeh, "jadi Kannonzaka-san 29 tahun."

Doppo hanya mengangguk singkat.

'Dia lebih muda dariku, tapi dia terlihat lebih dewasa dariku,' pikir Doppo.

"Kita terlalu lama berada disini," ucap (Name) menyadari waktu, "apa sebaiknya kita kembali? Mungkin kau ada pekerjaan yang menumpuk, Kannonzaka-san."

Wajah Doppo memucat mengingat tumpukan kertas yang ada di meja kerjanya.

"Ah, benar—aku harus menyelesaikannya segera," sahut Doppo.

"Kalau begitu tunggu apa lagi?" sahut (Name) berjalan mendahului Doppo.

Namun tiba-tiba (Name) tersandung dan dirinya tidak siap untuk menopang tubuhnya, sehingga dirinya mulai tersungkur ke depan. (Name) yang sadar akan tersungkur itu langsung menutup matanya. Namun Doppo yang melihat (Name) akan mencium lantai kantor langsung bertindak dengan menarik tangan (Name). Tubuh (Name) langsung ditangkap Doppo dan sebelah tangan Doppo yang bebas langsung melingkar di pinggang (Name)—menghindari perempuan itu dan dirinya tersungkur ke belakang.

(Name) yang sadar bahwa tubuhnya tidak merasakan lantai yang dingin, melainkan sensasi yang hangat perlahan membuka matanya, kemudian menoleh ke belakang—dimana jarak wajahnya dan Doppo sangat dekat.

"(Surname)-san, apa kau baik-baik saja?" tanya Doppo—dengan ekspresi khawatir terlukis jelas.

(Name) berkedip beberapa kali, saat otaknya sukses mencerna semua informasi—wajah perempuan itu langsung memucat. Doppo yang melihat itu hendak kembali bertanya, namun tidak sempat melakukannya karena (Name) langsung mendorong tubuhnya dan perempuan itu mengambil 10 langkah menjauh darinya.

"(Surname) ... san?" panggil Doppo, sedikit kaget dengan tindakan (Name).

Sosok perempuan yang dia anggap dewasa itu kini terlihat berbeda jauh dengan dirinya beberapa saat yang lalu.

Wajahnya pucat, napasnya tidak teratur, dan terlihat juga keringat dingin mengalir di pelipisnya.

"(Surname)-san—"

"Jangan mendekat!" ucap (Name) mengangkat tangannya, memberikan tanda stop di antara dirinya dan Doppo.

Doppo menatap (Name) dalam diam, sementara perempuan itu sedang menetralkan deru napasnya yang tidak teratur. Setelah beberapa saat, akhirnya (Name) menghela napas panjang.

"Kannonzaka-san, maaf atas tindakan tidak sopanku barusan," ucap (Name).

Doppo terdiam, sampai akhirnya dia teringat sikap aneh (Name) saat perkenalan diri sebelumnya. Doppo terdiam, dirinya tidak yakin apa dugaannya benar tapi setidaknya dia ingin memastikannya—apa benar sosok (Name) yang ada di depannya ini seperti yang dia duga.

"(Surname)-san, jangan bilang kalau kau... androphobia?"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top