🍁 17 [The Perfect Date]
"Kenapa lengan panjang lagi?"
Pertanyaan yang sudah terdengar tiga kali di telinga Aaron, langkah kakinya terhenti di ke-lima anak tangga dari bawah. Matanya melihat sekujur tubuhnya yang telah terbalut pakaian dengan bingung. Apa yang salah dengan pakaiannya kali ini?
Kaus dengan stripped black and white berlengan panjang dengan bawahan jeans biru dongker. Lupakan tentang pentofel yang dia pakai lima menit yang lalu dan sekarang diganti dengan sepasang sneakers all-white -hadiah dari Ellena- ditambah dengan jam tangan modern melingkar di pergelangan tangan kiri.
Semuanya tampak normal, seperti biasanya.
Ellena menghela napasnya perlahan, ini akan menjadi hari terbaiknya. Tidak boleh dikacaukan oleh acara memilih pakaian untuk kencan pertama mereka. Wanita itu berjalan melewati Aaron dan membuka pintu kamar sang kekasih.
Tanpa berpikir panjang, dia membuka walk-in-closet milik Aaron dan mengacak seisi tempat. Aaron yakin dia sudah mendengar suara decakan sebanyak lima belas kali dari bibir tipis Ellena dalam tiga menit ini.
"Kenapa semuanya berlengan panjang? Kamu tidak ada model baju yang lain?"
Selain Aaron yang terlihat berbeda, Ellena juga menunjukkan afeksinya, wanita yang lebih muda darinya itu berbicara lebih panjang dan dalam beragam intonasi dari sebelumnya.
"Tidak ada, love. Aku tidak mungkin memamerkan bekas lukaku." jawab Aaron yang berdiri di belakang Ellena tidak jauh dari wanita tersebut. Matanya tidak bisa lepas dari punggung sempit tersebut.
"Tidak ada yang memintamu untuk membuat bekas luka." balas Ellena yang masih mengobok-obok pakaian milik Aaron dan sedikit puas dengan pilihannya. Dengan gantungan baju, wanita tersebut mendekat ke arah pemilik kamar.
"Pakai ini saja. Kita akan keluar sampai malam." kata Ellena dengan senyum lembut di wajahnya. Aaron melihat baju tersebut, kaus putih dengan gambar kecil di bagian dada kiri, dan sebuah kemeja berwarna biru laut yang berbahan tipis. "Lain kali, aku akan membelikanmu cardigan. Musim gugur sudah dimulai, kamu akan kedinginan, sayang." sambung Ellena yang menghangatkan hati pria muda tersebut.
"Kamu memiliki rencana untuk hari ini?" tanya Aaron sembari melepaskan pakaian yang melekat di tubuhnya. Lalu mengambil kaus putih dari tangan Ellena untuk dikenakan. Matanya sedikit melirik ke arah Ellena yang tampak biasa saja.
Ellena hanya bergumam tidak begitu terdengar jelas, memberikan sepotong kemeja di tangannya pada Aaron sebelum dia kembali menggantungkan gantungan baju tersebut. Ellena berdecak memuja saat dia mendapati pria muda itu terlihat menarik dengan setelan biasanya, jarang dia mendapati Aaron dengan pakaian casual seperti ini.
Sepertinya, dia akan menyusun banyak acara di luar pekerjaan mereka supaya dia bisa sering-sering melihat Aaron seperti ini.
Ellena beringsut masuk ke dalam dekapan Aaron, menyamankan diri saat merasa sikapnya tidak ditolak, kepalanya terangkat sambil menyandar pada dada bidang Aaron, menatap wajah tampan sang kekasih dari bawah, mengecup dagu di hadapannya sebelum berbisik pelan, "Apa kamu rasa dia akan mengacaukan hari ini?"
Aaron menurunkan pandangannya, menatap penuh sayang wanita di pelukannya, "Tidak. Aku tidak akan membiarkannya lagi, love. Ingin kemana hari ini?"
"Bisakah kita ke pantai?" tanya Ellena dengan tatapan berbinar polos. Dia sungguh ingin ke tempat yang masih bisa dihitung jari olehnya berapa kali dia pergi menghadap lautan biru tersebut.
"Kamu sudah memakai baju seperti ini, aku juga sama. Sayang sekali jika tidak ke sana," kata Ellena yang kembali bersuara saat Aaron tidak menjawab.
"Aku akan mengambil banyak foto sebagai kenangan."
"Malamnya, aku ingin makan malam di sana. May I?"
Ellena terus menerus membujuk Aaron untuk mengabulkan keinginannya. Aaron tersenyum gemas dengan wanitanya.
"Sure. Kita akan seharian di sana."
11.45 p.m
Manhattan Beach, Brooklyn
"Sini! Sini! Sudah lama tidak ke sini."
Aaron tersenyum teduh saat melihat Ellena terlihat bersemangat saat melihat deburan ombak di depan matanya. Di tangannya ada sebuah tikar gulung untuk mereka duduk dan sebuah payung besar, berjaga-jaga kalau mentari akan lebih terang.
Sepasang manik hitam Aaron itu melihat Ellena yang mendekat ke pinggir pantai dan berlari mundur saat ombak mendatanginya, ujung gaun yang dipakainya terikut terbang. Mempesona. Aaron mengambil kamera yang tergantung di lehernya dengan lugas dan mengambil foto Ellena. Sandal wanita itu telah ditanggalkan dan diletakkan begitu saja di atas gundukan pasir sebelum dia bermain air jernih.
"Aaron! Kemari!" teriak Ellena, kedua tangannya melambai ke atas. Aaron hanya membuka telapak tangan untuk meminta sang kekasih bersabar menunggunya. Dia menahan sudut tikar dengan payung, dan sisi lainnya dengan sandal Ellena serta sepatu Aaron.
Pantai yang mereka datangi tidak begitu ramai dikerubungi masyarakat sekitar atau turis asing. Pilihan Ellena jatuh ke sini saat membaca kata 'sepi' di halaman pencariannya. Aaron hanya ikut andil dengan menyiapkan peralatan yang lain.
Bodyguard yang dipekerjakanpun terikut berganti pakaian menjadi lebih santai karena keinginan Ellena yang tidak ingin merasa diawasi. Walaupun tetap akan diawasi oleh mereka, setidaknya dia bisa mengira mereka adalah turis yang mengunjungi pantai selama tidak melihat pistol yang terselip di saku kemeja mereka.
Setelah memastikan kalau tikar tersebut tidak akan berantakan, Aaron menemui sang pacar. Ellena tertawa lepas ketika Aaron masuk ke dalam jebakannya, tidak bisa disebut jebakan juga. Karena siapapun juga mengerti kalau Ellena akan menyipratkan air pantai ke arah Aaron.
"Love, you should becareful from now on," kata Aaron yang memasang raut wajah marah. Ellena langsung kabur sejauh mungkin diiringi dengan suara ketawa memenuhi dunia mereka. Aaron yang tentu pura-pura marah segera mengejar target.
Tidak perlu bersusah payah, Aaron langsung menarik Ellena dan menggendongnya di bahu sebelum mendekati bibir pantai. Ellena berteriak, kedua kakinya yang menjuntai ke atas bergerak liar untuk dibebaskan, kepalanya pusing karena mengarah ke bawah.
"Siap untuk basah, sayang?" tanya Aaron yang melihat deburan ombak mendekat ke arah mereka.
"No! No! No, Aaron!"
Bagai tutup kapas, kedua telinga Aaron tidak mendengar pekikkan tersebut dan langsung melempar tubuh Ellena ke pantai bersama dengan tubuhnya sendiri. Suara ceburan terdengar kuat, Aaron menggapai pinggang Ellena dan membawanya ke permukaan. Ellena mengusap wajahnya yang terasa basah karena air dan menatap sengit sang pelaku.
"Aku harus berganti pakaian lagi karenamu. Padahal ini favoritku," kata Ellena setelah puas melihat Aaron yang masih memasang wajah lembut.
"Aku tahu. Dari rumah sampai ke sini, kamu menjaga pakaianmu agar tidak basah." balas Aaron dengan santai, seolah kejengkelan Ellena bukanlah petaka.
Ellena merapikan rambutnya yang terikat menjadi satu, dia bersyukur menjatuhkan gaya rambutnya pada pilihan ini. Dia tidak bisa membayangkan kalau misalnya dia membiarkan rambutnya terurai dan mengalami kejadian seperti ini. Rambutnya mungkin mengusut.
Matanya melihat ke arah Aaron yang masih melihatnya dengn lekat, sekelibat pemikiran jahil melintas di benak, Ellena menyeringai yang mengundang raut tanda tanya di wajah pria muda tersebut.
Dengan cepat, dia mengayunkan tangannya ke dalam air dan mengibaskan ke arah Aaron. Matanya berbinar bahagia saat melihat Aaron nyaris terjengkang ke belakang karena perbuatannya. Tawa bahagia mengalun bebas di bibir Ellena.
Dia sudah tidak bisa lagi menjelaskan seberapa bahagianya dia hari ini.
Tidak mau tinggal diam, Aaron juga membalas dendam pada Ellena dan berakhir kedua insan yang sedang dimabuk cinta itu bermain air sampai jam dua siang untuk memilih berganti pakaian kering sebelum kembali berbaring di atas tikar untuk menunggu sunset di ujung lain pantai.
Seorang pria memakai pakaian kasual berdiri di pinggir jalan raya yang membatasi pantai dengan perkotaan, sudut bibirnya terangkat sebelah saat melihat Aaron dan Ellena yang saling memagut bibir di pantai sambil meikmati sunset.
"Waktu kalian sudah sampai."
Lalu, sosok pria itu berbalik memasuki mobil hitam yang terparkir untuk menjauh dari pantai.
To Be Continue
Hey, good nite. How r u doin'?
All fine, right?
As you should.
Be careful
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top