3

Keesokan harinya, Aes dan Kinan pergi menemui seorang dosen untuk mendiskusikan Uji Materi terkait peraturan Super Serum. "Apapun hasilnya, kita coba dulu ya Aes, kamu jangan khawatir," kata Pak Nur.

Bapak Nur yang merupakan seorang dosen hukum dari universitas yang sama dengan Aes dahulu. Aes mengenal Bapak ini dari teman selama ospeknya yang juga merupakan mahasiswa fakultas hukum.

"Iya Pak, saya cemas surat permohonannya akan ditolak."

"Dari kita mengajukan surat permohonan ke lembaga kehakiman bisa berlangsung lama karena akan ada eksepsi dari Pihak Termohon sampai akhirnya keluar putusan sih Aes, tapi ini sudah menjadi topik dimana-mana bahwa adanya judicial reviewterhadap peraturan Super Serum kan, kita mendapat dukungan dari media sosial Aes, tenang saja," kata Pak Nur santai.

"Kamu kenapa kukuh sekali ingin uji materi peraturan Super Serum? Saya salut loh sama kamu," kata Pak Nur menghibur Aes yang saat ini berekspresi tegang, sedangkan Kinan tersenyum kecil dibalik maskernya sambil mengeratkan genggan tangannya dengan Aes, berusaha menyalurkan kekuatannya kepada gadis muda itu.

"Saya tahu bahwa saya benar Pak. Saya butuh Super Serum itu untuk musnah."

Aes ini masih muda, perjalanannya masih jauh, sayang sekali hancur hanya karena ia mendemo habis PT WU Panakeia, jangan tanya kepada Kinan seberapa kesal wanita itu mendengar cerita Aes malam itu.

Saran kecil Kinan ternyata mampu mengubah sudut pandang Aes, gadis itu paham bahwa yang ia lakukan memang salah sedari awal, apalagi demo terakhirnya di depan gedung perusahaan PT WU Panakeia berlangsung secara anarkis sampai-sampai disemprot oleh gas air mata.

Kinan hanya bisa bersikap netral untuk saat ini, meskipun Aes adalah sepupu Kinan tapi Kinan tidak boleh memberikan pendapat secara subjektif 'kan?

Dari pihak PT WU Panakeia dan Aes sama-sama bersalah. Aes bersalah karena tindakan gegabahnya menjadi membuat masalah beruntun hingga akhirnya ia dikeluarkan dari universitasnya, Aes merugi selain dikeluarkan juga dicabut jabatannya sebagai Ketua BEM Fakultas Farmasi.

Dan Pihak PT WU sudah jelas bersalah karena niat buruk mereka ingin depopulasi masyarakat dengan alasan bahwa penyebaran wabah Varicella-X terjadi karena negara ini sudah overpopulatedyang mana hal tersebut melanggar HAM tiap-tiap jiwa masyarakat di negara ini.

Menurut Kinan, sebenernya untuk menumbangkan PT WU Panakeia bisa saja, ditambah banyak bukti-bukti yang dikumpulkan oleh Aes selama ini bisa menjadi bukti yang cukup kuat, namun fakta mereka melawan kalangan berduit itulah yang sulit. Tetapi biarlah mereka melakukan judicial reviewsebagai langkah kecil untuk mengungkap kebusukan PT WU Panakeia.

Karena dengan meminta pengujian materi, dalam petitum surat permohonan bisa ditulis untuk menguji ulang Super Serum 'kan? Dengan begitu semoga saja pengadilan mengabulkan permohonan Aes dan akhirnya mengungkap tabir kebenaran yang disembunyikan oleh PT WU Panakeia dengan golongan elit lainnya.

"Kalau begitu kami permisi ya Pak Nur, terima kasih banyak sudah mau membantu kami Pak," pamit Aes dan Kinan.

"Kak, terima kasih banyak," kata Aes memeluk Kinan, meskipun hasilnya belum jelas tapi terlihat bahwa Aes menggantungkan harapannya di sini.

"My Pleasure, Aes."

****

Memakan waktu beberapa bulan untuk judicial review, Aes bahkan tak tahu ini sudah minggu ke berapa sejak ia bertemu dengan Pak Nur bersama Kinan tempo hari.

Omong-omong sampai sekarang Aes masih sibuk berjualan, lumayan untungnya bisa mencukupi kebutuhan keluarga Aes sehari-hari. Kinan juga sering memberikan pekerjaan kepada Aes dan membayar hasil kerja keras gadis itu seperti memeriksa tugas mahasiswa, menilai hasil kuis mereka, atau membantu Kinan menginput nilai mahasiswa ketika akhir semester tiba.

Dering ponsel Aes berbunyi, tertulis 'Pak Nur FH' di layar ponsel Aes.

"Kak, Pak Nur menelepon!" bisik Aes senang. Kinan mengacungkan jempolnya karena sedang melihat presentasi mahasiswanya.

"Halo selamat siang Pak Nur?"

"Halo Aes selamat siang, hari ini putusan keluar dan isinya lembaga kehakiman mengabulkan permohonan kita. Salah satunya Super serum akan diuji kembali dan peraturan wajib suntik serum sementara akan dicabut izinnya sampai nanti hasil serum keluar, setelahnya akan tergantung bagaimana hasil dari uji klinis Super Serum, Aes!" jelas Pak Nur dengan nada senang.

"Syukurlah Pak, terima kasih banyak Pak. Saya selalu berdoa siang dan malam demi kelancaran ini Pak."

"Iya Aes, kalau begitu kamu jangan cemas Aes, semangat Nak."

"Iya Pak, terima kasih Pak."

****

Memang benar kalau kebenaran cepat atau lambat segera terungkap. Hari ini Super Serum buatan PT WU Panakeia menjadi trending topik di media sosial dan seluruh stasiun tv.

'Breaking News: Super Serum terbukti beracun!'

'FAKTA MENGERIKAN TENTANG SUPER SERUM BUATAN PERUSAHAN INISIAL WP!A THREAD.'

'Gila nih perusahaan sok ngide banget mau depopulasi manusia, wabah mah bisa kelar kalo masyarakat taat prokes mbak mas!"

'Kalau jarum suntik saja bisa, buat apa Thanos susah payah ngumpulin infinity stones? :('

'Ga ada malunya nih orang-orang berduit, hukum gantung asik kali ya <3'

'Tobat tolol, inget umur.'

Berbagai macam reaksi dari segala lapisan masyarakat Aes saksikan dari ponselnya, akun blognya kembali ramai. Kinan menatap layar televisi menayangkan sosok perempuan bernama Irene Joane Shailendra yang dikepung oleh para wartawan, sedari tadi menunduk dan tidak menjawab satupun pertanyaan dari awak media. Sedangkan CEO PT WU Panakeia dan beberapa dalang lainnya dibalik serum sudah ditangkap.

Kinan dengan malas mengganti-ganti saluran televisi tapi semuanya berisi tayangan tentang Super Serum.

" Sebenarnya aku sempat ragu mau judicial reviewKak."

"Loh kenapa?"

"Takut aja, kita rakyat kecil mana didengar oleh keadilan."

Kinan menepuk kaki Aes, sampai gadis itu mengaduh sakit. "Sembarangan kamu."

"Kan banyak kasusnya Kak, rakyat kecil yang sengaja dibungkam oleh keadilan."

"Justru karena kita rakyat kecil bergantung dengan keadilan, jangan skeptis Aes sama keadilan, adil itu nyata kok," nasihat Kinan dengan lembut. Aes diam saja.

"Jadi kamu mau ga lanjut ngampus di universitas aku?" tanya Kinan dengan semangat mengalihkan pembicaraan dari Super Serum.

Aes tersenyum, mematikan televisi dan menyimpan ponselnya di saku, sudah cukup ia mengurus perusahaan bermasalah itu.




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top