Bab 5

"Gimana? Kemaren lo beneran nemenin Derel beli kado?" tanya Keyla. Sedangkan Gita hanya mengangguk.

"Terus? Dia ngajak lo nonton ga? Atau beliin lo sesuatu gitu?"

Gita mulai duduk menghadap ke arah Keyla sahabatnya. "Gua di beliin boneka beruang."

"Serius!" teriak Diah. Gita hanya mengangguk untuk meyakinkan sahabatnya.

"Ko bisa?"

"Kemarin gua nemenin dia beli kado, karna kado itu buat cewe jadi gua pilihin boneka, udah itu dia nanya, kalo gua suka boneka atau ga? Dan gua jawab gua suka boneka, terus dia beliin gua boneka juga sebagai tanda terimakasih karna gua udah nemenin dia nyari kado."

"Terus abis itu ngapain?" tanya Keyla.

"Pulang," ucap Gita dengan singkat.

"Ga nonton gitu?" dengan cepat Gita menggeleng.

"Ga sesuai ekspektasi gua," ucap Keyla. "Padahal gua udah bayangin kalo kalian berdua nonton film romantis kaya Dear Nathan atau ciuman mungkin," ucap Keyla sambil menatap ke atas.

Dengan sangat cepat Gita menoyor kepala Keyla. "Hilangkan pikiran kotor lo! Mana mungkin gua sampai ciuman sama Derel."

"Apa? Lo ciuman sama Derel?" tanya Riko dengan suara yang cukup keras, sontak membuat seisi kelas mulai menatap Gita dengan tatapan horor.

"Apaain sih lo! Nguping pembicaraan orang aja! Dasar kuping gajah!" bentak Diah.

"Ko lo yang sewot sih! Kan yang ciuman si Gita, bukan lo!" ucap Riko.

"Apaan sih! Siapa lagi yang ciuman! Gua ga ciuman sama siapapun!" ucap Gita.

"Lah tadi lo yang ngomong sendiri!"

"Makanya, kalo lo denger suatu berita di tanya dulu kebenarannya, jangan asal jeplak aja tuh mulut!" bentak Keyla.

"Denger baik-baik, gua ga ciuman sama siapapun!" ucap Gita.

Sedangkan Riko hanya berlalu begitu saja dari hadapan mereka. Setelah perdebatan antara Keyla, Gita, Diah dan Riko selesai, seisi kelas mulai membicarakan Gita.

💦💦💦💦

Gita melirik sekilas sekeliling kantin, ia sangat heran kenapa beberapa siswa menatapnya dengan tatapan sinis, tak lupa dengan bisikan-bisikan buruk tentang dirinya.

Tapi ia lebih memilih diam, tiba-tiba seseorang menghampirinya dan sedikit membuat Gita heran.

"Gua boleh duduk sini?" tanya Derel.

Gita melirik Derel sekilas, lalu mengangguk. Sedangkan Keyla dan Diah hanya menatap Derel dengan tatapan tak berkedip.

Derel tersenyum ke arah mereka, sontak membuat Keyla dan Diah ikut tersenyum dengan lebar. "Ganteng banget," ucap Keyla dengan suara lirih, tapi masih bisa tedengar oleh mereka bertiga. Sedangkan Derel hanya tersenyum mendengar hal itu.

"Tumben mau ikut gabung," ucap Gita.

"Sebenarnya gua mau ngucapin terimakasih sama lo, karna kemaren lo udah bantu gua," ucap Derel.

"Oh, selow aja, dengan senang hati ko gua bantu lo. Lagian juga kitakan harus saling menolong sesama manusia," ucap Gita diselingi senyuman.

"Oh iya, makasih juga lo udah mau jadi temen gua, di sekolah ini gua cuman ada beberapa temen doang, karna gua bukan orang yang mudah bergaul, " ucap Derel.

"Sama-sama, gua juga bukan orang yang mudah bergaul ko," ucap Gita.

"Kapan-kapan kalo ada waktu, kita jalan yuk," ajak Derel. Sontak membuat Gita tersedak oleh makananya. Dengan cepat Derel memukul-mukul pundak Gita, agar makan yang menyangkut di lehernyanya bisa keluar.

"Lo, mau ngajakin gua kencan atau apa?" tanya Gita memastikan.

"Ya, mungkin bisa dibilang seperti itu," ucap Derel sambil menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal.

"Em, bisa diatur kalo itu," ucap Gita. Sedangkan Keyla dan Diah hanya diam sambil menatap Derel dan Gita. Mereka seperti menonton film Dear Nathan versi kisah nyata.

Tak lama bel berbunyi, itu menandakan bahwa istirahat telah selesai dan mereka harus kembali ke dalam kelas termasuk Derel.

"Gua, pamit ke kelas dulu ya," ijin Derel.

"Ok, ati-ati nginjek semut," ucap Gita diselingi senyuman. Sedangkan Derel hanya tersenyum sambil mengangguk. Lalu langkahnya mulai menjauh dari sisi mereka.

"Aduh, ga usah dilihat aja tuh punggung, entar juga balik lagi," ledek Diah.

"Apaan sih!"

"Cieee, yang diajakin kencan nih," ledek Diah. Sedangkan Gita hanya bisa menahan senyumnya.

"Harus beli baju baru dong," timpal Keyla.

"Apaan sih! Biasa aja kali, ga usah pake baju baru juga."

"Ah, masa sih! Palingan nanti di rumah pilih-pilih baju plus liat-liat online shop." ledek Diah.

"Apaan sih! Ayo ah ke kelas, bentar lagi Pak Ojay masuk," ucap Gita. Lalu mereka bertiga melakahkan kakinya kedalam kelas.

💦💦💦

Anggi berjalan mendekati Ardan yang sedang duduk di kursinya. Lalu menatap Ardan dengan tatapan sendu.

"Kenapa?" tanya Ardan. Anggi tersenyum kecut, lalu memberikan benda kecil yang memiliki dua garis.

"Aku hamil," ucap Anggi lirih. Sontak membuat Ardan membulatkan matanya.

"Kamu hamil sama siapa?"

"Kamu masih tanya aku hamil sama siapa? Ya pasti sama kamu lah! Kamu pikir aku cewe apaan!" bentak Anggi.

"Emang kita pernah ngelakuin itu?" tanya Ardan.

"Kamu jangan pura-pura bego deh! Kamu ga inget pas selesai party fakultas!" ucap Anggi.

Ardan mulai mengingat-ingat kejadian tersebut, ia sendiri tidak terlalu yakin kalo dia telah melakukan sesuatu yang akan mengecewakan orang tuanya. Ia hanya ingat, kalo Ardan tak sengaja meminum sesuatu yang membuat ia kehilangan akal fikirannya. Ia bertindak seperti lelaki bodoh. Lalu Anggi membawanya keluar dari tempat pesta dan mengajaknya pergi ke sebuah hotel.

"Aku ga yakin kalo itu anak aku!" ucap Ardan.

"Ardan! Kamu harus tanggung jawab atas apa yang sudah kamu buat!" bentak Anggi, tetapi Ardan lebih memilih pergi dari hadapan Anggi sambil membawa penyesalan yang telah terjadi.

Holla gimana? Gimana sama ceritanya? Suka? Atau ga nih? Semoga banyak yang suka ya..

Kalo menurut kalian cerita ini bagus, jangan lupa rekomendasiin ini pada teman-teman kalian agar cerita ni banyak pembacanya.

Tapi yang paling utama berikan Votte dan comentar karna itu wajib. Jangan jadi pembaca gelap, hargai setiap karya milik orang lain.

Minggu 4 November 2018

Bekasi 14: 31 WIB.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top