Bab 4

"Sat, Satria!"

"Apa?"

"Emm, gua mau bilang makasih," ucap Gita.

"Untuk?" ucap Satria tanpa melihat sedikitpun ke arah Gita. Ia lebih memilih memainkan gamenya dari pada melihat cewe yang berada dihadapannya.

"Bisa ga? Hargai orang yang lagi ngomong sama lo!" bentak Gita.

"Emang lo mau di hargai berapa?" tanya Satria.

Gita semakin kesal, niat awalnya memang ingin mengucapkan kata terima kasih, tapi sepertinya itu hanya membuang-buang waktunya. Dengan sangat kesal Gita kembali ke tempat duduknya. Satria melirik Gita sekilas, lalu tertawa meremehkan. "Sama-sama!" teriak Satria. Sedangkan Alex, Riko, Genta dan Tio hanya tertawa pelan.

Diah dan Keyla hanya bisa menenangkan Gita, mereka berdua ingin membantu Gita menimpuk empat sekawan itu, tapi mereka kurang pasukan, sehingga tidak etis kalo mereka yang menang.

💦💦💦💦

"Kantin yuk," ajak Keyla.

"Gua harus ngasih data anak baru dulu ke Bu Elsa," ucap Gita.

"Iya deh, yang anak OSIS, sibuk banget kayanya," ucap Diah.

"Temenin gua ketemu Bu Elsa ya?" pinta Gita. Lalu mereka berdua menganggukinya.

Gita berjalan dengan fikiran yang tak menentu, di fikirannya hanya terniang kata-kata Riani Mamah dari Gita. Tiba-tiba ia menabrak sosok cowo tinggi, sehingga ia hampir terjatuh kebelakang, untung saja ada tangan sigap yang menopang tubuhnya dan mata mereka bertemu.

"Derel," gumam Gita. Derel tersenyum, senyum yang bisa membuat perempuan dimanapun jatuh hati padanya. Tanpa Gita sadari ia ikut tersenyum.

"Lo gapapa?" tanya Derel. Lamunan Gita memudar, sontak ia kembali berdiri dengan tegak.

"Gua gapapa ko. Emm, makasih ya," ucap Gita dengan pipi yang merona.

"Iya sama-sama. Mau kemana?" tanya Derel.

"Gua mau ke ruangan Bu Elsa."

"Oh, nanti siang ada acara?" tanya Derel. Dahi Gita mengerut 'Derel ngajakin gua kencan apa?' batin Gita.

"Kayanya, ga ada," ucap Gita. "Kenapa emangnya?"

"Temenin gua nyari kado, mau ga?" tanya Derel.

"Kalo gua boleh tau, kado buat siapa?" tanya Gita.

"Nanti juga tau, gua bingung mau minta tolong sama siapa, karna gua sendiri aja ga punya temen cewe," ucap Derel.

Mulut Gita terbuka, dan menampilkan tatapan kaget. "Masa sih orang kaya lo ga punya temen cewe?" tanya Gita, lalu Derel hanya menggeleng.

"Ehemm, udah belum PDKTnya, katanya mau ke ruangan Bu Elsa," ucap Keyla dari belakang. Sontak  Derel dan Gita mulai menatapnya.

"Oh iya, gua lupa. Gua pergi dulu ya, pamit Gita."

"Tapi lo mau nemenin gua?" tanya Derel sekali lagi, dengan senyuman Gita mengangguk, lalu pergi dari hadapannya.

💦💦💦

"Git, lo udah ngasih data anak baru ke Bu Elsa?" tanya Genta.

"Udah, tadi."

"Terus, Bu Elsa ngomong apa?" tanya Genta.

Gita langsung merubah posisi duduknya seperti Bu Elsa. "Data anak udah siap? Coba Ibu liat! Kenapa hari ini baru di kasih? Padahal saya minta kemarin! Dan bla bla bla bla!" ledek Gita. Sedangkan Genta hanya tertawa dibuatnya.

"Udah jangan dengerin Ibu-Ibu bawel!  Yang pentingkan kita udah ngerjain apa yang dia suruh," ucap Genta. "Lo mau balik?" tanya Genta.

"Iya."

"Dan gua tebak, lo mau jalan sama dede gemes?" tebak Genta, sontak membuat dahi mengerut.

"Dede gemes? Maksud lo Derel?" tanya Gita. Genta mengangguk dengan mantap, sambil melirik ke arah pintu.

"Tuh, udah ditungguin," ucap Genta sambil menahan senyumnya. "Aduh, ternyata lagi deket sama dede gemes."

Sedangkan Gita, ia lebih memilih berlalu dari hadapan Genta dan pura-pura budek dari pada harus mendengar ledekan dari Genta.

"Udah lama?" tanya Gita.

Derel tersenyum. "Ga juga sih!" ucapnya.

"Mau nyari kado kemana?"

Derel berfikir sejenak, sebenarnya ia sendiri tak tau dimana yang paling cocok mencari kado, apalagi kado itu untuk perempuan. "Ke mall aja kali ya?"

"Mall? Boleh juga. Ayo!" ucap Gita, lalu mereka berdua pergi meninggalkan sekolah.

💦💦💦

Gita dan Derel berjalan menyusuri beberapa toko yang menyediakan kado untuk perempuan ataupun laki-laki, tapi menurutnya tak ada yang menarik untuk di jadikan sebuah kado.

"Cewe itu suka apa?" tanya Derel dengan tiba-tiba.

"Cewe itu suka dengan banyak hal, dari yang sederhana sampai yang rumit," tutur Ara sambil memilih sebuah boneka di salah satu toko.

"Contohnya?"

"Contoh sederhananya itu seperti bunga, karna bunga adalah lambang kecerian, cinta abadi, kesucian dan cinta sejati, makanya banyak perempuan yang sangat senang jika di berikan bunga oleh pasangannya, seperti bunga mawar, walaupun ada sebagian orang yang mengatakan jangan mau di berikan bunga, emang lo sudah mati!" tutur Gita.

"Kalo yang rumit?"

"Yang rumit itu sperti candle light diner, menurut perempuan itu hal yang romantis yang pernah di lakukan oleh pasangannya dan untuk mewujutkan itu butuh biaya yang tidak sedikit, karna butuh persiapan yang matang," tutur Gita.

"Dan lo? Suka yang mana?"

Gita tersenyum. "Gua suka sesuatu yang sederhana," ucap Gita. Lalu ia mulai menghadap ke arah Derel, "Karna gua ga mau membebankan pasangan gua, karna gua tau dia bisa menghargai dan mencintai gua dengan caranya sendiri."

Derel tersenyum, ia sendiri sampai tak berkedip melihat Gita yang berada dihadapannya. "Jangan bengong, entar kesambet loh!" ledek Gita.

"Lo suka boneka?" tanya Derel. Gita mengangguk.

"Lo suka yang mana?" tanya Derel.

"Kalo gua suka antara boneka yang ini dan yang ini," tutur Gita.

Derel mengangguk, "Pilih salah satu."

"Lo mau beliin gua?" tanya Gita.

"Iya, itung-itung buat lo yang udah nemenin gua nyari kado hari ini," ucap Derel. Lalu Gita memilih boneka beruang berwarna pink sedangkan Derel mengambil boneka panda.

"Lo belum cerita, kado itu buat siapa?" tanya Gita.

"Buat sahabat gua," ucap Derel. Sedangkan Gita hanya ber-oh ria.

'Ternyata dia punya sahabat perempuan, pasti dia spesial banget deh bagi Derel,' batin Gita.

Holla, gimana nih sama ceritanya menarik? Atau biasa aja? Aduh semoga banyak yang suka ya...

Aku sih berharapnya gitu...

Jangan lupa seperti biasa berika terus pendapat kalian tentang cerita ini dan tunggu terus kelanjutannya. 😘😘

Sabtu 3 November 2018
Jam 00.18

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top