Bab 3


Sedari tadi Genta berdiri sembari menunggu sekertarisnya, karna hari ini ada data yang harus ia masukin ke dalam buku dan itu harus dia selesaikan hari ini.

Dengan langkah cepat Gita berjalan memasuki ruang OSIS yang berada di sudut gedung sekolah.

"Mana data yang harus gua masukin?" tanya Gita dengan nafas yang terengah-engah.

"Mendingan lo minum dulu nih," ucap Genta. "Lo dari mana? Ko lama banget?"

"Gua abis di panggil Bu Elsa, katanya gua harus nyelesaiin data siswa baru secepatnya. Mana banyak banget lagi!" keluh Gita.

"Lo tau sendirikan sekertaris itu kaya apa," ucap Genta.

"Iya gua tau, terus gua ngerjain ini sendiri?"

"Tuh ada Alex, lo minta dia bantuin aja, soalnya gua harus ke sekolah Bima Dirgantara hari ini," tutur Genta.

"Dia? Lo ga salah? Bisa-bisa ini tugas ga akan selesai kalo di bantu sama dia!"

"Lagian gua ogah bantuin lo, mendingan gua main game aja," ucap Alex tanpa mengalihkan padangannya dari game yang berada di hendpone miliknya.

"Genta! Bantuin gua, di sini cuman ada lo yang waras," keluh Gita.

"Maksud lo gua ga waras?" tanya Alex.

Gita melirik sekilas, "Lo ga akan pernah waras Alex!" ucap Gita. Sedangkan Alex hanya mengumpat seribu bahasa kasar untuk Gita.

Genta tertawa kecil. "Lo minta tolong aja sama temen-temen lo?"

"Mereka udah pulang dari tadi," ucap Gita dengan kesal.

"Oh iya, ini udah sore ya? Tapi gua bener-bener harus pergi Git, sorry ya" ucap Genta sambil menepuk pundak Gita, lalu ia berjalan keluar dari ruang OSIS.

Gita menghembuskan nafasnya dengan kasar sambil melihat satu persatu nama-nama yang harus ia ketik.

"Gery, Jesica, Jeje, Deri, Yuki," matanya membulat saat ia melihat nama yang tak asing baginya. "Derel."

Gita berhenti dan mulai membaca biodata Derel. Matanya mulai menyipit karna cita-cita Derel. "Ingin menjadi cowo populer di sekolah ini, dan membuat semua cewe-cewe jatuh hati padanya."

Gita terdiam sesaat lalu ia mulai berguman. "Mana ada cita-cita seperti ini, ga masuk akal banget sih!"

Sedangkan Alex hanya melirik Gita sesaat tanpa berkomentar apapun, lalu ia kembali minatap hendphone kesayangannya.

💦💦💦

Sudah empat jam Gita mengetik biodata siswa baru, rasa lelah sangat ia rasakan, terutama pada bagian matanya. Gita melirik sesaat, sepi, karna Alex sudah pergi dua jam yang lalu. Ia benar-benar sendiri saat ini, apa lagi sekarang perutnya terasa perih karna tidak ada makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.

Gita memeluk perutnya dengan sangat kencang, ia berharap dengan ia memeluk perutnya, rasa sakit bisa berkurang. Tanpa sadar, air matanya turun karna menahan sakit. Tiba-tiba suara pintu terbuka diiringi teriakan yang hampir merusak kuping Gita.

"Sepada!" teriak Satria, Alex, dan Riko.

"Berisik!" ucap Gita. Sontak membuat Satria sangat heran.

"Lo ngapain di sini?"

"Lo ga liat gua lagi ngapain! Harus gua yang nanya, ngapain lo di sini?" tanya Gita.

"Lah, gua emang selalu nongkrong di sini setelah main basket."

"Selalu? Lo kira ini tempat tongkrongan, ini itu ruang OSIS!"

"Yaudah sih, ga usah ngegas. Cepet tua loh!" ledek Satria.

"Bodo!"

Satria langsung menarik kursi yang berada di samping Gita, lalu ia mulai mendudukinya. "Lo ngerjai apa?" tanya Satria.

"Nih, biodata anak-anak baru," ucap Gita.

"Dari kapan?"

"Dari tadi sore," ucap Gita dengan lemas.

"Muka lo pucet, pasti lo belum makan?" tebak Satria. Gita melirik Satria sekilas, lalu mengangguk.

Tanpa aba-aba Satria langsung beranjak dari hadapan Gita, sedangkan Gita hanya menatap kepergian Satria dengan tatapan aneh.

"Kenapa dia?" tanya Alex.

"Mana gua tau."

Tak lama Satria kembali dengan membawa makanan. Lalu kembali duduk di samping Gita. "Gua bawain makanan buat lo," ucap Satria.

"Ga perlu, gua ga laper!" ucap Gita tanpa menengok sedikitpun ke arah Satria.

"Makan dulu, lo belum makan dari tadi!"

"Gua ga laper Satria, mendingan lo kasih makanan itu buat Alex."

"Cepetan makan! entar lo sakit," ucap Satria. Beberapa detik Satria menunggu, tapi Gita hanya diam tanpa mempedulikan dirinya yang berada di samping Gita. Dengan kesal, Satria menggeser kursi yang Gita duduki, agar menghadap kearahnya.

"Apa sih Satria! Gua ga laper!" bentak Gita. Satria hanya diam, lalu ia mulai membuka sterofom dan mulai menggerakan tangannya.

"Buka mulutnya," perintah Satria. Gita mulai menatap Satria dengan tatapan tajam.

"Buka mulutnya Gita," ucap Satria. Dengan rasa malas Gita membuka mulutnya dan membiarkan Satria menyuapi dirinya.

"Udah, satu suap saja!"

"Ga, makanan ini harus habis."

"Yaudah, entar kalo gua udah selesai, gua baru makan," ucap Gita. Satria menggeleng, lalu ia membalikan kursi yang Gita duduki seperti semula dan membiarkan Gita mengerjakan tugasnya.

"Lo boleh tetep ngerjain tugas ini, tapi lo tetep harus makan sekarang," ucap Satria. Lalu Satria kembali menyuapi Gita.

Sedangkan Riko dan Alex hanya bisa membuka mulutnya seperti huruf O.

💦💦💦

Sedari tadi Riani hanya mondar-mandir karna ke dua anaknya tidak bisa di hubungin. Apalagi hari telah menjelang malam, ia sangat khawatir pada ke dua anaknya, ia takut terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan.

Tak lama ia mendengar suara mobil berhenti di hadapan rumahnya, sontak Riani langsung berlari ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang.

Ia sangat kaget karna Gita telah di gendong oleh seorang laki-laki. "Maaf Tante, kamarnya Gita dimana ya?" tanya cowo itu dengan ramah.

Dengan cepat, Riani mengantarkan cowo itu ke kamar Gita. Setelah selesai, Riani menganjak cowo tersebut duduk.

"Kalo boleh tau, kamu siapa ya?" tanya Riani.

"Saya Satria, Tante. Saya teman sekelasnya Gita," ucap Satria dengan sopan.

Riani tersenyum. "Makasih ya, kamu sudah nganterin Gita pulang."

"Sama-sama Tante."

"Oh iya, kenapa Gita bisa tertidur?" tanya Riani dengan tatapan heran.

"Sebenarnya, sejak pulang sekolah tadi, Gita mengerjakan tugas OSIS karna besok datanya harus di berikan ke guru, jadi tadi ia mengerjakannya di sekolah. Karna terlalu banyak, Gita jadi kecapean dan tertidur deh, saya juga tidak tega untuk membangunkannya jadi saya gendong saja," tutur Satria.

"Makasih ya Satria, udah mau nganterin pulang Gita," ucap Riani. "Ini udah jam satu, kamu mau langsung pulang?" tanya Riani.

"Iya Tante, saya langsung pulang saja. Saya pamit dulu ya," ucap Satria. Lalu ia bergegas pergi dari rumah Gita.

Holla gimana sama cerita ini? Menarik? Atau membosankan? Semoga sih pada suka ya.

Seperti biasa jangan lupa dengan comentar dan votte.

Aku masih bingung untuk pemeran Derel, lebih baik pake cast

Derel chan

Atau Baekhyune

Berikan pendapat kaliannya, karna itu sangat berharga.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top