XXVIII. Serangan pada Elektra

“Instead of worrying about what you cannot control, shift your energy to what you can create.” — Roy Bennett

.
.
.

Elektra, 16.49

Yangyang dan Lucas berjalan cepat menuju ruang pemeriksaan total tubuh para cyborg. Dengan masih mengenakan pakaian serba hitam, mereka berdua dijemput oleh Johnny dan Taeyong yang saat itu tampak kacau.

"Apa yang terjadi?" tanya Yangyang setibanya ia di depan ruangan berlapiskan dinding transparan itu.

Di dalam ruangan terdapat satu tempat tidur dengan seorang cyborg berbaring di atasnya. Tak sendiri, empat orang berpakaian serba putih dan tiga robot medis mengelilingi cyborg tersebut.

"Kami tidak tahu. Sudah hampir lima jam kami mencoba untuk mengembalikan fungsi indra penglihatannya tapi tetap tak bisa," panik Johnny.

Yangyang menatap tajam cyborg yang diketahui adalah Mark itu.

Yuta menepuk bahu Yangyang ringan, "Aku menyerah untuk menyembuhkannya. Aku dan para robot medis sudah mencoba yang terbaik, tapi tetap tak mampu."

Yangyang memandang satu per satu para cyborg dan mutan yang berada di ruangan itu. Ia menghela napas, lalu tersenyum lemah. "Berikan aku waktu, mungkin sekitar satu jam? Aku akan berusaha sebisaku," ujar Yangyang, melangkah masuk ke ruangan transparan itu seorang diri.

Yangyang melirik sekilas pada Taeyong. Ketua kaum cyborg itu mengusap dagu dengan tangan kanan dan tangan kirinya digunakan sebagai tumpuan. Taeyong mengangguk samar, memberi sinyal pada Yangyang jika ia bisa mulai mencoba menyembuhkan Mark.

Sayup-sayup, Taeyong mengatakan pada Lucas jika para cyborg telah dievakuasi di ruang bawah tanah. Lucas pun demikian. Ia memberitahu pada semua cyborg jika para mutan melakukan hal yang sama. Sayangnya, sebagian dari mutan berusia di atas delapan belas tahun memilih untuk kabur ke hutan di belakang Magnum. Ini jelas saja membuat mutan dewasa sedikit kewalahan untuk mencari keberadaan mereka.

Yangyang kemudian menarikan kedua tangannya masing-masing di pelipis Mark.

Cyborg yang dapat mengendalikan pikiran itu terlihat buruk. Kedua mata Mark tidak lagi membiru, tapi sudah menghitam. Entah apa yang ia terima selama mendekam di penjara Dark V hingga penglihatannya menjadi seperti ini.

Saat Yangyang mulai memejamkan mata, untaian bercahaya keluar dari jari jemarinya dan masuk ke pelipis Mark yang sedang berada dalam pengaruh obat penenang. Hening untuk beberapa saat, namun tiba-tiba saja Mark mengejang. Hal ini membuat Yangyang mundur selangkah dengan mata yang terbelalak.

"Mark... mengalami cedera kepala yang parah!" pekik Yangyang.

Melihat kondisi Mark itu, para cyborg dan mutan berdiri lebih dekat dengan dinding transparan tersebut. Haechan bahkan terlihat sangat panik, hingga tangannya bergetar saat menyentuh dinding ruangan.

"Ini akan sangat lama," lirih Yangyang. Ia lalu berlari ke arah pintu dan menguncinya dari dalam. Untuk sesaat, semua makhluk hanya mampu mengerutkan kening serta menautkan alis.

Apa yang akan Yangyang lakukan pada Mark?

Yangyang menyentuh dada Mark, membuat cyborg itu seketika diam. Mutan berkekuatan vitakinesis tersebut kembali fokus pada pelipis Mark.

Bruk! Sebuah suara terdengar dari lantai dasar dan lantai paling atas Elektra. Para cyborg dan mutan saling pandang selama beberapa detik. Suara itu juga berhasil memecah konsentrasi Yangyang.

"Oh, come on..." gumam Yangyang lagi dengan jari yang masih berada di pelipis sang cyborg.

Lucas, Haechan, Yuta, Taeyong, Jaehyun, Doyoung, Taeil, Jungwoo, dan Johnny bergegas meninggalkan ruang pemeriksaan total tubuh, sedangkan Sungchan dan Shotaro masih menemani Yangyang di luar ruangan transparan dan memantau perkembangan tubuh Mark dari sebuah layar. Mereka berpisah untuk melihat apa yang terjadi di luar sana.

***

Johnny, Jaehyun, Haechan, dan Taeyong berada di lantai paling atas Elektra. Mereka berhenti berlari ketika melihat lima REX telah berhasil membobol pertahanan Elektra di lantai delapan puluh. Keempat cyborg itu termangu selama beberapa detik.

"Kita hancurkan dengan cepat!" ujar Jaehyun, berlari menerjang REX tersebut.

Keempat cyborg itu mengaktifkan sebuah lencana 2020 yang terletak di pergelangan.

Lencana ini adalah buatan terbaru Doyoung, di mana ia mengerjakannya satu minggu setelah keluar dari Penjara Dark V. Lencana berwarna abu-abu diproduksi terbatas dan hanya terpasang di lengan cyborg dengan kemampuan tinggi.

Lencana itu yang semula berwarna abu-abu, kini berubah menjadi warna biru setelah diaktifkan.

Lima REX tersebut mengaktifkan protector dengan cepat ketika Jaehyun melesat ke arah mereka. Sebuah pukulan dari Jaehyun berhasil menghacurkan protector satu REX.

Jaehyun kembali memukul dan menendang REX lainnya dengan sekuat tenaga. Tak peduli jika saat ini keringat mulai membajiri tubuhnya. Sudah lama ia tak merasa seperti ini, membuatnya sangat bersemangat dalam melancarkan berbagai pukulan kejutan.

Jaehyun berhasil memukul REX beberapa langkah ke belakang. Ia menyeringai dan bersiap untuk kembali memamerkan tinjunya yang mematikan. Namun, belum sempat ia berlari, Taeyong mendorongnya dan jatuh bersama ketika REX itu mengeluarkan amunisi. Melontarkannya pada Jaehyun.

"Kau perlu hati-hati sebab peluru mereka terbuat dari stromium!" ucap Taeyong dengan napas yang tersengal-sengal.

Johnny dengan sigap menarik kedua tangan cyborg itu, membantu mereka untuk bangkit kembali.

"Stromium? Benarkah itu?" tanya Jaehyun, terengah-engah. Haechan, Johnny, dan Taeyong mengangguk mantap sebagai balasannya.

Kini, lantai delapan puluh Elektra benar-benar hancur, hanya tersisa cyborg dan REX yang saling menghajar satu sama lain tanpa lelah.

***

Bruk! Ruangan pemeriksaan total tubuh sukses ditembus oleh dua REX yang menghancurkan jendela. Mereka keluar dari sebuah helikopter di samping gedung Elektra. Sungchan dan Shotaro yang saat itu fokus pada layar langsung menerima amunisi di leher mereka. Seketika keduanya kehilangan nyawa saat itu juga.

Yangyang masih berusaha untuk tetap mengembalikan fungsi saraf di mata Mark. Saking fokusnya, Yangyang tak menyadari jika di luar ruangan transparan ini terdapat dua REX yang siap membunuhnya.

REX mulai mengetuk ruangan itu, namun Yangyang tetap tak membuka matanya. Dengan terpaksa, REX menghancurkan ruangan dengan senjata yang ia genggam. Ruangan transparan itu hancur seketika. Hal tersebut membuat Yangyang bergeming.

Seorang REX mengarahkan senjatanya tepat menuju leher Yangyang. Belum sempat pelatuk ditarik, Yuta berhasil datang tepat waktu dari lantai dasar. Ia langsung menendang punggung REX tersebut dan itu sukses menarik perhatian seorang REX lainnya.

Dua lawan satu!

Yuta yang saat itu dilengkapi pula oleh lencana 2020 serta sebuah senjata, akhirnya menerjang dua makhluk tersebut. Sekali lagi ia mampu membasmi dua REX dengan gerakan yang terbilang minim. Entah bagaimana, ia merasa sudah dapat membaca gerak REX dengan cepat.

Yuta berjaga di depan. Secara bergantian matanya tertuju pada Mark dan Yangyang, serta koridor kosong di hadapannya.

Sekitar lima puluh menit Yangyang mencoba mengembalikan penglihatan Mark. Cyborg itu tiba-tiba saja terbangun dan duduk dengan kaku di tempat tidurnya. Ia mengerjap beberapa kali, lalu menoleh pada Yangyang tepat di sampingnya.

"Kau sudah sadar? Kau bisa melihatku?" seru Yangyang setelah Mark berhasil membuka matanya. Belum sempat Yangyang fokus pada Mark, pandangannya justru beralih pada ruangan yang telah rusak parah. Ia juga sempat terkejut ketika melihat Sungchan dan Shotaro tewas berlumuran darah.

"Aku bisa melihat!" teriak Mark. Ia tersenyum merekah, namun pada akhirnya senyum itu luntur.

Apa yang ia dan Yangyang saksikan di depan mata adalah suatu kehancuran yang luar biasa. Ah, ini pasti sangat menyedihkan bagi Mark karena seharusnya ia melihat sesuatu yang indah untuk pertama kalinya.

Bukan kehancuran Elektra!

Mendengar suara Yangyang dan Mark, Yuta bergegas masuk kembali. Ia menatap Mark, "Syukurlah... Kau bisa melihatku, 'kan?"

"Ya, ya, aku bisa melihatmu."

Yuta pun menoleh pada Yangyang dengan cepat dan mengucapkan terima kasih dengan senyum kecil.

To be continued

***

©Ignacia Carmine (2020)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top