XXI. Kembali

“You can make a new friend but you can’t make an old one.”– Tom Bodett

.
.
.

Elektra, 16.02

Doyoung turun dari mobil polisi dengan langkah yang lambat. Di depan gerbang utama itu, ia berhenti sejenak dan mengedarkan pandangannya.

Ini... Elektra? Ternyata sudah banyak yang berubah, batinnya tak percaya.

Terlalu banyak yang kenangan yang terputar di otak Doyoung dari kediamannya itu. Dulu, taman di depan Elektra ini adalah tempat bermain favoritnya bersama Johnny, Taeil, Taeyong, Jaehyun, Jungwoo, dan Yuta. Ia juga masih mengingat dengan jelas bagaimana Haechan kecil belajar berjalan di sini, di tempat yang ia pijak sekarang. Terkadang, Doyoung akan berlari dan menggendong Haechan yang menangis karena lututnya yang lecet akibat terjatuh saat belajar berjalan.

Ia juga ingat bagaimana Mark belajar bersepeda di taman ini. Meskipun jatuh berulang kali dan luka mulai menghiasi tubuh mungilnya, Mark selalu tersenyum. Ia tak pernah menangis ketika goresan kecil tersebut mulai mengeluarkan darah.

Ah, kenangan itu...

"A-aku... pulang," lirih Doyoung sembari menatap Taeyong, Haechan, Taeil, Johnny, dan Yuta yang telah berlari ke arahnya. Kelima cyborg pun itu memeluk Doyoung erat.

"Selamat datang," ucap Taeil membuat Doyoung tersentuh.

Mereka pun masuk kembali ke gedung Elektra dan disambut dengan sederhana. Andai saja Elektra tidak berada dalam fase off, mungkin saja mereka akan merayakannya secara besar.

***

Magnum, 16.26

Xiaojun dan Yangyang berdiri di gerbang utama Magnum dengan kemampuan kaki yang tak terlalu kuat. Sesekali, Xiaojun memegang bahu Yangyang agar tak terjatuh. Ah, betapa menyedihkannya mereka.

Xiaojun yang memapah Yangyang pun akhirnya masuk ke taman Magnum dengan tatapan yang berbinar dari para mutan, termasuk Kun dan Lucas.

Sesuai tradisi, mutan yang pertama kali menginjakkan kakinya di Magnum haruslah di sapa oleh sesamanya atau memiliki kekuatan yang sama. Di pintu gedung, Xiaojun dan Yangyang melihat empat makhluk yang telah berdiri tiga langkah lebih depan dari mutan lainnya.

"Aku bisa berdiri sendiri, Xiaojun," ucap Yangyang lemah. "Pergilah ke mereka!"

Xiaojun mengangguk dan melepaskan Yangyang.

Keempat mutan yang terdiri dari seorang anak laki-laki dan anak perempuan berusia empat tahun, seorang wanita yang satu tahun lebih muda dari Xiaojun, serta seorang bayi dalam gendongan sang wanita; mulai mendekat pada Xiaojun.

"Aku merindukanmu, Junyi," ujar Xiaojun pada sang wanita. Ia mengecup kening Junyi lembut dan kembali menatap pada tiga anak lainnya.

Junyi merupakan wanita dengan kemampuan yang sama dengan Xiaojun, Nekrokinesis. Ia berasal dari Shanghai dan diajak oleh Kun untuk tinggal di Magnum. Mutan wanita itu menyetujuinya dan kini menjadi pendamping bagi mutan dengan kekuatan mematikan seperti dirinya. Ia memiliki rambut hitam bergelombang dengan bola mata gelap yang memesona, bibirnya yang tipis serta bulu mata yang lentik, membuat wanita ini terlihat menarik. Tentu saja ia adalah wanita pilihan Xiaojun.

"Aku juga sama," lirih Junyi dengan senyumnya yang menawan. "Ah, ini bukan anakku," lanjutnya menatap bayi yang menggeliat dalam gendongan.

"Bayi ini, Nekro?" tanya Xiaojun. Junyi mengangguk dengan mantap sebagai balasannya.

"Tolong lakukan aktivasi energi padanya," pinta Junyi.

Aktivasi energi dilakukan oleh mutan dewasa pada para mutan belia dengan kekuatan yang sama. Jika aktivasi energi tidak dilakukan hingga dewasa, maka ia akan hidup layaknya manusia. Mutan jenis ini tak dapat disebut manusia juga, sebab ia tak lahir dari rahim manusia. Tidak dapat pula disebut mutan karena ia tak memiliki kekuatan sebagaimana kaumnya. Yang mengesalkan dari aktivasi energi adalah hanya mutan pria dewasalah yang mampu melakukannya pada mutan lain. Aktivasi ini juga dilakukan Winwin pada beberapa makhluk teleportasi sebelum akhirnya ia menghilang.

Xiaojun mengambil bayi itu dan menatapnya dengan netra yang berbinar. Ia kemudian menyapa dua anak lainnya yang bersembunyi di balik kaki Junyi.

"Hei, tak apa. Dia tak akan menyakiti kalian," kata Junyi menenangkan.

"Apakah mereka juga belum aktivasi energi?" tanya Xiaojun lagi.

"Iya, lakukanlah pada ketiganya!"

Xiaojun pun berjongkok, menyejajarkan tubuhnya dengan kedua anak itu. Junyi kemudian mengarahkan anak-anak untuk memegang jari Xiaojun, termasuk sang bayi. Untuk beberapa saat, anak-anak itu tersentak. Mereka merasa jika aliran darah mereka telah dialiri oleh listrik.

Xiaojun bertanya, "Bagaimana rasanya?"

"Aneh..." ujar anak laki-laki itu dengan santai.

"Tak apa. Ini tak akan menyakiti kalian."

Setelah aktivasi energi selesai, Junyi kemudian mengajak Xiaojun dan anak-anak untuk masuk ke dalam Magnum.

Melihat itu, Yangyang tersenyum lebar. Kun dan Lucas langsung berlari kecil menghampiri mutan vitakinesis tersebut dan memapahnya.

"Kau benar-benar sendirian, Yangyang," ledek Lucas.

"Aku tak peduli. Yang terpenting, aku pulang."

"Ah, itu benar sekali," sela Kun dengan cepat.

Xiaojun, Lucas, Kun, Yangyang, Junyi, dan tiga anak tersebut kini berada di kamar bayi Nekrokinesis. Junyi kemudian meletakkan bayi di tempat tidurnya, lalu memakaikan sarung tangan pada kedua anak lainnya.

"Mulai sekarang, kalian harus memakai ini saat bermain. Kalian juga tak boleh menyentuh orang secara sembarangnya karena orang itu bisa kesakitan. Kalian tak mau itu terjadi, bukan?" ucap Junyi lembut, membuat anak-anak mengangguk.

"Kalau begitu, pergilah bermain. Ingat, sarung tangan ini tak boleh kalian lepas!"

Setelah keduanya pergi, Kun menatap Junyi. "Apakah bayi itu sudah terlelap?" tunjuk Kun pada box bayi.

"Ah, sudah, Tuan."

Xiaojun menyela, "Tuan? Lalu aku kau panggil apa?"

Junyi mengerutkan kening. Ia menatap Xiaojun lekat, lalu tersenyum tipis. Junyi tahu jika Xiaojun sedang kesal mendengar panggilan yang terbilang spesial itu untuk Kun.

"Kau... marah?" tanya Junyi dengan hati-hati.

"Tidak!" tegas Xiaojun dengan tangan yang terlipat di dada. Ia membuang tatapannya ke luar jendela. Untuk sesaat, Junyi seketika mengulum senyum dan berjalan menuju Kun.

"Junyi, kau bisa meninggalkan kami berempat? Ada yang harus kami bahas bersama," sebut Kun.

"Tentu, Tuan."

Junyi dengan cepat menoleh pada Xiaojun. "Kau mau tahu nama panggilanmu?" Pertanyaan Junyi jelas menarik atensi Xiaojun. Pria itu menatap sang wanita dengan lekat. "Calon suami," ungkap Junyi sebelum akhirnya menghilang di balik pintu.

"Aihs..." muak Lucas.

"Ah, aku tak bisa mendengar ini. Rasanya indra pendengaranku mulai rusak," protes Yangyang dengan tangan yang menutupi kedua telinga. Berbeda dengan Kun dan Xiaojun yang tersenyum merekah mendengarnya. Bahkan, wajah Xiaojun sudah memerah layaknya udang rebus.

"Oke, sekarang fokus!" pinta Kun sembari menepuk tangannya. Ia berjalan ke arah jendela kamar, di mana sebuah meja telah terletak di sana. Langkah Kun ini diikuti oleh Lucas, Yangyang, dan Xiaojun.

Kun meletakkan dua buah Alerium di atas meja, membuat Xiaojun dan Yangyang terperangah.

"Aku baik-baik saja, Kun," ucap Yangyang mencoba meyakinkan.

Kun mendengkus. "Apanya yang baik-baik saja? Kau terlihat kurus dan lemah. Kau tak pernah seperti ini sebelumnya. Ini mengindikasikan bahwa kau sedang tak baik-baik saja."

"Lantas, apa yang akan kau lakukan?" tanya Yangyang.

"Besok kita akan ke Elektra untuk menyisipkan ini ke darah kalian."

Xiaojun dan Yangyang saling pandang, terlihat ragu. Mereka ingin menolak, tetapi mereka juga tak ingin mati. Ini adalah pertama kalinya darah mutan akan disisipi oleh material lain. Winwin sebelumnya hanya diberitahu bahwa Alerium dapat membuat sel dan jaringan kembali muda. Namun, ia tak diberitahu tentang persentase keberhasilannya.

"Aku rasa kita memang harus mencobanya," kata Xiaojun sambil mengusap dagunya.

Yangyang menghela napas, lalu memejamkan mata selama beberapa detik.

"Baiklah, ayo kita coba!"

***

Magnum, 23.14

Xiaojun yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk menutupi pinggulnya, kini disibukkan dengan pemilihan baju tidur.

"Mengapa tidak sepasang saja denganku?" ujar Junyi yang duduk di tempat tidur dengan selimut yang menutupi bagian bawah tubuhnya.

Xiaojun menoleh, "A-aku... ah, ya. Tapi tetap saja aku bingung."

"Maka dari itu, kau tinggal memilih warna yang sama denganku. Apa kau mau aku menyiapkannya setiap malam? Tak apa jika kau mau."

Xiaojun mengangguk dengan mantap. "Ah, sepertinya itu ide yang bagus."

Junyi yang saat itu mengenakan piyama kimono satin berwarna biru navy pun turun dari tempat tidur. Ia berjalan menuju Xiaojun dan menempelkan tangannya di punggung sang pria.

"Sepertinya aku harus terbiasa," lirih pria tersebut.

"Terbiasa denganku atau terbiasa dengan pakaian-pakaian ini?" tanya Junyi sembari memamerkan senyumnya yang indah.

"Hm... mungkin dua duanya."

Junyi kemudian menjatuhkan pandangannya pada punggung Xiaojun dengan lekat. Ia mengusap luka-luka bekas penyiksaan di Dark V yang terlihat jelas. Hal ini membuat Junyi tak dapat mengucapkan sepatah kata. Gerakan tangan Xiaojun dalam memilih pakaian pun berhenti ketika Junyi menyentuh bekas luka itu.

Xiaojun berucap, "Kau... tak perlu melihatnya!"

"Sakit?"

Xiaojun tersenyum tipis, "Biasa saja."

"Tak perlu berbohong padaku!" ujar sang wanita.

Xiaojun memutar tubuhnya ketika kata-kata itu keluar dari mulut Junyi. Ia memegang bahu sang wanita dan mengangguk pelan. "Aku baik-baik saja."

Wanita bermarga Li tersebut menaikkan kedua sudut bibirnya. Ia menghela napas dan memegang kedua lengan sang kekasih.

"Jadi, kau memilih pakaian yang mana? Kau bisa sakit jika lama memilih pakaian, karena cuaca sangat tidak mendukung."

Xiaojun tersenyum jail. Ia menatap Junyi dengan tatapan yang... menginginkan?

Pria berkekuatan Nekrokinesis itu memajukan kepalanya, hingga ia dapat mendengar deru napas sang wanita dengan jelas. Ia kemudian menyampirkan rambut Junyi ke belakang telinga, lalu membisikkan sesuatu. "Bagaimana... jika malam ini, kau dan aku tak usah memakai pakaian?" goda Xiaojun.

Tanpa menunggu persetujuan wanita bersurai hitam tersebut, Xiaojun pun menempelkan bibirnya pada bibir Junyi, membawanya dalam dekapan hangat di malam yang dingin itu.

To be continued

***

© Ignacia Carmine (2020)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top