31. Sidang Kedua
Berikut adalah dokumentasi tertulis sidang sesi kedua pada 11 September 2045, pukul 13.00 hingga selesai, di pengadilan Yang Mulia Raja George, Old Bailey, London. Beberapa bagian dari sidang ini dengan sengaja dirahasiakan.
Sidang ini diikuti:
Terdakwa: Ms. Aya Takeuchi
Pengacara Terdakwa: Mr. Norman Singh
Saksi: Ms. Margaret J. O'Sullivan
Jaksa Penuntut: Mr. Octavius Madden
Hakim: Yang Mulia Mr. Etienne Hughes
Tim juri yang terdiri dari 12 orang (nama dirahasiakan).
Hakim memasuki ruang sidang. Pengadilan mengajukan Ms. Margaret O'Sullivan sebagai saksi. Saksi duduk di atas mimbar dan diangkat sumpah.
Mr. Singh: "Miss O'Sullivan, tolong beritahu pada juri identitas Anda."
Ms. O'Sullivan: "Saya Margaret Jane O'Sullivan, tinggal di Park Avenue, Victoria Road Nomor 15, London. Usia saya dua puluh enam tahun."
Mr. Singh: "Anda dikenal sebagai komikus, tetapi Anda punya pekerjaan lain. Bisa Anda jelaskan apa pekerjaan yang satunya lagi?"
Ms. O'Sullivan: "Saya bekerja sebagai programmer. Well, sebetulya bukan bekerja, karena tidak ada yang menggaji saya. Saya melakukannya untuk Soren Adam Clarkson."
Mr. Singh: "Yang Mulia, meminta izin menampilkan Bukti B."
Hakim: "Dipersilakan."
Di layar tampak dua foto laki-laki yang sama persis. Foto di sebelah kiri berlabel '1. Soren Adam Clarkson,' dan foto di sebelah kanan berlabel '2. Soren Adam.'
Mr. Singh: "Seperti yang bisa kita semua saksikan, laki-laki di kedua foto ini adalah Mr. Soren Adam Clarkson, anak tunggal dari Theo dan Eleanor Clarkson. Tapi foto nomor dua adalah sebuah android. Betul begitu, Miss O'Sullivan?"
Ms. O'Sullivan: "Betul. Soren Adam di foto kedua merupakan android yang dibuat oleh Theo Clarkson, untuk menggantikan putranya yang telah tewas."
Mr. Singh: "Ini menarik. Tolong jelaskan hubungan Anda dengan Mr. Clarkson dan putranya. Mohon diingat, Anda telah diikat sumpah."
Ms. O'Sullivan: "Soren Adam Clakrson yang asli, yang wajahnya terlihat di foto nomor satu, sudah meninggal. Theo merasa bersalah karena terlalu banyak menghabiskan waktunya dengan mengajar sebagai profesor robotika di Wales. Theo ingin mengobrol dengan putranya, dia berniat mengajak Soren memancing. Tapi waktu itu Bencana Besar Kedua baru dimulai, dan cuaca tidak bisa diprediksi. Theo nekat pergi ke laut, tanpa mengindahkan peringatan badai dari badan meteorologi setempat. Kapal mereka terbalik karena diterjang badai, dan Soren tewas karena tenggelam.
Kematian Soren hanya diketahui oleh kedua orangtuanya, dan akhirnya, saya sendiri. Waktu itu saya adalah mahasiswa bimbingan Theo Clarkson-kami sedang mengerjakan sebuah android sebagai proyek uji coba. Tiba-tiba profesor itu berhenti dari universitas. Maka saya mendatanginya untuk menanyakan kelanjutan proyek kami. Saat itu saya tahu bahwa Theo baru kehilangan putranya, dan dia menyalahkan dirinya sendiri karena kejadian nahas itu. Karena keluarga Clarkson sedang berduka, saya terpaksa memberhentikan sementara proyek bersama itu.
Dua minggu kemudian, Theo mengontak saya. Dia mau melanjutkan proyek kami, tetapi dengan sedikit... modifikasi."
Mr. Singh: "Apakah waktu itu Anda menyadari bahwa modifikasi yang dimaksud oleh Theo Clarkson adalah memakai android untuk menghidupkan kembali putranya?"
Ms. O'Sullivan: "Bukan menghidupkan, tetapi membuat ulang. Saya sebetulnya tidak yakin, eksperimen seperti ini sangat berisiko dan kemungkinan besar gagal. Theo sendiri seorang pakar robot berlisensi, sehingga dia punya izin melakukan eksperimen robotika. Saya setuju membantu karena tak tega melihat Theo begitu berduka.
Kami mencoba mereplika fisik Soren Adam yang asli dengan memakai tubuh android itu. Kami menambahkan beberapa jaringan sintetis supaya si android bisa bebas dari detektor logam, sekaligus menghilangkan beberapa kebutuhan manusiawi, seperti rasa lapar dan haus. Pekerjaannya makan waktu setahun, tetapi kami berhasil."
Mr. Singh: "Dan apa peran Eleanor Clarkson dalam proyek ini?"
Ms. O'Sullivan: "Android itu hidup dan berfungsi dengan baik, tetapi dia tidak punya memori apa-apa. Secara fisik dia sama persis dengan Soren Adam, tetapi di dalamnya, dia masih kosong, bukan siapa-siapa.
Eleanor Clarkson sebetulnya tidak mendukung eksperimen kami, tetapi saat pertama kali melihat android itu dinyalakan, dia menangis karena 'putranya' hidup kembali. Eleanor seorang ahli saraf, dia mencoba merekonstruksi ulang memori Soren ke dalam android itu. Eleanor berharap jika dia berhasil, robot itu akan betul-betul jadi seperti Soren Adam yang telah meninggal."
Mr. Singh: "Bagaimana persisnya proses rekonstruksi memori itu?"
Ms. O'Sullivan: "Membangun kembali memori. Seorang ahli akan memasukkan kembali momen-momen penting yang telah dilupakan dalam hidup seseorang sebagai dasarnya. Misalnya memori tentang pertama kali mengendarai sepeda, cinta pertama, kelulusan SMA, pernikahan, dan sejenisnya. Pekerjaan itu luar biasa sulit, jauh lebih sulit dari mereplika fisik, dan biasanya hanya dipakai untuk membantu pasien demensia. Teknologi kecerdasan buatan akan 'melengkapi' celah-celah memori yang tidak lengkap, dengan merangkum informasi yang relevan dari internet. Eleanor menghabiskan satu tahun menyusun ulang memori lama Soren Adam."
Saksi berhenti bicara dan menutup mulutnya. Saksi menangis. Mr. Singh menawarkan sehelai saputangan pada Saksi dan segelas air. Saksi menghapus air matanya dan minum. Tubuhnya gemetar. Hakim bertanya apakah Saksi merasa tidak enak badan, tetapi Saksi menjawab dia sanggup melanjutkan.
Hakim: "Dan apakah proyek mencipta ulang ini berhasil?"
Saksi menangis lagi. Hakim memberi waktu bagi Saksi untuk menenangkan diri.
Ms. O'Sullivan: "Ya dan tidak. Memori sintetis itu bekerja dengan baik, tetapi tidak bisa merekam hal baru. Ingatan Soren Adam si android terhenti saat dia tenggelam, tepat dua tahun sebelum dia diaktifkan."
Mr. Singh: "Bisakah Anda menjelaskan hal ini dengan lebih sederhana?"
Ms. O'Sullivan: "Soren Adam yang baru terjebak dalam loop. Setiap hari dia hanya mengulang rutinitas yang sama seperti yang dilakukannya di hari terakhir saat dia hidup di dunia ini."
Mr. Singh: "Dan inilah penyebab utama kenapa hidup Soren Adam begitu teratur?"
Ms. O'Sullivan: "Ya. Theo berusaha mengeluarkan Soren dari loop itu. Dia mengira Soren hanya trauma. Kemudian tsunami itu terjadi..."
Mr. Singh: "Pada 12 Desember 2040, tsunami setinggi lima belas meter menyapu daerah pesisir Edinburgh. Yang Mulia, meminta izin menunjukkan Bukti C: dokumentasi di daerah bencana."
Hakim memberi izin lewat anggukan. Layar menampilkan rekaman video di lokasi yang dimaksud oleh Pengacara Terdakwa. Beberapa anggota Juri terkesiap menonton video itu.
Mr. Singh: "Eleanor Clarkson mengalami cidera kepala sehingga menderita demensia, dan Theo Clarkson meninggal dalam bencana ini. Miss O'Sullivan... Anda bilang, Soren bisa mengingat kejadian ini?"
Ms. O'Sullivan: "Ya. Entah bagaimana caranya, dia berhasil mengingat kejadian itu dengan sangat detail. Saya rasa karena kematian Theo membuat Soren amat terpukul. Saat itu saya tahu bahwa memori Soren bisa diperbaiki."
Mr. Singh: "Dan apa yang Anda lakukan selanjutnya?"
Ms. O'Sullivan: "Dinas Sosial menyarankan Eleanor dirawat di Anchor Knight. Lalu saya menonaktifkan Soren untuk sementara, dan membawanya pindah ke London. Di kota ini, saya berusaha supaya Soren bisa menjalani hidup yang senormal mungkin, seperti laki-laki lain seumurannya. Saya mencarikan pekerjaan untuk Soren di Tesco, sementara saya bekerja sebagai komikus untuk menghidupi diri saya sendiri. Pekerjaan di Tesco itu cocok untuk Soren karena agak monoton.
Berdasarkan pengetahuan dan keahlian yang saya pelajari saat bekerja bersama Eleanor, saya terus berusaha memperbaiki memori Soren supaya dia bisa menjalani hidup yang lebih manusiawi. Setiap dua minggu sekali, saya berpura-pura menggunting rambutnya sambil mengedit baris-baris kode dalam memorinya. Rambutnya sendiri tidak bertumbuh, tetapi rutinitas gunting rambut itu adalah salah satu loop dalam dirinya."
Hakim: "Bagaimana dengan pengisian daya? Robot itu perlu diisi daya, kan?"
Ms. O'Sullivan: "Saya menanamkan wireless charger di balik kasur Soren, sehingga dia otomatis diisi daya saat sedang tertidur."
Beberapa Juri dan penonton yang hadir bergumam kagum. Jaksa tampak tidak senang dengan reaksi ini dan meminta Hakim menenangkan ruang sidang. Hakim mengabulkan permintaan Jaksa dan meminta hadirin untuk tetap tenang.
Mr. Singh: "Miss O'Sullivan, dari hasil penyelidikan dari pakar kecerdasan buatan robot, Anda juga terbukti menyortir memori-memori Soren Adam. Tolong dijelaskan."
Ms. O'Sullivan: "Bukan menyortir, lebih tepatnya mengubah memori yang berhubungan dengan sifat robotnya. Misalnya saat tsunami itu terjadi. Soren selamat karena rangka tubuhnya terbuat dari titanium, tetapi saya membuat Soren percaya dia selamat karena terjebak di dalam mesin pengering yang dibuat Theo Clarkson. Begitu juga dengan sifat-sifat manusiawi yang seharusnya dia miliki, seperti rutin berbelanja bahan makanan meski dia tidak butuh makan—saya diam-diam mengosongkan kulkasnya seminggu sekali—serta mengucapkan 'Terima kasih, saya tidak lapar,' jika ada yang menawarinya makanan. Loop menggunting rambut itu tidak saya ubah karena menjadi alasan saya untuk mengutak-atik CPU Soren."
Mr. Singh: "Jadi bisa dibilang, Anda bertanggung jawab dalam 'memanusiakan' kehidupan Soren Adam, dan itu berhasil?"
Ms. O'Sullivan: "Belum sepenuhnya berhasil, tetapi sudah berkembang dengan sangat baik. Dalam lima tahun, Soren sudah bisa mengingat hal-hal baru, meski dia masih terjebak dalam beberapa loop, seperti selalu bangun pada pukul enam, selalu senam pagi, berjalan di atas garis, menghitung jumlah langkah, dan sejenisnya. Dia sudah berubah drastis sejak pertama kali diaktifkan, tetapi saya masih kesulitan memprogramkan emosi. Seperti yang sudah dijelaskan Miss Takeuchi, emosi tidak bisa diprogram. Lalu suatu hari Soren mengisi survei tentang Proyek Deus itu..."
Ruang sidang menjadi hening. Jaksa, Pengacara Terdakwa dan Hakim mengambil jeda sebentar.
Mr. Singh: "Kenapa Anda melakukan semua ini, Miss O'Sullivan? Anda tidak berutang apa pun pada keluarga Clarkson. Anda bisa meninggalkan Soren di Edinburgh. Toh dia hanya robot."
Saksi terdiam sejenak. Hakim memerintahkan protokoler untuk mengambilkan segelas air lagi, tetapi Saksi menolak dengan gerakan tangan.
Ms. O'Sullivan: "Karena saya menyesal. Android itu tidak minta diciptakan, kami yang menciptakannya. Awalnya saya setuju ikut dalam proyek ini hanya untuk membantu Theo, sekaligus menguji kemampuan saya sendiri. Namun setelah melihat Soren... saya sadar saya keliru. Secara fisik dia memang mesin, tetapi di luar itu, dia begitu hidup. Saya tidak bisa menelantarkannya begitu saja.
Saya tambah menyesal setelah menyadari bahwa Soren membenci robot gara-gara kematian Theo. Saya tidak bisa membayangkan reaksi Soren seandainya dia tahu bahwa dirinya sesungguhnya juga robot."
Suasana ruang sidang berubah hening. Mr. Singh berhenti mengajukan pertanyaan. Hakim mempelajari beberapa catatan di mejanya. Jaksa minta izin mengambil alih. Hakim memberi izin pada Jaksa. Pengacara Terdakwa kembali ke kursinya.
Mr. Madden: "Cerita yang luar biasa, Miss O'Sullivan. Tapi sepertinya Anda lupa, Anda lah yang menembak Soren Adam di depan gedung Hitobot. Kalau Anda betul-betul peduli padanya, kenapa Anda justru ingin mematikannya?"
Ms. O'Sullivan: "Karena Theo Clarkson meninggalkan sesuatu untuk saya."
Saksi meminta izin pada Hakim untuk memutarkan sebuah video. Pengacara Terdakwa menyebutnya sebagai Bukti D. Hakim memberi izin. Berikut adalah transkrip isi video tersebut:
"Margaret, Maggie, Meg... Hai, ini aku, Theo. Kalau kau menerima ini, artinya sesuatu terjadi padaku. Kau suka nonton, jadi aku yakin kau sudah sering melihat yang seperti ini di film-film. Yah, anggap saja saat ini aku sudah tewas...
Kalau kita hanya melihat hasil karya kita dari kacamata ilmuwan, kita patut berbangga. Aku yakin Hitobot sekalipun tidak akan sanggup membuat yang seperti Soren dalam lima tahun ke depan. Tapi kita tahu Soren berbeda. Dia belum punya emosi. Menurut Eleanor, dia bahkan mungkin tidak akan pernah bisa merasakan. Seseorang tidak bisa disebut hidup jika tidak punya hati nurani.
Artinya, Soren bisa saja akan terus menjadi robot. Dia tak akan pernah hidup, tetapi tak bisa juga mati.
Setiap kali mengajak Soren ke pantai, aku jadi benci pada diriku sendiri. Rasanya aku telah bersikap egois. Alih-alih mengikhlaskan kepergian putraku, aku malah menambah dosaku dengan membuat penggantinya. Dan aku juga berdosa pada Soren yang ini, karena menciptakannya dengan kondisi seperti ini. Ditambah lagi, aku telah melibatkanmu dan Eleanor. Tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri, Meg. Ini semuanya kesalahanku.
Kuharap seseorang di masa depan mencetuskan ide atau teknologi untuk memperbaiki dosaku ini. Menyempurnakan Soren dengan menambahkan emosi. Aku dan Eleanor tidak yakin kami mampu selamat dari Bencana Besar Kedua ini, tetapi aku tahu kau pasti akan melewatinya. Oleh karena itu aku menitipkan Soren padamu. Tolong rawat dia sebisamu. Ketika Soren sudah belajar cukup banyak, ada saat-saat di mana dia akan berubah. Kuharap kau memakluminya. Soren yang ini bukan hanya 'anak'-ku atau Eleanor. Dia 'anak'-mu juga.
Jangan lakukan ini untuk aku atau Eleanor, tetapi lakukanlah untuk Soren. Soren berhak menjalani hari-hari yang bahagia, meski dia mungkin tidak akan pernah paham apa itu kebahagiaan. Kumohon, lindungilah kebahagiaannya itu.
Terima kasih untuk semuanya. Sampai bertemu lagi! Cheers!"
Pemutaran Bukti D berakhir. Ruang sidang menjadi hening selama beberapa saat. Tidak ada permintaan untuk memutar ulang Bukti D. Saksi meminta izin untuk lanjut memberikan keterangan. Hakim tidak keberatan.
Ms. O'Sullivan: "Kedatangan Eva mengubah hidup Soren. Saya mengamati bahwa Eva sanggup membuat Soren 'membuka diri,' termasuk merasakan. Eva memberitahu saya bahwa Soren pernah bertanya padanya tentang apa arti bahagia. Saya tahu bahwa Soren mulai berhasil merasakan emosi paling mendasar yang bisa dirasakan setiap manusia."
Mr. Madden: "Dan emosi itu adalah...?"
Ms. O'Sullivan: "Cinta. Eva menerima Soren apa adanya, dan penerimaan itu membuat Soren merasa dicintai. Sifat dan perilaku gadis itu yang jujur dan tulus juga menggugah emosi Soren. Selama ini saya berteman dengan Soren dengan menyesuaikan diri saya mengikuti kemauan dan kebiasaan Soren. Eva tidak begitu. Dia tetap menjadi dirinya sendiri dan Soren tampaknya menyukai itu."
Hakim: "Saya masih tidak paham, Miss O'Sullivan. Jika Soren berhasil mencintai, bukankah itu hal yang bagus? Impian Theo dan Eleanor Clarkson tercapai. Anda terbebas dari beban moral yang ditimpakan Theo."
Ms. O'Sullivan: "Tidak sesederhana itu, Yang Mulia. Meski belum disadarinya, Soren sudah mencintai Eva. Saya tahu bahwa Eva adalah manusia sejak pertama kali melihatnya. Tapi hubungan ini tidak mungkin, Soren adalah sebuah android. Tidak peduli seberapa kuat cinta mereka, musuh yang tidak bisa mereka kalahkan adalah kematian. Eva pasti akan menua, tetapi Soren bisa hidup selama mungkin. Saya tidak tega membiarkan Soren hidup sendirian tanpa orang yang dicintainya selama puluhan atau bahkan ratusan tahun mendatang. Saya terpaksa menembaknya, atau cinta yang akan membunuhnya."
[Bagian ini dirahasiakan]
Sambungan dokumentasi tertulis sidang. Ms. Aya Takeuchi kembali duduk di mimbar saksi sebagai Terdakwa.
Mr. Madden: "Miss Takeuchi, kita telah mendengar keterangan dari Miss O'Sullivan. Apa alasan Anda ingin membawa kabur Soren Adam pada tanggal 1 Mei 2045 lalu?"
Ms. Takeuchi: "Saya ingin menelitinya."
Mr. Madden: "Ini berarti Anda sudah tahu bahwa Soren Adam sebuah android?"
Ms. Takeuchi: "Ya. Saat meneliti biodata Soren Adam, saya menyadari ada dua tahun yang hilang dalam hidupnya, dari 2038 hingga 2040. Saya meneliti semua arsip, tetapi tidak menemukan apa-apa. Seakan-akan Soren tidak sempat berulang tahun kesembilan belas, dan langsung loncat ke dua puluh.
Saat bertemu Eleanor di Anchor Knight, wanita itu tampak ketakutan. Saya pikir Eleanor takut pada serangan ARC, tetapi ternyata bukan itu alasannya. Meski menderita demensia, Eleanor tahu apa yang sudah dilakukannya, dan sepertinya dia tidak ingin Soren ditangkap ARC. Saya memancing Eleanor, dan dia memberitahu saya semuanya. Ditambah keterangan dari Eva, saya jadi yakin bahwa Soren Adam adalah robot pertama di dunia yang memiliki emosi."
Ruangan sidang kembali hening. Para Juri saling pandang, tetapi kali ini tidak ada yang berbicara. Hakim tampak tertegun mendengar keterangan dari Terdakwa.
Mr. Madden: "Saat berada di bunker perlindungan, Anda memberitahu Mr. Elliot Gill, sekretaris Perdana Menteri Tornbridge, bahwa Soren Adam adalah kunci untuk menghentikan perang ini, dan memaksa Perdana Menteri mengirim pasukan untuk melawan ARC di Anchor Knight. Betulkah begitu?"
Ms. Takeuchi: "Betul. Tujuh puluh persen robot yang aktif di dunia saat ini adalah produksi Hitobot, termasuk pasukan yang dipakai berperang melawan Pihak Timur. Dibantu hasil uji coba Proyek Deus, kami betul-betul bisa memasukkan emosi ke dalam robot-robot itu. Nurani para robot itu akan memberitahu mereka bahwa perang bertentangan dengan kemanusiaan. Mereka tidak akan mau angkat senjata. Tanpa robot, kedua belah pihak yang bertikai tak bisa berbuat banyak."
Hakim: "Ini juga yang menjadi alasan Anda mendesak Perdana Menteri untuk menambahkan Hukum Keempat dalam Tiga Hukum Dasar Robotika? Hukum yang memberi kebebasan bagi... sebentar, saya rasa ada catatannya di sini..."
Ms. Takeuchi: "Para robot dengan kecerdasan buatan diberi hak penuh, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang rasional dan humanis, serta tanpa intervensi dari manusia untuk menentukan sikap dan pilihan mereka sendiri."
Mr. Madden: "Jadi Anda menganggap para robot itu pantas diberi hak yang sama dengan manusia di mata hukum?"
Ms. Takeuchi: "Mr. Madden, menurut Anda, apa yang membuat seseorang layak disebut hidup?"
Jaksa tampak kebingungan. Hakim, Pengacara Terdakwa, para Juri, dan hadirin di ruang sidang menunggu jawaban dari Mr. Madden.
Mr. Madden: "Well, secara biologis para ahli sudah setuju bahwa ciri-ciri mahkluk hidup adalah bernapas, bereproduksi, mengeluarkan zat sisa, dan ehm... butuh makan..."
Ms. Takeuchi: "Secara biologis, ciri-ciri lainnya adalah bisa beradaptasi, berkembang, merespon rangsangan, dan bergerak. Namun dalam konteks manusia, kita ini bukan hanya terdiri dari tubuh saja, tetapi juga jiwa dan hati nurani. Menurut Anda, jika seseorang memenuhi semua kriteria kehidupan biologis tersebut, tetapi tidak punya hati nurani, apa dia layak disebut hidup? Dan kehidupan seperti apa yang seharusnya dilindungi oleh hukum? Dalam kasus Soren Adam, apakah kehidupannya tidak pantas diakui, hanya karena fisiknya berbeda dengan kita?"
Ruang sidang kembali hening. Terdakwa melanjutkan keterangannya.
Ms. Takeuchi: "Jika para juri cukup bijaksana, Anda semua akan menyadari bahwa apa yang telah saya dan Miss O'Sullivan lakukan sejauh ini tidaklah keliru sedikit pun. Sudah saatnya kita memberi kesempatan bagi para robot itu."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top