30. Sidang Pertama

Berikut adalah dokumentasi tertulis sidang sesi pertama pada 11 September 2045, pukul 09.00 hingga selesai, di pengadilan Yang Mulia Raja George, Old Bailey, London. Beberapa bagian dari sidang ini dengan sengaja dirahasiakan.

Sidang ini diikuti:

Terdakwa: Ms. Aya Takeuchi

Pengacara Terdakwa: Mr. Norman Singh

Jaksa Penuntut: Mr. Octavius Madden

Hakim: Yang Mulia Mr. Etienne Hughes

Tim juri yang terdiri dari 12 orang (nama dirahasiakan).

Terdakwa diminta duduk di mimbar saksi. Hakim masuk ke ruang pengadilan. Hakim meminta seluruh robot meninggalkan ruang sidang, kecuali robot petugas keamanan. Protokoler sidang menjalankan perintah Hakim.

Terdakwa disumpah. Notulen sidang menanyakan biodata Terdakwa dan dijawab dengan sebenar-benarnya. Terdakwa mempertahankan status 'Tidak Bersalah.'

Para Juri disumpah. Terdakwa dikenalkan kepada para Juri. Hakim menjelaskan tugas dan kewajiban para Juri, serta latar belakang kasus Terdakwa. Jaksa mendekati mimbar dan mengajukan pertanyaan kepada Terdakwa.

Mr. Madden: "Selamat pagi, Miss Takeuchi. Anda tampak sehat. Apa Anda tahu alasan Anda berada di sini hari ini?"

Ms. Takeuchi: "Anda menuntut saya atas tuduhan perbudakan, penipuan publik, penyalahgunaan teknologi, dan pelanggaran ketiga Hukum Dasar Robotika."

Mr. Madden: "Anda terbukti menanamkan dua sensor kepada dua manusia, Miss Eva Gudmundsdottir dan Mr. Ichiro Nakajima, tanpa sepengetahuan mereka. Lalu Anda menanamkan sensor-sensor yang sama ke dalam otak delapan robot android produksi Hitobot, perusahaan tempat Anda bekerja. Yang Mulia, meminta izin menampilkan Bukti A."

Hakim: "Dipersilakan."

Sepuluh foto ditampilkan di layar, memperlihatkan wajah lima wanita dan lima pria. Ada sepuluh label nama, satu di bawah setiap foto. Label-label itu bertuliskan: Eva, Ichiro, Arthur, Tracy, Erme, Jamal, Aaliyah, Florian, Noëlle, Inez. Tampak sebuah titik merah yang berkedip di dahi setiap orang dalam foto-foto itu.

Mr. Madden: "Sensor-sensor ini membuat Anda sanggup melihat isi pikiran kedua manusia tersebut, sekaligus memerintah mereka, sama seperti delapan robot yang juga ditanami sensor-sensor tersebut. Miss Takeuchi, apa Anda sadar bahwa perbuatan Anda telah merampas kehendak bebas kedua orang itu? Eva Gudmundsdottir dan Ichiro Nakajima adalah imigran yang mengungsi ke Inggris dari negara asal mereka. Anda memanfaatkan ketidakberdayaan mereka, dan menjebak mereka dalam perbudakan—"

Mr. Singh: "Keberatan! Pernyataan Jaksa menyudutkan."

Hakim: "Diterima. Tahan dulu, Mr. Madden. Terdakwa dipersilakan merespon."

Ms. Takeuchi: "Saya tidak merampas apa pun dari Eva dan Ichiro. Sensor-sensor itu hanya membuat Eva dan Ichiro terhubung dengan delapan robot yang lain selama masa uji coba. Mereka jadi bisa berkomunikasi. Di luar itu, Eva dan Ichiro tetaplah manusia—mereka bisa melakukan apa saja."

Mr. Madden: "Kecuali keluar dari masa uji coba itu?"

Ms. Takeuchi: "Eva dan Ichiro butuh pekerjaan, dan Hitobot mempekerjakan mereka dengan imbalan sejumlah uang. Ini transaksi ekonomis, Mr. Madden. Mereka berdua sudah menandatangani kontrak untuk bekerja pada Hitobot."

Hakim: "Apa uji coba yang Anda maksud adalah... Proyek Deus?"

Ms. Takeuchi: "Betul, Yang Mulia."

Mr. Madden: "Apa Anda memberitahu secara rinci apa deskripsi pekerjaan yang akan dijalani Mr. Nakajima dan Miss Gudmundsdottir sebelum mereka menyetujui kontrak kerja dengan Hitobot?"

Ms. Takeuchi: "Saya menyerahkan urusan teknis itu pada Irving, mantan asisten saya. Namun seperti yang akhirnya kita ketahui, Irving tidak menjabarkan hal itu pada Eva dan Ichiro karena dia berniat bekerja sama dengan John Dallas. Irving tahu Eva dan Ichiro adalah manusia, bukan robot."

Hakim: "Sebentar. Kalau Mr. Irving sudah tahu, kenapa dia membantu John Dallas memburu Eva?"

Mr. Singh: "John Dallas keliru dan mengira Eva lah yang robot, bukan Soren. Itu karena Eva dan Soren Adam selalu bersama-sama, sehingga detektor di mata John Dallas salah mengenali. Mr. Irving tidak peduli apakah Eva atau Ichiro ikut dibunuh oleh ARC, tetapi niatnya berubah setelah dia bertemu Soren Adam. Mr. Irving curiga bahwa Soren Adam adalah sebuah android dengan kemampuan khusus, yang bisa mengacaukan bisnisnya dengan Pihak Timur. Itulah alasan kenapa Mr. Irving berniat menonaktifkan Soren Adam, sebelum dicegah oleh para pengawal Miss Takeuchi di kantor Hitobot. Transkrip wawancara dengan terpidana Lou 'Lonnie' Irving ada di meja Anda, Yang Mulia."

Hakim membuka-buka beberapa dokumen di mejanya. Jaksa melanjutkan menanyai Terdakwa.

Mr. Madden: "Masalah manusia dan robot ini sangat rumit, Miss Takeuchi. Menurut pengakuan Mr. Nakajima, dia sempat meragukan dirinya manusia, robot, atau bahkan cyborg—setengah robot. Bagaimana Anda menjelaskan hal ini?"

Ms. Takeuchi: "Yah... pikiran kita sendiri bisa membuat kita gila, kan? Bayangkan mendengarkan sembilan suara lain dalam kepala Anda, Mr. Madden. Sensor-sensor itu memang bekerja dengan baik, tetapi masih perlu disempurnakan."

Mr. Madden: "Nah, kalau begitu... kenapa Miss Gudmundsdottir tidak merasakan kebimbangan tersebut? Apa yang membedakannya?"

Ms. Takeuchi: "Eva juga merasakannya, hanya tidak se-intens Ichiro. Kepribadian masing-masing produk mempengaruhi bagaimana sensor itu bekerja. Pribadi yang lebih sensitif seperti Ichiro lebih rentan teralih, berbeda dengan Eva yang ceria dan optimis."

Mr. Madden: "Anda jelas-jelas menjebak Mr. Nakajima dan Miss Gudmundsdottir tanpa memberitahu mereka apa sebetulnya Proyek Deus itu!"

Mr. Singh: "Keberatan! Pernyataan Jaksa lagi-lagi menyudutkan!"

Hakim: "Diterima. Mr. Madden, saya peringatkan Anda..."

Mr. Madden: "Maaf, Yang Mulia. Miss Takeuchi, tolong jelaskan pada para juri apa sebetulnya Proyek Deus itu."

Ms. Takeuchi: "Proyek Deus ingin menciptakan robot-robot yang lebih manusiawi. Robot yang punya emosi. Tidak ada program yang mampu memprogram emosi lalu meng-install nya ke dalam CPU robot. Tapi bukan berarti mustahil membuat robot yang punya emosi. Mereka bisa mempelajari emosi, dan bagaimana emosi itu tercipta. Namun mereka perlu manusia untuk dicontoh.

Ini alasan saya menghubungkan Eva dan Ichiro dengan kedelapan robot yang lain memakai sensor-sensor itu. Eva dan Ichiro adalah produk-produk unggulan; emosi yang mereka rasakan bisa diakses dan dipelajari oleh kedelapan produk yang lain. Delapan produk yang lain sengaja tidak diberi kesadaran bahwa mereka robot, supaya mereka bisa menjalani masa uji coba tanpa perlu bimbang dengan jati diri mereka sesungguhnya. Ditambah interaksi individual dengan satu pasangan hidup yang sudah diseleksi dengan ketat, delapan robot yang lain dapat memperkaya pengetahuan mereka tentang emosi dan pada akhirnya... mampu memproduksi emosi mereka sendiri."

Mr. Madden: "Tapi bukankah mustahil menciptakan robot yang punya emosi?"

Ms. Takeuchi: "Tidak mustahil. Theo Clarkson sudah membuktikannya."

Hakim mengetuk palunya beberapa kali karena suasana ruang sidang menjadi gaduh. Beberapa juri kembali mendapat teguran karena saling berbisik-bisik.

Mr. Madden: "Miss Takeuchi, sebelum mengirimkan Eva dan Ichiro, apa Anda memberitahu kedua pasangan mereka: Soren Adam dan Ren Toyama, bahwa mereka akan ditemani manusia alih-alih robot selama tiga puluh hari?"

Ms. Takeuchi: "Tidak. Hitobot tidak berkomunikasi dalam bentuk apa pun dengan kesepuluh partisipan selama periode uji coba berlangsung. Dan waktu itu saya belum sadar tentang siapa Soren Adam, sampai saya mulai mempelajari berkas-berkasnya dengan lebih teliti setelah Tracy dibunuh."

Mr. Madden: "Termasuk ketika ARC mulai memburu—saya akan memakai istilah Anda di sini—kesepuluh produk itu?"

Mr. Singh: "Keberatan! Jaksa berupaya menggiring opini—"

Hakim: "Ditolak. Terdakwa dipersilakan menjawab."

Ms. Takeuchi: "Ya. Saya tidak memberitahu kesepuluh partisipan uji coba."

Para juri mulai berbisik-bisik lagi. Suasana ruang sidang kembali gaduh. Hakim memukul palunya empat kali dan meminta semua orang untuk tenang.

Mr. Madden: "Apakah Anda sadar bahwa sikap diam Anda telah membahayakan para partisipan dan keluarga mereka—"

Mr. Singh: "Keberatan! Pertanyaan menjurus!"

Hakim: "Diterima. Ayolah, Mr. Madden."

Mr. Madden: "Maaf Yang Mulia, tetapi itulah kenyataannya. Perburuan ARC terhadap produk-produk ini telah merugikan partisipan uji coba dan keluarga mereka. Caleb dan Amerie Oberon menderita trauma psikis hebat setelah melihat Tracy ditembak mati di kamar tidur mereka. Nela Lee menjual rumah tempat Arthur dipenggal; tetangganya bilang Miss Lee sudah sebulan berada di Swiss untuk menenangkan diri. Dan Esmé Esperanza jadi janda hanya berselang satu jam setelah pernikahannya diresmikan. Apa komentar Anda, Miss Takeuchi?"

Ms. Takeuchi: "Esmé membuat kesalahan dengan menikahi Erme. Pria itu sebuah android."

Mr. Madden: "Dan Anda tidak merasa bersalah sedikit pun karena itu?"

Mr. Singh: "Keberatan! Jaksa sudah tiga kali menyebut Terdakwa bersalah, itu penggiringan opini, Yang Mulia!"

Hakim: "Keberatan diterima. Mr. Madden, jika Anda tidak bisa bekerja secara obyektif, pintu keluar ruang sidang ini ada tepat di belakang Anda."

Mr. Madden: "Yang Mulia, Esmé Esperanza tidak tahu kalau calon suaminya adalah android. Menurut keterangan Miss Esperanza—transkrip wawancaranya ada di meja Anda, Yang Mulia—dia merasa sudah menemukan pasangan hidupnya setelah empat minggu mengenal Erme."

Ms. Takeuchi: "Maaf, Yang Mulia. Apa saya boleh merespon?"

Hakim: "Baiklah. Silakan."

Ms. Takeuchi: "Kalau saya memberitahu para partisipan selain Soren Adam dan Ren Toyama, tidak akan ada ikatan emosional antara para partisipan dengan robot-robot itu. Mereka jadi tahu kalau para pasangan hidup ini android, sehingga akan memperlakukan robot-robot ini selayaknya robot, bukan manusia. Misi Proyek Deus pun tak akan tercapai. Sesederhana itu, Mr. Madden."

Mr. Madden: "Anda menipu delapan partisipan itu, membahayakan keselamatan mereka, memperbudak Mr. Ichiro Nakajima dan Miss Eva Gudmundsdottir, dan menyalahgunakan teknologi kecerdasan buatan. Jujur saja, rasa tak bersalah Anda membuat saya terkesima!"

Pengacara Terdakwa maju ke mimbar hakim sambil berteriak-teriak memprotes. Mr. Madden terdiam dan mundur. Protokoler kesulitan menenangkan para Juri dan hadirin yang kembali gaduh. Hakim menskors sidang sampai pukul satu siang.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top