20. He never touch me

Dua hari Erika terkurung dalam sebuah kamar mewah di penthouses milik Mark. Sesekali pelayan datang untuk mengantarkan makanan dan minuman namun Erika enggan menyentuhnya. Dia memilih meminum air keran dari kamar mandi jika merasa haus.

Dia pernah berpikir untuk kabur namun sia-sia karena pintu kamar selalu terkunci. Selalu saja ada dua orang yang datang ketika mengantarkan makanan untuknya. Salah satu di antara mereka bertugas menjaga pintu dan menguncinya.

Kabur melalui jendela. Bodoh. Itu adalah satu tindakan yang bodoh jika Erika benar-benar melakukannya. Karena letak penthouses ini di lantai paling atas. Dia tidak ingin berakhir mengerikan dengan tubuh hancur berkeping-keping.

Erika memeluk lututnya sendiri. Setelah malam itu Mark langsung menyeretnya masuk ke dalam kamar dan mengurungnya. Setelah itu Erika belum pernah melihat laki-laki itu datang ke kamarnya lagi. Sial. Apa yang sebenarnya direncanakannya?

Perutnya berbunyi menandakan cacing-cacing di dalam sana minta diberi makan. Namun, Erika masih tidak mau menyentuh makanan yang sejak setengah jam yang lalu berada di atas nakas samping tempat tidurnya. Akhirnya dia berlari masuk ke dalam kamar mandi dan menyalakan keran, kemudian menyesap air tersebut hingga membasahi kerongkongannya. Namun, sia-sia saja karena semakin dia berusaha untuk minum semakin perutnya terasa lapar.

"Ternyata kau masih keras kepala Erika." Erika terkejut dan langsung melempar pandangan menjijikkan pada laki-laki yang entah sejak kapan telah berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Kau tahu jika cacing-cacing di perutmu sudah memberontak meminta makan dan aku bisa mendengarnya dari sini."

Sial. Perutnya berbunyi ketika laki-laki itu menatapnya.

Erika berjalan melewati Mark yang masih berdiri di ambang pintu. Namun, tangannya dicekal.

"Lepaskan!" perintah Erika tanpa mau repot-repot menatap lawan bicaranya.

"Jangan siksa dirimu."

Erika tersenyum meremehkan. "Apa kau takut, aku akan mati? Tenang saja aku tidak akan mati semudah itu."

Erika menghentakkan tangannya hingga cekalan Mark lepas. Mark mendengkus.

"Aku hanya tidak tega melihat kau kelaparan padahal permainan sesungguhnya belum dimulai." Mark tersenyum licik.

Erika menatapnya tajam. "Sebenarnya apa yang kau rencanakan Mark?"

"Aku hanya ingin merasakan wanita dengan harga jutaan dollar," ucapnya tersenyum licik.

"Brengsek kau!"

"Aku memang brengsek dan aku menyukainya." Dia terkekeh membuat Erika seketika merasa jijik.

"Jangan melemparkan tatapan jijik padaku Erika, seolah aku ini laki-laki yang mempunyai penyakit menular."

"Kau memang sakit Mark!" tegas Erika.

Mark terkekeh, "Jangan merasa suci setelah tidur dengan laki-laki yang telah memberikan pinjaman pada suamimu."

Erika pasti tidak salah dengar bukan? Mungkin yang dimaksud Mark adalah Nick.

"Apa maksudmu Mark?" Erika hanya ingin memastikan jawaban Mark sama dengan apa yang ada dipikirkannya.

"Kau tahu maksudku Erika." Dia tersenyum licik.

"Bagaimana rasanya tidur dengan laki-laki lain selain suamimu?" Mark melangkah mendekati Erika yang sedang berdiri di samping ranjang.

"Tidak ada yang tidur denganku, selain laki-laki bajingan yang telah menjualku padamu," balas Erika sinis.

"Aku tidak percaya!" Langkah kaki Mark semakin mendekat dan yang terjadi setelahnya tangan Erika telah dicekal.

"Lepaskan aku Mark!" Erika mencoba menyentakkan tangannya namun gagal.

"Kau milikku sekarang Erika jadi aku bisa melakukan apapun pada tubuhmu ini." Salah satu tangan Mark yang bebas mengusap wajah Erika dan itu membuat wanita itu jijik.

Kalau dulu dia pernah dengan bodohnya menantang Nick untuk tidur dengannya namun sekarang sebaliknya. Dia merasa ketakutan. Nick benar jika Joshua menjualnya pada orang lain, pasti dia akan dijadikan budak nafsu dan sekarang perkataan Nick akan terjadi sebentar lagi.

Tampaknya Mark bukan laki-laki yang suka main-main. Bahkan dia rela membayar dua kali lipat daripada Nick. Hidupnya akan benar-benar hancur malam ini.

"Apa yang kau pikirkan Sayang? Jangan berpikir terlalu keras," Mark terkekeh.

Erika melemparkan tatapan jijik sekaligus membunuh.

"Bagaimana kalau kita mulai sekarang?" Mark semakin mengeratkan cekalannya membuat Erika meringis karena nyeri pada lengannya.

"Jangan macam-macam Mark!" ancam Erika.

"Tenanglah kau pasti menyukainya." Mark mendorong tubuh Erika hingga jatuh tepat di atas ranjang. Kemudian dia memosisikan tubuhnya di atas tubuh Erika.

Tamatlah riwayat Erika malam ini. Laki-laki ini benar-benar akan melakukannya.
Erika mencoba memberontak tapi sialan kedua tangannya telah dikunci dan tubuh kekar Mark telah menindihnya hingga dia tidak bisa bergerak dengan leluasa. Apalagi dia sudah tidak punya tenaga karena dua hari tidak mengisi perutnya dengan makanan.

"Jangan memberontak, jika tidak ingin aku menyakitimu," ucap Mark menatap Erika tajam. Ancaman Mark membuat Erika menelan ludahnya dengan susah payah.

Erika merasa tidak berdaya dalam kungkungan tubuh Mark dan tatapan mata itu seolah menggambarkan luka dan dendam. Dia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali pasrah. Erika juga bingung ke mana hilangnya keberanian itu ketika melawan Nick. Kenapa dia tidak bisa melawan Mark?

Mark akan mulai menyentuhkan bibirnya namun terhenti oleh perkataan Erika.
"Jangan sentuh aku!" Bibir Erika bergetar.

Mark tersenyum miring. "Berikan alasan kenapa aku tidak boleh menyentuhmu?" tanya Mark.

"Karena laki-laki itu tidak pernah menyentuhku!" tegas Erika. Suaranya kini benar-benar lantang.

Tubuh Mark bergetar dan Erika dapat merasakannya. Entah apa yang terjadi namun riak wajah Mark menggambarkan ketidaksukaan.

"Jangan berkata omong kosong!" bentak Mark membuat Erika mencicit.

"Aku tidak berbohong, kalau kau pikir laki-laki yang bernama Nick itu telah menyentuhku dan tidur denganku, kau salah besar Tuan," jelas Erika tanpa takut Mark akan semakin marah padanya.

"Hentikan omong kosongmu!" teriak Mark meninju ranjang di sampingnya membuat Erika terlonjak. Erika dapat melihat napas Mark memburu karena kemarahan.

Namun, tatapan Erika masih sama pada manik mata Mark. Dia memang ketakutan tapi Erika mencoba menyembunyikan semuanya.

"Brengsek!"

Mark berteriak kemudian melepaskan cekalannya dengan kasar lalu beranjak turun dari ranjang. Terakhir Erika hanya dapat mendengar suara pintu kamar yang dibanting dengan kasar.

Ada apa dengan laki-laki itu?

Erika mencoba menetralkan debaran jantungnya dan juga menyerap oksigen yang sedari tadi susah untuk dihirupnya. Dia tidak tahu apa yang salah dengan kata-katanya tapi setidaknya dia bersyukur laki-laki itu mengurungkan niatnya untuk tidur dengannya malam ini..

***

Mark meneguk whiskey dalam gelasnya untuk ketiga kalinya setelah keluar dari kamar Erika. Kata-kata wanita itu sungguh membuatnya teringat dengan masa lalu. Kira-kira empat tahun yang lalu. Di mana wanita yang dicintainya mengatakan hal yang sama padanya.

"Nick tidak pernah menyentuhku sama sekali Mark," isaknya setelah selesai memunguti pakaian yang berserakan di atas lantai.

"Maafkan aku Ellisa, aku berjanji akan bertanggung jawab," ucap Mark dengan tatapan menyesal.

"Tidak perlu Mark, aku akan tetap menikah dengan Nick apa pun yang terjadi. Anggap saja tidak terjadi apa-apa tadi malam dan lupakan semuanya." Wanita itu bergegas meninggalkan Mark.

"Tapi aku mencintaimu."

"Aku mencintai Nick dan tolong lupakan aku."

Mark membanting gelas whiskey yang berada di tangannya hingga hancur tak berbentuk.

Kenapa kenangan pahit itu muncul kembali? Mark membenci hari itu. Mark membenci dirinya sendiri. Mark juga membenci Nick. Laki-laki sialan yang tiba-tiba muncul merusak persahabatannya dengan wanita yang selama ini dipujanya.

Kesalahannya malam itu tidak bisa termaafkan hingga wanita yang dicintainya pergi untuk selamanya. Sial.
Kenapa dia yang seolah menjadi pemeran antagonis dalam cerita ini. Harusnya laki-laki itu. Laki-laki yang telah merenggut gadis yang dicintainya dari hidupnya. Dia hanya mencoba mempertahankan cintanya namun apa yang telah dilakukannya membuat wanita itu malah meninggalkannya. Bahkan sampai membuat wanita menghembuskan napas terakhir tanpa ada dia di sisinya. Mark sangat membenci laki-laki itu sampai kapanpun. Dia akan membalas rasa sakitnya dengan apapun.





Missing Nick ya di part ini...
Next Part, Nick pasti muncul dengan caranya menyelamatkan Erika...

Tunggu ya

Love ♡ Hug
Veaaprilia 💋💋

10 Desember 2016

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top