1. LAST NIGHT

Warning 18+

****

Erika berdiri di depan sebuah cermin, memantulkan bayangan dirinya yang sedang mengenakan sebuah gaun berwarna hitam. Gaun tersebut begitu cantik melekat pada tubuhnya yang ramping.

Dengan sedikit riasan wajah membuatnya semakin cantik, walaupun jujur saja Erika bukan tipe wanita yang senang bersolek. Rambutnya yang di sanggul rapi dan meninggalkan anak rambut di kiri dan kanan membuat penampilannya semakin anggun. Dengan tambahan sebuah kalung permata di lehernya membuatnya semakin mempesona.

Perfect

Joshua meneleponnya dari kantor tadi sore dan menyuruhnya bersiap pada pukul tujuh malam untuk acara makan malam. Dan Joshua juga yang telah mengirimkan gaun tersebut beserta kalung permata untuk dipakai oleh Erika.

Joshua Daniel Hoffman adalah suami Erika, mereka telah menikah selama tiga tahun dan belum dikaruniai seorang anak walaupun demikian Joshua selalu mencintai Erika.

" Wow you so look beautifful..., " decak Joshua kagum melihat istrinya begitu cantik malam ini.

"Terima kasih Sayang, kau juga sangat tampan malam ini," balas Erika  melihat Joshua,  yang mengenakan setelan tuxedo hitam yang membuatnya terlihat semakin tampan di matanya.

Erika Louis Simpsons menikahi Joshua ketika mereka telah menjalin hubungan selama dua tahun sebagai sepasang kekasih. Dan Joshua adalah laki-laki yang baik dan bertanggung jawab serta selalu mencintainya dan begitu sebaliknya Erika pun juga sangat mencintai Joshua.

"Bisa kita berangkat, Sayang?" tanya Joshua yang telah menggandeng tangan Erika.

"Tentu Sayang." Erika berjalan beriringan sambil menggandeng tangan Joshua.

Malam ini Erika sangat bahagia karena tiba-tiba saja Joshua mengajaknya untuk makan malam. Sudah lama mereka tidak pergi makan malam berdua karena kesibukan Joshua.

New York selalu ramai, dan terkenal sebagai kota yang tidak pernah tidur. Jalanan yang tidak pernah lenggang oleh kendaraan. Gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinngi seolah menantang langit. Lampu-lampu yang berkelap-kelip menambah indah New York di malam hari.

Erika menginjakkan kakinya di New York ketika dirinya telah lulus dari universitas terkemuka di kota kecil dari negara bagian Louisiana, tempat asalnya. Dan mencoba peruntungan dengan datang ke New York dan bekerja di sebuah perusahaan marketing.

Kemudian dirinya bertemu dengan Joshua pada saat acara pesta perusahaannya dan Joshua menjadi tamu penting dalam acara tersebut.

Sejak pertama kali melihat Joshua, Erika langsung jatuh hati padanya. Dan ternyata Joshua juga merasakan hal yang sama.

"Malam ini kau begitu cantik," puji Joshua melihat istrinya yang begitu cantik dan mempesona.

"Kau sudah mengatakannya berulang kali Sayang," balas Erika yang masih saja merona oleh pujian dari suaminya.

Joshua terkekeh. "Benarkah."

Seorang pelayan menghampiri mereka dan memberikan daftar menu. Jujur saja Erika merasa gugup tadi, setelah sampai di depan restoran dan tidak menyangka Joshua akan mengajaknya makan di restoran yang sangat mewah. Tidak sia-sia dia berdandan dan memakai gaun yang begitu indah.

"Sayang kenapa kau mengajakku ke restoran semewah ini?" tanya Erika yang mulai penasaran.

Sudah sering mereka makan malam tetapi tidak di restoran yang semewah sekarang ini. Bahkan ketika Joshua melamarnya pada saat makan malam mereka, Erika masih ingat dengan restoran tersebut tetapi tidak semewah restoran yang mereka datangi malam ini.

"Aku ingin malam ini menjadi malam yang tidak pernah bisa kau lupakan sayang," ucap Joshua memegang tangan istrinya.

Erika mengernyitkan dahi. " Ada apa, Sayang?"

"Tidak ada, aku  hanya ingin membuatmu bahagia malam ini." Joshua mengecup punggung tangan Erika. Dan seketika itu juga Erika merasakan wajahnya panas.

Erika merasa ada yang aneh dengan suaminya tetapi ia segera menepis pikiran negatif tentang Joshua. Dia tidak ingin merusak makan malam yang begitu romantis  dengan mencurigai suaminya sendiri.

****

Joshua berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan Erika yang berada dalam gendongannya. Setelah makan malam berlangsung mereka memutuskan untuk berkeliling sebentar menikmati keramaian kota New York dan  memutuskan untuk pulang ketika jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

Joshua merebahkan tubuh Erika di atas ranjang kamar mereka. Dan Erika tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Joshua telah berada di atas tubuh Erika dan memandang wajah isterinya itu dengan takjub.

"Kenapa kau begitu cantik Sayang? Hingga membuatku tidak bisa berpaling darimu," ucap Joshua yang membuat wajah Erika seketika itu juga merona.

Dibelainya wajah Erika perlahan dan itu membuat Erika memejamkan mata untuk beberapa saat, menikmati sensasi lembut yang diberikan lewat sentuhan tangan Joshua.

"Buka matamu, Sayang," perintah Joshua.

Erika membuka matanya dan melihat hasrat yang sudah begitu besar di dalam mata suaminya.

"Aku mencintaimu, Erika," ucap Joshua sambil tangannya tak henti-hentinya membelai wajah Erika.

Sebelum Erika membalas ucapan Joshua, bibirnya telah dibungkam oleh bibir Joshua, ciuman itu pertama-tama lembut tetapi lama-kelamaan menjadi lebih dalam dan menuntut. Joshua selalu bisa membuat Erika merasakan kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya ketika mereka berdua bercumbu. Dan Erika sangat menyukai itu.

"Aku akan membuat malam ini sebagai malam yang tak terlupakan olehmu," ucapnya setelah mengakhiri ciuman mereka.

Joshua menanggalkan gaun yang dikenakan oleh Erika hingga hanya menyisakan g-string warna hitam. Erika merasa wajahnya memanas karena Joshua tengah memandangi tubuh polosnya, layaknya seekor serigala yang kelaparan.

Joshua melucuti pakaiannya sendiri dan kini dirinya sama seperti Erika yang hanya mengenakan celana dalamnya.

Joshua mulai mencium kening Erika dan turun ke kedua matanya lalu berlanjut ke hidung dan kedua pipinya dan yang selalu membuat Joshua tidak ingin mengakhiri ciumannya adalah bibir Erika yang selalu bisa memuaskan hasratnya.

Dia tidak akan pernah merasa bosan mereguk rasa manis yang selalu ditawarkan oleh bibir Erika yang menggairahkan itu.

Joshua melumat bibir istrinya dan tangannya mengusap dengan lembut dua payudaranya yang selalu terasa pas di tangannya. Erika melenguh merasakan sensasi yang diberikan Joshua, tak sadar kedua tangannya telah menyisir rambut suaminya. Ciuman Joshua turun ke belakang telinga Erika, lalu berlanjut di lehernya dan meninggalkan kissmark disana.

Erika mengeluarkan lenguhan sebagai tanda dirinya telah mencapai puncak pelepasannya yang pertama. Joshua selalu bisa membuatnya mencapai puncak berkali-kali hanya dengan sentuhan-sentuhan yang ia berikan pada titik sensitifnya.

Joshua kini telah memasukinya dan mendorong tubuhnya dengan ritme naik turun yang membuat Erika meremas sprai ranjangnya. Peluh sudah mulai membasahi keduanya.  Setelah beberapa lama percintaan  mereka yang begitu panas akhirnya mereka mencapai puncak kenikmatan bersama-sama.

Joshua mengecup kening isterinya dan menghapus peluh yang membasahi keningnya, kemudian memeluknya dengan mesra.

Bagi Erika malam ini Joshua melakukannya dengan sangat lembut dan begitu panas. Dan dirinya merasa sebagai wanita paling beruntung di dunia ini memiliki suami seperti Joshua.

****

Cahaya matahari telah menyusup ke celah korden kamar ketika Erika membuka matanya, setelah tadi malam ia melakukan percintaan dengan suaminya beberapa kali hingga dirinya baru tertidur pada jam tiga pagi.

Erika menoleh ke arah samping kanan tempat tidurnya dan tidak mendapati Joshua, suaminya disana. Ranjangnya kosong hanya meninggalkan sprai yang berantakan akibat percintaan mereka berdua tadi malam.

"Josh," panggilnya masih dengan suara parau.

Tiba-tiba Joshua masuk dengan membawakan nampan berisi susu hangat dan scrambled egg.

"Selamat pagi Sayang, apakah tidurmu nyenyak?" Joshua mengecup puncak kepala isterinya.

Erika membalasnya dengan anggukan.

"Aku membuatkan sarapan untukmu, makanlah," ucap Joshua dan Erika hanya menurut dan menyuapkan potongan scrambled ke dalam mulutnya.

Sebenarnya ini sudah terlalu siang baginya untuk sarapan karena jam telah menunjukkan pukul sepuluh dan biasanya dia akan sarapan pada pukul tujuh pagi tetapi tidak apa-apa perutnya terasa lapar setelah kegiatannya semalam.

Erika merasa dirinya begitu dicintai sejak tadi malam hingga pagi ini. Joshua memasak sarapan untuknya, biasanya Erika lah yang membuat sarapan sebelum Joshua bangun dan berangkat ke kantor.

"Habiskan sarapanmu, kemudian pergilah mandi," ujar Joshua yang kemudian membuka lemari pakaian dan telah menyiapkan sebuah koper. Entah sejak kapan Joshua telah mengambil koper tersebut Erika bahkan tidak menyadarinya karena terlalu asik dengan pikirannya sendiri.

Erika  menatap Joshua dan baru sadar jika suaminya mengenakan setelan jas tanpa dasi.  Bukankah ini hari minggu?

"Kau mau kemana?" tanya Erika  setelah meneguk susu hangatnya.

"Bukan aku tapi kita," jawabnya yang telah memasukkan beberapa potong pakaian milik Erika ke dalam koper.

"Kita?" tanyanya semakin heran.

"Iya kita." Joshua berjalan mendekati istrinya dan mengecup sebentar sisa susu yang melekat pada bibir Erika.

"Kita akan pergi berlibur," lanjut Joshua.

"Berlibur ?" tanya Erika mengekor kata-kata Joshua.

Joshua terkekeh. "Sudahlah Sayang, habiskan saja sarapanmu dan bersiaplah atau kita akan terlambat ketika sampai di bandara nanti."

Joshua berjalan kembali menuju lemari pakaiannya dan mulai memasukkan beberapa pakaian kedalamnya.

Erika merasa ada yang aneh dengan suaminya, menurut ingatannya beberapa bulan terakhir tepatnya lima bulan terakhir, Joshua sering marah-marah tanpa sebab yang pasti dan pulang malam dalam keadaan mabuk. Dan setiap ditanya pasti Joshua akan menjawabnya dengan berkata 'bukan urusanmu'.

Erika tidak mau bertanya lagi dan meneruskan sarapannya, hatinya bahagia walaupun ada sejuta pertanyaan yang memenuhi kepalanya.

Erika telah selesai dengan ritual mandinya dan Joshua telah siap dengan pakaian yang akan dikenakan oleh Erika ditangannya.

"Pakailah ini." Joshua menyodorkan sebuah kemeja putih tanpa lengan dan skinny jeans kepada Erika.

Erika merasa heran, selama menikah Joshua tidak pernah memberi perhatian pada hal sekecil ini.

Tanpa bertanya lagi Erika mengambil pakaian yang disodorkan Joshua dan kemudian segera memakainya.

Erika terdiam beberapa saat di depan cermin sebelum Joshua menyadarkannya untuk segera berangkat.  Ada berjuta pertanyaan yang memenuhi kepalanya. Ada yang aneh dengan tingkah laku suaminya.

Mulai dari makan malam yang romantis di sebuah restoran mewah. Dan setiap perhatian kecil yang diberikan suaminya membuatnya semakin bertanya-tanya. Selama tiga tahun menikah Joshua bukanlah tipe laki-laki yang romantis apalagi mau repot-repot memasak sarapan untuknya.

"Cepatlah, pesawat kita akan segera berangkat satu jam lagi," ucap Joshua yang telah menggandeng tangan Erika.

Erika membuka mulutnya ingin  bertanya tetapi diurungkannya karena melihat senyuman bahagia dari bibir Joshua. Dia akan menyimpan pertanyaan itu sampai mereka sampai di tempat tujuan mereka nanti.

***

Jangan timpuk saya apalagi dengan adegan enaena yang tanggung banget Wkwkwk,
Silakan tinggalkan komentar jika ada yang kurang di part satu cerita saya ini, tapi jangan komentar kurang panjang thor Wkwkwk karena maklum kapasitas otak saya cuma sampai disini saja.

Happy reading

1 November 2016

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top