22 - Ruang teka-teki

Berjalan-jalan dipagi hari sesudah sarapan memanglah enak rasanya. Karena itu, kau menyeret Solar keluar dari kamarnya dengan susah payah dan mengajaknya untuk jalan-jalan. Tentu saja awalnya dia menolak karena hanya berjalan denganmu tapi pada akhirnya dia mengikutimu. Yang lain kecuali Gempa saat itu ingin ikut denganmu tapi kau menolaknya, kau mengatakan bahwa kau harus melaksanakan sebuah misi penting.

Dan mereka mempercayaimu begitu saja.

Solar, dengan wajah cemberutnya, ia mengikutimu dan berjalan sejajar denganmu saat kau berjalan keluar dari rumah. Ia hanya diam saja selama perjalanan tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Ia memakai pakaian serba putih abu-abu dengan garis-garis oranye disetiap sisinya, begitupun dengan topinya. Belum lagi ditambah sarung tangan dan kacamata oranye. Apa dia tidak panas berpakaian lengkap seperti itu?

Kau mengeluarkan secarik kain yang cukup panjang dari kantung celananmu dan mengikat satu sisinya ke tangan kirimu. Sisa satu sisinya kau ikatkan di tangan kanan Solar. Dahinya berkerut saat melihatmu. Kau membalas dengan santai, "Agar kau tidak kabur."

Perjalanan dilanjutkan dengan keheningan. Kau mengajaknya pergi menuju taman bermain dimana disana pasti sangat ramai. Solar tampak ogah-ogahan saat masuk kesana tapi tetap saja terpaksa masuk. Solar tampak tidak berminat dengan semua yang ada disana.

Kau melihat beberapa tempat yang cukup menarik. Salah satunya roller coaster yang menarik perhatianmu. "Hei Solar, ayo main itu," kau menunjuk kearah roller coaster tersebut dan dibalas dengan gumaman kecil oleh Solar, "Terserah."

Kau langsung menariknya pergi kesana dan duduk dideretan kedua. Beberapa orang mulai menempati tempat yang kosong hingga penuh dan akhirnya kereta tersebut mulai berjalan.

Awalnya berjalan pelan lalu makin kencang hingga orang-orang didalam kereta mulai berteriak kecuali kau dan Solar.

Kau dan Solar selesai dengan roaller coasternya dan kau segera beranjak untuk mencari permainan lain. Sambil menarik-narik kain yang terikat antara dirimu dan Solar, ia tidak terlihat mempermasalahkannya.

Kau berhenti tepat ketika matamu melihat sebuah permainan yang bertuliskan 'ruang teka-teki' dispanduknya. Kau melirik kearah Solar, "Hei Solar, tertarik bermain itu?" Dia melihat tempat yang kau tunjuk tersebut, "Menarik."

Segera kau dan Solar masuk kesana setelah membayar tiket untuk dua orang. Ternyata cara bermainnya adalah berpasangan, dan kalian berdua harus menyelesaikan tantangan teka-teki dari setiap ruangan secara kompak. Masalahnya kau dan Solar sekarang belum akur.

Kalian masuk keruangan pertama yang berisi 3 pintu dengan masing-masing simbol memiliki warna berbeda-beda. Pintu pertama terdapat simbol segiempat berwarna kuning, pintu kedua simbol segitiga berwarna kuning, dan pintu ketiga dengan simbol segiempat berwarna biru.

Didinding bagian kiri yang sejajar dengan kalian terdapat simbol lain berbentuk lingkaran tetapi tidak memiliki warna. Memang kalo dilihat sekilas saja, lingkaran itu tidak akan terlihat. Masalahnya, untuk apa lingkaran itu berada didalam ruang teka-teki?

"Apa maksudnya ini?" Solar tampak bingung, dahinya berkerut seraya berpikir keras tentang ketiga pintu. "Apa maksudnya kita harus memilih pintu dengan simbol beda sendiri atau warna beda sendiri? Atau malah yang ada keduanya?"

"Solar, lihatlah itu." Kau menunjuk kearah lingkaran tanpa warna tadi. Dia melihat tapi dahinya berkerut lagi, "Untuk apa itu?" Kalian berdua mendekat kearah lingkaran dengan dirimu yang memegang lingkaran tersebut. "Sepertinya ini adalah sebuah petunjuk, coba kita pikirkan dulu matang-matang." Kau melihat kearah Solar lalu saling mengangguk.

Kau memperhatikan ketiga pintu lalu kembali lagi ke lingkaran. "Jika dilihat-lihat. Kedalaman simbol lingkaran ini dengan lingkaran dipintu berbeda jauh." Kau menjelaskan hal itu pada Solar. "Dan juga, disetiap simbol, kulihat ada sedikit retakan yang kurasa sengaja dibuat disisi simbol. Soalnya terlalu rapi untuk disebut retakan."

Solar terdiam sesaat, dia kembali berpikir hingga beberapa menit kemudian ia melihat kearahmu, "Aku tau jawabannya."

Dia pergi ke pintu dengan simbol segiempat berwarna kuning. Ia menyentuh simbol tersebut dan mengeluarkannya ketika menemukan retakan yang kau maksud. Karena retakan itu, simbol tersebut ketika terambil menjadi lingkaran, meninggalkan keempat sisinya untuk tetap disana. Solar mengambilnya dan kembali ke dinding dimana lingkaran itu berada dan memasukkannya kesana.

Tiba-tiba saja, simbol lingkaran itu menjadi terang dan dindingnya terbuka. Kalian berdua masuk kesana dan segera dindingnya kembali tertutup. Sekarang kalian berada diruangan yang kedua.

Didalam ruangan ini berbeda. Hanya ada pemutar kaset dan televisi jadul ditengah-tengah dua pintu yang berbeda warna. Yang satu merah dan satu lagi hijau.

"Apalagi ini? Tidak ada clue?" Solar berteriak kesal. Dahinya jadi makin berkerut sejak ruang pertama tadi. Kau terkekeh kecil, "Sepertinya kau tidak bisa memecahkan sesuatu jika tidak ada aku ya." Wajahnya cemberut saat mendengarmu mengatakan itu karena itu memang benar. Diruang pertama tadi, jika seandainya kau tidak mengatakan bahwa ada simbol didinding dan retakan disimbol pintu, maka Solar juga tidak bisa memecahkan teka-tekinya.

Apalagi diruang kedua ini, benar-benar tidak ada clue didalam sini. "Lihat itu, kita harus menemukan kaset dan melihat isinya." Kau menunjuk kearah televisi tapi Solar malah tambah cemberut, "Masalahnya disekitar sini tidak ada kaset sama sekali."

Kau tertawa kecil dan mendekati pemutar kaset tersebut. "Tidakkah kau lihat ini, terlihat jelas bahwa pemutar kaset ini tampak berbeda karena cukup tebal untuk kaset. Dahi Solar masih berkerut, "Jadi?"

"Kaset itu adalah simbol sebelumnya yang tidak kau ambil." Solar langsung terlihat panik, "Kalau begitu, kita tidak mengambilnya." Kau terkekeh melihat Solar yang panik seperti itu. "Makanya teliti lah." Kau menyodorkan dua simbol lingkaran yang kau ambil dari pintu tadi. "Kalau simbol ini tidak ada gunanya, tidak mungkin bakal dibuat retakan juga kan?"

Solar menghela nafas, "Ya, kuakui kau berguna." Dia mengambil simbol lingkaran itu dan menaruhnya di dalam pemutar kaset. Kau melipat kedua tanganmu didepan dada, "Oh, sombong sekali."

Kaset mulai terputar dan terlihat tulisan didalam televisi. Tapi tulisan tersebut tidak seperti yang kalian berdua harapkan.

kalian terlalu bodoh jika tidak tau jawabannya

Clue : kaset

Setelah itu selesai. Hanya ada itu didalam kaset. Kau melihat ke simbol yang kau bawa lalu menyeringai, "Ternyata begitu."

Kau dan Solar saling melihat. "Kau tau kan maksudnya, Solar?" Solar tersenyum sombong, "Tentu saja, kau pikir aku sebodoh itu."

"Pfft, tanpa bantuanku, kau tidak akan bisa menyelesaikan teka-teki ini loh."

Ya, kalian berdua sudah mengetahui maksud dari clue tersebut. Dengan yakin, kalian berdua meraih gagang pintu tersebut.

Kemenangan berada di pihak kalian kali ini. Dan langkah selanjutnya untuk menuju ruangan ketiga.

To be continued...

A/n:

Lanjut di chapter berikutnya karena chapter ini malah bakal kebanyakan.

See you

Salam,
Ruru

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top