Sakit
Saudariku Yang Menyebalkan
•
•
•
•
(Gak tahu chapter berapa :v)
•
•
•
Sakit
•
•
•
•
•
🍒 Happy Reading 🍒
Hari ke- 3 dirumah sepupu
Mama Nayla sedang memasak sesuatu didapur. Baunya yang harum membuat Nayla dan Naya datang untuk melihat apa yang sedang dimasak Mama mereka.
"Ma, lagi masak apa?" -Naya
"Buat kue, nih, coba rasain" -Mama
Mama memberikan kue bolen pisang dan cokelat pada Naya. Kue itu adalah salah satu kesukaan mereka berdua.
(Kue Bolen Pisang & Cokelat👆)
"Hm~ nyam-nyam~"
Naya mulai memakan Bolen nya. Cokelatnya sangat banyak sehingga membuat cokelat berantakan dibibir dan pipinya.
"Ma~ aku juga mau" Rengek Nayla.
"Kamu anterin ini kekamar semua sepupumu dulu. Habis itu baru boleh makan" -Mama
Nayla cemberut. Masa' adiknya boleh langsung makan sedangkan dirinya harus mengantarkan kue kekamar 8 sepupunya itu?! Ia merasa tidak adil.
Nayla menerima nampan berisi kue itu. Dan pergi kekamar sepupunya satu-persatu.
Sampai dia sampai dikamar terakhir. Kamar Halilintar.
Nayla menghela nafas lega. Akhirnya, tiba juga dikamar terakhir. Jeritnya dalam hati.
Nayla mengetuk pintu.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk" terdengar suara dari dalam yang mempersilahkan masuk.
Pintu terbuka dan menampakkan Nayla yang membawa nampan berisi kue Bolen yang tinggal sedikit.
"Hai Halilintar! Kubawakan kue ini untukmu" kata Nayla dengan gembiranya.
'Huhuhu~ akhirnya tugas ku sudah selesai dan aku bisa makan kue. Yess!' jerit Nayla dalam hati.
"Hm" -Halilintar
"Ah, em.. Mau kutaruh dimana?" -Nayla
". . ."
Tidak ada jawaban. Nayla mengernyit.
"Hello..? Hei, kenapa melamun" -Nayla
"A-ah, ya, taruh saja dimeja" kata Halilintar gugup
"O...key.." Nayla menaruh beberapa Bolen dipiring plastik yang dibawanya dinampan.
Nayla hendak pergi, namun ia mengingat sesuatu. Ya, Nayla memperhatikan Halilintar akhir-akhir ini. Dan dia merasa bahwa Halilintar agak berbeda sikap belakangan ini dari hari pertama mereka bertemu.
Nayla bimbang, apa seharusnya dia menanyakannya pada Halilintar?
Daripada menyimpan pertanyaan dibenaknya, lebih baik bertanya langsung pada orangnya.
"Halilintar, ada apa denganmu?" -Nayla
Halilintar yang sedang membaca buku pun menoleh.
"Apa maksudmu?" -Halilintar
Nayla memperhatikan Halilintar dari kepala sampai kaki dengan lebih jeli.
"Apa kau sakit?" -Nayla
". . . Tidak" -Halilintar
"Jangan berbohong padaku!"
Nayla menaruh punggung tangannya didahi Halilintar. Dan sedikit terkejut.
"Dahimu panas. Akan kubilang pada--" -Nayla
Nayla hendak pergi, tapi Halilintar menahan tangannya.
"Jangan"
Nayla mengernyit.
"Kenapa?" -Nayla
Halilintar tak menjawab. Ia melepaskan genggaman tangannya, lalu menunduk.
"Apa..kau akan terus menyembunyikannya?" -Nayla
Halilintar nampak terkejut. Apakah dia tahu tentang masalah nya?
"Apa...kau sudah tahu?" -Halilintar
Nayla mendengus.
"Aku memperhatikan sikapmu akhir-akhir ini. Menurutku kau jadi agak aneh sejak dari lusa kemarin. Tidak seperti dirimu yang biasanya" kata Nayla dingin sembari bersedekap dada, menatap Halilintar.
Halilintar menunduk (lagi). Nayla yang khawatir duduk diranjang Halilintar.
"Ada apa?" Nayla yang tadinya dingin sekarang berubah khawatir dan lembut.
"Bukankah kau sudah tahu?" Halilintar mengangkat kepalanya.
"Aku hanya tahu masalah luarmu, dari memperhatikan sikapmu. Aku tidak tahu masalah pribadimu. Kau tahu, manusia tidak bisa mengetahui segalanya. Walaupun aku sepupumu" -Nayla
". . . . ."
"Katakan padaku. Aku tidak akan memberitahu siapapun" lanjut Nayla berkata lembut.
Tidak biasanya dia begini. Biasanya kalau dirumah ia akan selalu bertengkar dan beradu mulut dengan adiknya. Tapi sekarang tidak, dia tidak perlu beradu mulut lagi untuk sementara ini karena Naya selalu bermain dengan Taufan, Blaze dan Thorn. Mungkin saja dia juga sudah menjadi bagian dari TTM.
Nayla menggenggam tangan Halilintar. Membuat Halilintar terkejut dan blushing pastinya UwU✨
(Nabila makin aneh makin kesini ಥ‿ಥ)
Halilintar memalingkan muka.
"Aku..." Halilintar menggantung kata-katanya. Nayla masih menunggu.
Halilintar menatap Nayla dengan semburat merah yang masih berada di pipinya. Kelihatannya ia masih menunggu nya menjawab pertanyaannya.
Entah karena pertanyaan Nayla padanya, atau karena tangannya yang sedang digenggam Nayla saat ini, atau karena kekhawatiran Nayla padanya? Yang pasti, saat ini Nayla benar-benar berbeda dari yang biasannya.
Bagaimana Halilintar tahu? Karena Nayla sering berkunjung kesini saat mereka masih kecil. Mereka selalu bermain bersama. Halilintar sangat mengenal Nayla dan Nayla mengenalnya. Apakah sikap Nayla berubah setelah 5 tahun tidak bertemu? Entahlah.
Halilintar melanjutkan kata-katanya dengan suara lirih. Ia merasa agak pusing.
"Aku... Sebenarnya aku... A--"
Bruk
"Eh?"
Silahkan tunggu di chapter berikutnya.
:v
Sedih ya?
Tapi ini beneran udah.
Silahkan tunggu di chapter berikutnya!
Papay!
Tertanda :
Nabila RR.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top