40. Serba Salah
SILAHKAN MEMBACA DNEGAN TENANG DAN NYAMAN
https://youtu.be/wzQW1D4NCyc
***
BAGIAN EMPAT PULUH
Mandi sebentar dikira mandi bebek, mandi lama selalu dicurigain. -Akash 2k18
***
INI adalah hal tersial untuk Kashi, ketika ada ada tugas kelompok sudah dipastikan dia tidak bisa memilih untuk satu kelompok dengan orang yang waras. Namanya sudah tercatat di kertas yang Fabian siapkan untuk mencatat nama-nama anggota kelompok. Kalau sudah seperti ini, Kashi hanya bisa pasrah saja, menikmati takdir yang cukup kejam untuknya.
Di kelompok ini, dia satu-satunya cewek, itu sudah dipastikan bahwa dia akan sendirian memikirkan tugas kelompoknya, sementara teman-temannya hanya berleha-leha dan menunda-nunda tugasnya.
Kebetulan hari ini adalah hari libur, dan mereka telah sepakat untuk kerja kelompok di rumah Akash, meskipun yang akan terjadi entah kerja kelompok atau ngobrol-ngobrol cantik ala Akash, Denis dan Fabian.
"Ma, Kashi kerja kelompok dulu ya," pamit Kashi
"Jangan pulang terlalu sore ya, kan nanti malem mau pergi sama Papa."
"Jadi ke reuni SMA papa ya Ma?"
Mama Kashi mengangguk, lalu mengelus rambut Kashi, "Iya, jadi kamu jangan kesorean ya, biar bisa siap-siap dulu."
Kashi mengangguk, lalu dia mencium punggung tangan mamanya dan pergi meninggalkan rumah. Dia tidak di jemput oleh Akash, katanya untuk apa dijemput toh kerja kelompoknya di rumah Akash, itu akan membuang waktu dan membuang bensin, juga kasian si manis nanti harus cepet-cepet ganti oleh gara-gara keseringan ke rumah Kashi.
Mungkin Akash hanya mau realistis saja, padahal Kashi cukup kesal. Terkadang dia suka membandingkan apa yang Akash lakukan dengan apa yang Daffa lakukan kepadanya, keduanya benar-benar bertolak belakang.
Jika dengan Akash, Kashi dituntut untuk mandiri, lain halnya dengan Daffa, Daffa akan selalu siap sedia ada untuk Kashi kapanpun Kashi membutuhkannya.
Kashi naik angkutan umum untuk pergi ke rumah Akash, dan dia harus berjalan dari gerbang komplek menuju rumah Akash.
Sesampainya di depan rumah Akash, dia melihat Akash sedang duduk sambil memainkan burung.
*Gak usah ngeres dulu :(
Kali itu Akash memang sedang memainkan burung di dalam sangkarnya. Intinya, ayahnya Akash senang pelihara burung. Itu yang Kashi pernah dengar ceritanya dari Akash, Akash pernah dimarahi ayahnya karena dia membebaskan burung ayahnya. Saat itu Akash masih kelas 1 SD, katanya dia kasian ngeliat burungnya dipenjara, gak bisa terbang.
"Lo belum mandi?" tanya Kashi dengan tatapan tajam menatap ke arah Akash
Akash tersenyum, lalu mencium keteknya kiri dan kanan, seolah itu refleks dia lakukan. "Ngucap salam dulu kalau bertamu ke rumah orang," cibir Akash
"Iya, Assalamualaikum."
"Walaikumsalam calon istri," jawab Akash sambil tertawa melihat reaksi wajah Kashi yang memerah.
"Gue gak mau punya suami jorok."
"Gue masih ganteng, tar gantengnya luntur kalau kena air," ujar Akash
"Mana ada ih. Sana mandi! Cepetan! Udah buluk, jarang mandi lagi." Kashi mendorong bahu Akash, dan Akash tak goyah dia hanya duduk sambil tetap memainkan burungnya.
"Mandi bareng dong."
"Gue mandiin lo!" ketus Kashi, dia jadi kesal sendiri
"Iya mau dimandiin pacar." Nada bicara Akash terdengar manja, dan itu cukup menjijikan terdengar di kuping Kashi.
"Iya kalau udah jadi mayat gue mandiin."
"Astagfirullah, jahatnya, yaudah mandi dulu deh biar tambah ganteng." Akash kembali memasukkan burungnya ke sangkar, kemudian dia bangkit berdiri.
Akash menatap ke arah Kashi, dia juga masih berdiri dan menatap ke arahnya, alhasil mereka saling tatap-tatapan, sampai mereka sakit mata karena tidak berkedip.
"Mau di dalem apa di luar?" tawar Akash
"Mesum!"
Gara-gara terlalu sering bergaul dengan trio kampret, membuat pikiran Kashi kotor, dia menjadi berpikiran setiap kata yang diucapkan Akash selalu ambigu, dan mengandung unsur dewasa.
"Pacar, gue kan nanya mau di dalem apa di luar? Bukan nanya mau dikeluarin di mana. Lo ih pikirannya udah dewasa, cepet, mau nunggu di dalem sama ibu mertua atau di luar sama burung ayah?"
kenapa harus burung ayah?
Kashi mengangguk, dia lebih memilih menunggu di rumah Akash, kalau di luar udah kaya minta sumbangan tapi tidak dikasih dan memaksa, sehingga dia memutuskan untuk menunggu sampai yang punya rumah memberikannya sumbangan.
Selama Kashi menunggu Akash, dia memainkan ponselnya, ibunya Akash sesekali menemani Kashi, namun dia juga mengurus beberapa kerjaan. Karena harus mempersiapkan anak-anak didiknya untuk porseni.
Selang waktu 15 menit, Denis dan Fabian datang berdua. Fabian masih terlihat sama, suram seperti biasanya, dan Denis, Kashi menatap Denis berulang kali untuk memastikan bahwa orang yang kini di depannya adalah benar-benar Denis.
Denis merapihkan potongan rambutnya, membuat dia terlihat fresh, dan juga pakaian casual yang dikenakan Denis begitu pas dibadannya.
"Nagapin lo liatin gue? Mulai tertarik?" tanya Denis, sambil menaikkan sebelah alisnya
"Apaan sih lo." Kashi jadi sensi sendiri mendengar pertanyaan Denis yang terlalu percaya diri barusan dan membuatnya tidak nyaman.
Mereka bertiga membahas hal-hal yang menyenangkan sambil menunggu Akash selesai mandi, dan udah hampir satu jam Akash belum keluar juga dari kamar mandi.
"Akash kok lama?" tanya Kashi
"Lo kangen sama dia Shi?" Fabian balas bertanya
"Kan mau ngerjain tugas bukan kangen."
Tak lama Akash kembali dengan rambut yang masih basah. Kashi menelan ludahnya, karena kali itu Akash benar-benar terlihat sexy, dengan kaos oblong berwarna putih serta celana pendek yang dia kenakan.
"Keringin rambut gue, pacar," kata Akash sambil memberikan hairdryer yang dia ambil dari kamar ibunya.
"Lo abis ngapain lama-lama mandi?" tanya Kashi
"Entar gue mandi bentar dibilang gak mandi, cuma cuci muka, gue mandi lama salah juga, lo maunya apaan?" sinis Akash
"Bukan gitu, tapi ini lama Kash, sejam lebih," omel Kashi
"Ya lo kaya gak ngerti Akash aja, dia ngapain dulu," cibir Denis
Kashi langsung menoleh ek arah Denis dan memberikan tatapan tajam. Perkataan Denis barusan, seolah dia ingin menjatuhkan harga diri Akash di depan Kashi, agar Kashi ilfeel lalu berpaling ke arah Denis. Mungkin dulu kalimat itu, akan dianggap candaan oleh Kashi, tapi lain dengan sekarang setelah dia tau Denis memang suka kepadanya, entah motif apa Denis menyukainya terkadang membuat Kashi merinding.
"Ya lama, gue mandilah, sabunan 3 kali, keramas 3 kali, sikat gigi 3 kali, cuci muka 3 kali," jawab Akash
"Ngapain lo mandi, kalau yang lo bayangin ada disini," ujar Denis dengan suara pelan
"Gue gak sebrengsek itu!" Akash bangkit berdiri, dia melupakan Kashi yang dia minta mengeringkan rambutnya, kilatan dimata Akash terlihat kesal dia juga menahan emosinya.
"Sumpah ya Nis! DEMI TUHAN, gue gak pernah ada pikiran sampe kesana! Apalagi untuk merusak Kashi!"
"Apaan sih Kash, gue kan bercanda." Denis tertawa sendiri, padahal yang lainnya tengah serius dengan pembahasan barusan.
"Gue gak suka, cewek gue dijadiin candaan sampah lo!" Akash menarik lengan Kashi, "Ayo Kashi, gue anterin lo pulang aja, gak akan bener kerja kelompoknya juga."
"Kash."
"Yaudah lo kerjain di kamar gue, kita ngerjain disini," ujar Akash
"Kok gitu, kan kerja kelompok."
"Lama-lama gue risi, setiap Denis ngeliatin lo."
Kashi tersentak, Akash baru kali ini terang-terangan bahwa dia memang menganggap Kashi seperti pacarnya sendiri, biasanya dia bodo amat dengan semua itu. Akash yang selalu menganggap semua hal hanya bercanda, bisa menjadi serius disaat seperti ini, bahkan Akash benar-benar marah dengan perkataan Denis barusan.
Akash memang merasa bahwa dia jahat, dia brengsek, dan dia juga lelaki normal yang bisa terangsang dan punya nafsu. Tapi, dia tidak pernah ada pikiran jahat kepada Kashi. Di dalam hatinya dia benar-benar ingin menjaga Kashi.
"Untuk klarifikasi aja, gue lama mandi karena gue beberapa kali sabunan seperti yang udah gue katakan dan gue memakai parfume yang banyak, soalnya Kashi bilang dia gak suka cowok bau dan jorok."
***
UNTUK MENEBUS KEKECEWAAN KARENA MELODYLAN SEMENTARA DIHENTIKAN, AKU AKAN UPDATE SAUDADE. HEHE
SEMOGA SUKA
JANGAN LUPA FOLLOW :
ASRIACI13
DUNIAACI
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top