38. Handphone Baru
SELAMAT MEMBACA KISAH AKASH, KASHI DAN DEDEK-DEDEK GEMEZ AKASH.
***
BAGIAN TIGA PULUH DELAPAN
Gue selalu percaya seseorang, sampai orang itu sendiri yang membuktikan kalau orang itu tidak bisa dipercaya. Dan untuk kesekian kalinya lo membuktikan bahwa lo itu gak bisa di percaya.
***
SETELAH Akash memberikan coklat kepada Kashi, namun respons Kashi beda dengan cewek-cewek yang akan kegirangan di kasih coklat, dia malah menyimpan coklat itu di depannya. Karena pesanan sarapan dia sudah siap, dia lebih tergoda memakan nasi uduknya daripada memakan coklat yang diberikan oleh Akash barusan.
"Hargain kali gue ngasih lo," sindir Akash
Kashi menoleh ke arah Akash, lalu dia menaikkan sebelah alisnya, "Gue minta gak sama lo?" nada suara Kashi terdengar ketus, dan itu membuat Akash kesal.
Akash sudah minta maaf, kejadian Nana diluar dari perkiraannya tadi. Akash juga tidak mengerti mengapa Nana mengatakan hal yang tidak perlu dengan memperkeruh keadaan di antara dia dan Kashi.
"Lo kenapa sih Shi? PMS?" tanya Akash
"Kalau gue lagi PMS udah gue tebas pala lo deh Kash," jawab Kashi
Suasana di anatara mereka semakin memanas. Akash memilih diam, dan dia juga akhirnya memesan sarapannya di ibu kantin, sementara Kashi melanjutkan sarapannya.
"Hai, kak Akash," panggil seseorang di belakang Akash
Duh, masalah baru lagi. Akash menoleh dan tersenyum juga melambaikan tangannya ke arah dedek gemez yang memanggilnya barusan. Saat Akash melambaikan tangannya, dia menerima deheman dari Kashi. Alamat perang lagi ini.
"Kemarin keren banget kak futsalnya, jempol deh." Cewek itu memberikan jempolnya, dan juga teman-temannya yang lain.
Kashi cukup gerah mendengar hal seperti ini terus, dia menoleh ke arah dedek gemez itu sambil memberikan tatapan tajam, seolah dia mengatakan bahwa dedek gemez itu harus pergi dari hadapan mereka.
"Kak Akash, itu ceweknya melotot-melotot sama kita," adu cewek itu
ANJIR! Kashi berniat berdiri, namun Akash menahannya dan menggeleng pelan. Selalu saja seperti itu, dan setelah itu Akash akan dengan bangga mengatakan bahwa Kashi cemburu melihat Akash karena dia terlalu sayang, kepedean. Padahal Kashi gerah karena mereka sudah merusak mood pagi Kashi. Setelah dia adu mulut dengan Nana dan yang lainnya, dia juga harus mendapatkan dedek gemez kurbel.
"Pacar gue lagi sensitif, jadi maaf kalian kena imbasnya," ujar Akash
"Sama mereka lo minta maaf, sama gue ngelakuin kesalahan apapun rasanya minta maaf lo selalu gak tulus, lo selalu main-main dengan kata maaf dengan mengulang kesalahan yang sama," cibir Kashi pelan, Akash mendengarnya dan dia hanya menoleh sebentar ke arah Kashi.
"Kapan main futsal lagi kak Akash?" tanya cewek itu, "Gue pikir kak Akash belum punya pacar, soalnya kemarin pacarnya gak nonton sih, biasanya kan cewek suka nemenin cowoknya futsal."
Sekarang api bisa terlihat dari Kashi. Kashi menggertakkan giginya, lalu dia mengambil air minum yang memang di sediakan untuk pembeli nasi uduk, dan menumpahkan air ke wajah mereka.
"Pergi!" bentak Kashi, dan itu membuat dedek gemez cemberut lalu mereka pergi meninggalkan Akash dan Kashi, sebelum pergi dedek gemez melambaikan tangannya ke arah Akash dan mengatakan dengan suara pelan bahwa mereka menunggu Akash main futsal lagi.
Saat Akash akan melambaikan tangannya juga.
"Dadahin mereka, gue sumpahin tangan lo budugan."
Akash mengurungkan niatnya, ternyata Kashi lebih sadis dari cewek-cewek yang pernah bersamanya. DIa mainnya sumpah-sumpahan, kan Akash jadi takut.
"Lo cemburu?" tanya Akash dengan wajah polos, membuat Kashi ingin sekali mencubit mata Akash, karena bertingkah seolah dia korban disini, dan Kashi yang jahat telah melukia seorang yang polos seperti Akash.
"Gue terharu lo cemburu sampe begini," ujar Akash dengan wajah imut, dan Kashi susah menahan untuk tidak tertawa jika Akash sudah memberikan ekspresi seperti ini.
Akash itu cowok yang beda. Dia akan bersikap imut, hanya untuk meredakan kemarahan Kashi. Menurutnya, jika dia melakukan sesuatu yang berbeda dengan cowok-cowok di luar sana, maka respons yang diberikan cewek juga akan berbeda.
"Apaan sih ah," ketus Kashi
"Akash boleh pegang tangan Kashi gak?" pinta Akash
"GAK!"
"Kenapa?" rajuk Akash, "Pegangan tangan gak akan buat Kashi hamil kok."
"Mendingan gue denger lo ngomong, aing-sia daripada sebut nama gini, geli dengernya," cibir Kashi, "Ya kata siapa juga bisa hamil."
"Terus kenapa gak mau?"
"Harus ada alasannya?" Kashi balas bertanya
Akash menggeleng, "Cewek selalu susah kalau ditanya alasan."
"Nah waras otaknya."
Ternyata Akash benar-benar tidak menyentuh Kashi sedikitpun, Kashi pikir meskipun dia menolak Akash akan tetap menggenggam tangannya. Tetapi Akash hanya menatap lurus ke arah Kashi, kemudian dia tersenyum.
"Aku minta maaf udah buat kamu semarah ini."
"Lo-gue aja, lo gak pantes Aku-kamuan."
"Gue minta maaf, pacar."
"Permintaan maaf di tolak," ucap Kashi
"I'm so sorry wahai my girlfriend, because saya sudah membuat you angry enggak pake bird."
Kashi menahan untuk tidak tertawa, jadi dia menoleh ke arah lain sebentar, untuk menetralkan kembali raut wajahnya yang memang sangat ingin tertawa melihat Akash seperti ini.
"Yang bener dong kalau minta maaf, gak niat?" suara Kashi terdengar datar, tanpa ekspresi, membuat Akash bingung harus melakukan apa lagi.
"Apa gue harus minta maaf sampai seratus kali?"
"Udah pernah, gak akan mempan."
"Seribu kali?" tawar Akash
Kashi menggeleng pelan membuat Akash mendesah pelan.
"Sejuta kali?"
Kashi mengangguk.
"Gue minta maaf satu, gue minta maaf dua, gue minta maaf tiga, gue minta maaf empat, gue minta maaf lima, gue minta maaf enam, gue minta maaf tujuh, gue minta maaf delapan, gue minta maaf sebelas, gue minta maaf dua belas, gue minta maaf tiga belas, gue minta maaf empat belas, gue minta maaf lima belas, gue minta maaf enam belas, gue minta maaf tujuh belas, gue minta maaf delapan belas, gue minta maaf sembilan belas, gue minta maaf dua puluh,..., gue minta maaf ke n."
"Lo pikir matematika dibilang minta maaf ke n?" Kashi terkekeh pelan mendengarnya, cara kerja otak Akash sampai detik ini belum Kashi simpulkan dia tipe cowok seperti apa, namun dengan Akash dia selalu menemukan hal-hal yang baru yang belum dia temukan saat dia bersana dengan Daffa dulu.
"Abisnya masa gue ngomong minta maaf sampe sejuta, gue timbun dulu minta maafnya. jadi, nanti kalau gue ngelakuin kesalahan lagi, gue tinggal melanjutkan udah ke berapa gue melakukan kesalahan kan?"
"Jadi lo ada niat melakukan kesalahan lagi?" tanya Kashi
"Yah kan gue gak tau kedepannya gimana, gue gak bisa janji tar lo tagih terus janji gue. Kan janji adalah hutang bukan kutang."
"Mesum lo." Kashi menoyor kepala Akash, dan Akash meringis karena toyoran Kashi barusan.
Akash tau Kashi sudah tidak marah lagi, tapi dia tidak akan menanyakannya karena kalau Akash bertanya pasti Kashi akan mengerjainya lagi dengan meminta Akash melakukan ini dan itu. Akash merogoh sakunya, lalu dia memperlihatkan handphone barunya ke depan Kashi.
"Tadaaaaaaa, surpriseeeeee," ujar Akash sambil memamerkan handphone barunya, "kaget gak lo?"
"Biasa aja tuh," jawab Kashi, "lagian gue udah tau kok lo punya handphone baru."
"Lo cenayang?" tanya Akash dengan raut wajah terkejutnya, "Gimana lo bisa tau? Kan gue baru nunjukkin handphonenya ke lo? Terus gue juga belum ada text lo? Apa lo juga bisa liat gue lagi mandi? Terus lo tau ukuran anu gue dong? OMG Kashi, fix sih ini lo harus gue nikahin karena lo doang yang tau." Akash menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak percaya dengan semua ini.
"Apa sih lo Kash, ngelantur. Gue tau karena lo ngelike postingan Barbara Palvin di instagram."
"Ah, seharusnya gue blockir lo Shi."
"Boleh aja, dipikir gue punya satu akun instagram."
"Lupa, kalau cewek jagonya stalking."
Kashi hanya tertawa pelan, sementara Akash langsung mengklik unlike di postingan Barbara yang kemarin dia like.
"Udah gue unlike." Akash laporan
"Kok?"
"Tar lo bikin akun haters, terus serang Barbara gue."
"Hahahaha."
"Ketawa lagi, bukannya mikir," cibir Akash
"Kan lo yang gak suka mikir."
"Kata lo kan otak gue di jual di rumah makan padang, gimana mau mikir, beliin otak dulu yang baru."
Kashi menggelengkan kepalanya, semakin absrud saja percakapan dia dengan Akash. Tapi, lebih baik seperti ini, karena pacaran percakapannya tidak selalu tentang berdua, dan goals hubungannya di masa depan. Mengalir saja, mereka nyaman dengan percakapan yang aneh namun membuat mereka semakin dekat.
"Lo dibeliin handphone baru gimana caranya?" tanya Kashi
"Jadi begini ceritanya. Pada zaman dahulu kala--"
"Kash serius," potong Kashi
"Iya, jadi Ibu ngomel waktu gue pulang dia bilang kalau dia nelponin gue tapi enggak aktif terus. Terus dia juga nanya, kenapa jarang main handphone padahal biasanya gue selalu gak bisa lepas dari handphone, gue jawab aja gak punya kuota kan gue selalu pake telepon rumah buat telepon lo. Kemudian ibu kasih duit buat beli kuota, tumben baik sih biasanya selalu harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan imbalan. Karena gue takut, gue langsung minta maaf sambil bersujud, bahwa gue merusak handphone. Ibu marah, dia menceramahi gue dan mengancam gak akan membelikan handphone baru lagi.
"Tapi malemnya saat ayah pulang, dia ngajak gue jalan eh taunya di ajak ke konter handphone gitu. Terus disuruh pilih mau handphone yang mana, gue pilih deh. Eh taunya ayah juga nanya, mana handphone gue biar bisa dijual, dan gue bilang rusak, ayah mau marah dan gak jadi beliin handphonenya tapi kan udah di konter, jadi selesai deh gue punya handphone baru."
***
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA KISAH AKASH DAN KASHI JUGA BESERTA IKAN-IKAN DI DALAMNYA.
FOLLOW :
ASRIACI13
DUNIAACI
***
KALIAN SUKA KARAKTER SIAPA DI NOVEL INI? KENAPA KALIAN SUKA, ALASANNYA?
AKASH?
KASHI?
DENIS?
RASTI?
KEIRA?
FABIAN?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top