37. Mencintaimu Itu Tak Mudah

SELAMAT MEMBACA KISAH INI DENGAN NYAMAN DAN TENANG

***

TIGA PULUH TUJUH

Biasanya orang yang memberikan luka tidak akan menyadarinya, hanya orang yang dilukai bisa merasakan dan mengingat luka itu sendiri.

***

"KAPAN?"

Kashi menoleh saat mendengar percakapan dari dua orang yang dikenalnya, itu adalah Akash dan Rasti sedang mengobrol di dalam kelas saat Kashi belum datang. Tentu saja Kashi kesal melihat hal itu, karena saat Kashi masuk ke dalam kelas mereka menyudahi percakapannya dan Akash langsung menghampirinya.

Apa lagi yang Akash sembunyikan darinya? Kashi sudah berusaha mempercayainya dan menganggap bahwa Akash telah berubah. Tidak bermain lagi dengan cewek-cewek kurang asupan kasih sayang itu.

Yang menjadi pertanyaan Kashi sekarang adalah, 'Kenapa harus Rasti?', kenapa harus selalu dia padahal Akash sendiri tau bahwa hubungan Kashi dan Rasti sampai saat ini masih tegang.

"Hei," sapa Akash

"Ngobrol apa sama Rasti?" tanya Kashi

"Biasa."

"Apa? Gue gak tau tuh lo biasa ngobrol sama dia," sinis Kashi

"Ulang tahun dia," jawab Akash, "ini." Akash memberikan satu lembar undangan ke hadapan Kashi. Di undangan itu tertulis nama Kashi dan Akash, lalu Kashi menoleh ke arah Akash.

"Kenapa gak kasih ke gue langsung?"

Akash menggeleng sambil menaikkan bahunya tanda tidak tahu. Tadi pagi saat Akash datang, Rasti langsung memanggilnya dan memberikan undangan serta mengobrol sedikit, lalu setelah itu Kashi datang dan Akash langsung menghampiri Kashi.

"Mana gue tau, sana tanya aja sih," ujar Akash malas

"Oh."

"Lo masih marahan sama dia? Itu masalah udah berlalu kali Shi, dan kita juga udah mau naik kelas 3, sementara lo dan Rasti masih musuhan kaya gini hanya karena masalah yang udah berlalu? Belajar memaafkan Shi, kalau dulu awal-awal gue bisa paham kenapa lo marah banget sama dia, tapi kalau selama ini lo juga nyakitin perasaan lo sendiri dengan berusaha menjaga jarak dari dia. Coba lo pikir, dulu lo sama dia sahabatan deket banget kemudian Daffa merusak segalanya, lo mau ngorbanin persahabatan lo hanya karena cinta lo sama Daffa?"

Sejujurnya Kashi tidak ingin seperti ini, dia juga tidak mau menjaga jarak dari Rasti. Hanya saja setiap kali Kashi ingin mengajak Rasti berbicara, dia bingung harus memulai dari mana. Rasti juga menjaga jarak darinya dan Kashi pikir, bahwa Rasti juga merasakan hal yang sama. Keduanya bingung harus memulai dari mana. Maka dari itu, Kashi memilih untuk diam membiarkan masalah larut begitu saja. Rasti sudah minta maaf, dan Kashi sudah memaafkannya meskipun sampai saat ini dia bisa melupakan kejadian itu.

"Sikap lo yang seperti ini yang kadang gue mikir Shi, kalau sepenuhnya hati lo tuh belum untuk gue tapi masih stuck di Daffa. Gue juga sadar diri, bahwa selamanya gue akan selalu dibawah Daffa di hidup lo. Gue ingin lo berteman lagi dengan Rasti, karena hanya dengan itu gue merasa bahwa perasaan lo sama Daffa udah ilang," ujar Akash dengan datar, dia tidak ingin menatap ke arah Kashi karena percuma saja, karena Kashi juga tidak mau menatap ke arahnya.

"Lo juga sama Kash. Apa lo juga gak mikirin gimana perasaan gue? Saat lo memuji Keira, atau apapun yang ada sangkut pautnya dengan Keira atau cewek-cewek lo yang lain. lo gak mikirin perasaan gue? Bener, orang yang memberikan luka gak akan pernah sadar bahwa dirinya telah melukai orang lain, tapi orang yang dilukai akan selalu ingat dan bisa meraskannya. Lo selau beranggapan kalau gue masih mencintai kak Daffa, dan gue juga sama beranggapan bahwa lo masih mencintai Keira. Terus aja seperti itu, sampai Nicki Minaj ngeluarin album religi." Kashi berdiri dari kursinya dan keluar dari kelas.

Akash tidak menyusulnya, dia juga hanya diam, mengusap wajahnya dengan tangan sesekali. Akash mengeluarkan ponselnya, dan dia mendapati beberapa pesan disana, isi linenya dipenuhi oleh orang-orang yang tidak asing, disana ada Nana, Rasti, Keira, dan yang lainnya. Akash tidak membukanya dia hanya membiarkannya saja, sesekali meratapi kesalahannya. Akash tertawa pelan, dia menyadari bahwa untuk mencintai dirinya dengan tulus itu tidak mudah.

Kashi melihat Rasti yang sedang duduk di depan kelas bersama dengan Tyffani, Nana, dan Devi. Kashi mengalihkan tatapannya ke arah lain, dia malas berhubungan dengan orang-orang seperti mereka. Kashi tidak ingin ada pengkhianatan, tapi itu tidak mungkin karena setiap manusia tidak selalu seperti keinginannya, dia tidak ingin ada kemunafikan namun setiap orang bebas memilih untuk apa mereka hidup di dunia, dan jalan apa yang akan mereka ikuti.

"Kashi," panggil Nana

Dengan malas Kashi menoleh, "Apa?"

"Perasaan hubungan lo sama Akash akhir-akhir ini gak harmonis, kenapa gak putus aja?" tanya Nana dengan entengnya, dan langsung menerima injakkan kaki dari Rasti.

"Kenapa kalau putus lo mau sama dia?" cibir Kashi

Nana langsung terdiam saat mendengar cibiran Kashi barusan, dia tidak bisa mengatakan apa-apa.

"Lo kok bilang Nana kaya gitu, dia kan cuma ngomong aja, salah?" Devi angkat bicara

"Kenapa? Gak terima temen lo gue gituin?" Kashi menaikkan sebelah alisnya, "Kalau gak terima, lo minta Nana berhenti chat Akash, bisa?"

Raut wajah Nana berubah menjadi merah, Devi menoleh ke arah Nana, sementara Rasti hanya terdiam, dia tidak mau berkomentar karena dia tidak tau apa-apa tentang masalah ini.

"Apa salahnya kalau Nana chat Akash? Akash cuma cowok lo, siapa tau Nana chat Akash hanya sekedar temen sekelas. Lo kok jadi cewek protect banget sampe tau siapa yang chat cowok lo, alay banget najis," sinis Devi

Kashi menghela napasnya perlahan-lahan, tatapannya tajam, seringai kecil terlihat di bibirnya. Suruh siapa bermain-main dengan Kashi, dan menganggu Kashi saat moodnya tidak baik.

"Gue gak tau mereka chat apa, karena gue gak mau tau, isi chat itu hanya mereka berdua yang tau. Gue hanya melihat beberapa kali notifications line dari Nana di ponselnya Akash, karena Akash selalu menyimpan ponselnya di atas meja, dia tidak pernah menyembunyikannya, termasuk chat dari Rasti." Kashi tersenyum saat menatap ke arah Rasti, senyum yang sudah seperti ejekan, sementara Rasti hanya membuka matanya bulat-bulat kemudian dia berdiri.

"Kenapa?" tanya Kashi, "mau ngelak? Mau mikir gue gak tau apa-apa?"

"Oke, seminggu ini gue selalu chat Akash dan itu tentang masalah--"

"Gue gak peduli," potong Kashi

"Shi." Rasti memegang tangan Kashi, namun Kashi langsung melepaskannya, "Lo salah paham."

"Semuanya selalu berawal dari salah paham." Kashi tertawa meremehkan, "Kenapa lo selalu mau dengan cowok-cowok yang bersama dengan gue, enggak cukup lo menghancurkan kisah gue sama kak Daffa dulu?"

"Gue minta maaf untuk itu, tapi gue dan Akash gak seperti yang lo pikirin."

"Tau apa lo tentang yang gue pikirin? Bahkan lo gak tau bagaimana caranya menghargai perasaan seseorang, gue bersyukur lo putus dari kak Daffa, karena cowok hasil nikung dari temen itu gak akan lama. Sekarang lo mau sama Akash? Silahkan, gue gak akan melarang jika Akashnya juga mau sama lo?"

Rasti terdiam, memang salahnya jika itu berhubungan dengan Daffa. Namun, hubungannya dengan Akash tidak seperti itu, dan Rasti harus meluruskan semua ini, dia ingin hubungannya dengan Kashi kembali baik, namun ternyata tidak semudah yang dia pikirkan, dan Kashi benar bahwa semuanya berasal dari salah paham.

"Lo gak boleh menghakimi Rasti gitu aja." Nana berdiri dan mendekat ke arah Rasti, "Lo harusnya bersyukur karena berkat Rasti lo dijauhkan dari cowok brengsek seperti Daffa."

"Iya, benar, gue harusnya berterima kasih. Tapi, gue juga penasaran berita apa yang udah Rasti jual ke kak Daffa tentang gue, menurut lo tentang apa Na?" Kashi bertanya kepada Nana, namun Nana tidak tahu akan hal itu.

"Gue akan membiarkannya tanpa perlu membahasnya, lagipula Rasti gak ada bedanya dengan lo Na. Pacar lo juga hasil nikung kan? Gue ngeliat waktu itu lo di labrak di sebuah mall sama pacarnya pacar lo saat itu," ujar Kashi

"Tau apa lo tentang hidup gue! Jablay lo anjing!" bentak Nana

"Mana ada jablay yang dadanya rata kaya gue, gak akan laku kalau ada juga." Kashi langsung meninggalkan mereka dan pergi ke kantin.

Sepertinya dia harus sarapan, dan minum untuk menambah dahaganya. Untuk menjalani kehidupan Kashi dan menjadi pacar Akash itu harus banyak dahaga. Harus banyak hal yang dikorbankan hanya demi kebahagiaan diri sendiri, bukankah itu egois? Kali ini Kashi ingin egois, dengan mengatakan kepada semua orang yang pernah mencibirnya yang kebetulan mau kepada Akash bahwa dia yang mereka cibir berhasil mendapatkan perasaan Akash dan bertahan sampai sejauh ini.

"Nih." Satu batang coklat ada di depan mata Kashi, kemudian Kashi menaikkan tatapannya dan orang yang memberikan Kashi coklat adalah Akash.

"Gue akan kasih coklat saat lo bilang cemburu," ujar Akash, kemudian dia mengambil satu tangan Kashi untuk menerima coklatnya, "Untuk cinta sama gue itu gak mudah, dan gue salut lo bertahan sampai sejauh ini, terima kasih Kashi."

Kashi hanya terdiam mendengar Akash berbicara seperti orang yang benar.

"Maaf udah buat lo cemburu, tapi gue suka melihat lo saat lagi cemburu sama gue."

***

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA SAMPAI BAB INI

KALIAN SHIPPER MANA NIH?

#AKASHI

#KEIRAKASH

#KASHIDAFFA

#NANAKASH

#KASHIDENIS

#RASTIAKASH

KALAU SEANDAINYA AKASH PACARAN SAMA RASTI, MENURUT KALIAN SIAPA YANG SALAH?

***

FOLLOW

ASRIACI13

DUNIAACI

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top