36. Baper Sama Akash?
SILAHKAN MEMBACA CERITA INI DENGAN TENANG DAN NYAMAN.
BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA DAN KOMENTAR SETELAH SELESAI MEMBACA.
ANAK KECILNYA LUCU KAN, GIMANA KAMU MAU ENGGAK JADI IBU DARI ANAK-ANAKKU YANG LUCU NANTI?
***
BAGIAN TIGA PULUH ENAM
Lain kali gue bakalan cari cowok yang beryodium biar enggak gondok!
Dicintai dengan cara yang tidak biasa membuat kamu menjadi orang yang luar biasa.
***
09.30 WIB
Kashi Rayshiva : Kash dimana lo?
Akash Angkasa : Kalem otw
10.30 WIB
Kashi Rayshiva : KASH WOI DIMANA!!! TAR TELATTTTT!
Akash Angkasa : Iya pacar ini macet nih, tunggu ya.
12.30 WIB
Kashi Rayshiva : msh dmn?
Akash Angkasa : Ini sebentar lagi sampe car.
Kashi Rayshiva : AI SIA MUDIK KASH?
Akash Angkasa : Iya atuh maaf :'( Gak usah capslock takut.
Kashi Rayshiva : DIMANA?
Akash Angkasa : Ini baru keluar beli bensin, sabar atuh :(, da gue teh bukan si flash :(
Kashi Rayshiva : Gue nebeng Fabian ajalah.
Akash Angkasa : Kamu masih mau liat Fabian dengan wajah utuh kan?
Kashi Rayshiva : Sama Denis deh kalau gitu.
Akash Angkasa : Duh seleranya rendah, kasian :(
Kashi menghela napasnya perlahan-lahan, dia dan teman-temannya memang berencana untuk pergi bersama. Mereka akan menghabiskan weekend dengan berkumpul, dan mereka janjian untuk pergi jam 10 pagi. Namun, sampai setengah satu Akash masih belum menjemputnya, Kashi sudah di spam chat oleh Fabian dan Denis.
Sejujurnya selalu saja wacana, mereka selalu saja jam karet. Kashi yakin kalau Akash telat bangun, dan dia pasti menghabiskan waktu lama hanya untuk mandi.
Suara bel rumah Kashi berbunyi. Kashi yang menunggu di depan rumah langsung bangkit berdiri.
"Ma, Kashi pergi ya," teriak Kashi
"Sama Fabian?" balas teriakan mamanya dari dalam rumah
"Akash ma."
"Jangan pulang lebih dari jam lima ya Shi." Mamanya menghampiri Kashi yang masih berdiri di depan rumahnya, "Gimana kabar Daffa sekarang?" tanya mamanya
"Gak taulah Ma, Kashi kan udah enggak sama kak Daffa."
"Gak bisa temenan emang? Kalau putus tuh harus temenan, gak boleh musuhan kaya gini. Pantes aja kalian putus, orang kamunya masih kaya anak kecil gini."
"Assalamualaikum tante," sapa Akash yang sudah ada di depan Kashi dan mamanya.
Kashi melotot mendapati Akash masuk ke area rumahnya, padahal Kashi meminta Akash untuk menunggu di depan gerbang saja tidak perlu masuk segala karena akan repot nantinya. Mama Kashi menatap Akash, mamanya tersenyum ketika Akash menyalim tangannya.
"Kamu Cina?"
Akash tertawa pelan, "Maunya sih jawab enggak, tapi kan mata gak bisa bohong."
"Hehe, matanya lucu, minimalis," ujar Mamanya
"Tante doang nih yang bilang mata saya lucu, kalau Kashi selalu bilang saya itu gak punya mata," adu Akash
"Kashi gak boleh ngomong gitu, gak boleh ngehina fisik orang."
"Iya ma, iya. Akashnya aja alay."
"Yaudah tante, kita pergi dulu ya." Pamit Akash
"Iya, hati-hati."
Kashi langsung berjalan mendahului Akash, namun yang dia dapati di depan rumahnya adalah mobil bukan si manis. Kashi langsung menoleh ke arah Akash, Akash langsung membuka pintu mobilnya, sementara Kashi hanya menatap Akash sambil berdiri.
Akash membuka pintu mobilnya, "Masuk gak?"
Sementara Kashi masih berdiri di tempatnya, tak bergerak sama sekali.
"Jangan bilang lo trauma naik mobil karena mantan lo juga naik mobil?" Akash tertawa pelan, Kashi langsung mendelikkan matanya dan naik ke mobil.
Setelah Kashi duduk di jok depan, Akash langsung memasangkan seat beltnya.
"Untuk keselamatan."
"Kenapa?" tanya Kashi
"Kenapa apanya?"
"Tumben." Kashi menjawab setengah-setengah, seolah dia sulit untuk mengutarakan maksud dari perkataannya.
"Kalau lo nanya kenapa gue tumben pake mobil jawabannya karena nanti lo selingkuh sama Denis yang pake mobil juga, tapi kalau lo nanya kenapa gue pakein lo seat belt barusan ya karena untuk keselamatan pacar gue," jawab Akash
"Kalau gue bukan pacar lo? Lo gak akan makein gue seat belt gitu?" tantang Kashi
"HAHAHA, gatau."
Kashi tertawa pelan, Akash memang berbeda sih. Dia bisa romantis disaat yang tak terduga, dia mungkin bukan tipe cowok yang akan kasih bunga saat hari jadi atau memberi kejutan romantis saat bertemu, mengirimkan pesan-pesan manis. Tapi, Akash hanya akan menjadi dirinya sendiri agar bisa dicintai dengan tulus.
"Lo percaya gue pake mobil karena takut lo selingkuh sama Denis?" tanya Akash
"Ya itu kan tadi jawaban lo, kok nanya balik."
"Gue sih gak peduli lo selingkuh, kalau lo selingkuh ya kita tinggal putus aja. Selesai kan?"
"Iya, iya."
"Jawabannya karena si manis baru mandi, nanti kotor, gue lebih sayang si manis sih."
"Jadi, cinta lo ke gue gak lebih dari cinta lo ke si manis gitu?"
"Bisa jadi."
"Sialan," maki Kashi
Selama di perjalanan mereka membahas hal-hal yang manis, membuat keduanya tertawa hanya karena obrolan kecil. Tidak bermakna, namun menurut Kashi dengan mengobrol seperti ini dengan Akash, dia menjadi lebih dekat dengan Akash dan lebih mengenal Akash.
Meski Kashi berteman dengan Akash, ternyata berbeda dengan obrolan saat berpacaran sekarang. Pada awalnya, obrolan mereka hanya itu-itu saja, tidak lebih dari menanyakan PR saat di pesan singkat, namun sekarang ada pesan-pesan manis, seperti menanyakan sedang apa atau selamat malam.
"Kash," panggil Kashi
"Hmm."
"Kenapa lo putus sama Keira dulu?" tanya Kashi
"Haha, yakin mau gue jawab?"
Kashi mengangguk, dia penasaran dengan alasannya. Sekarang Kashi juga sudah berusaha membiasakan diri, mungkin Akash terlihat masih mencintai Keira. Tetapi, bagi Kashi dia harus bisa mempercayai Akash yang menjadi pacarnya, meskipun itu sulit. Karena mempercayai Akash artinya dia mengorbankan perasaannya sukarela untuk tersakiti.
"Iya."
"Kita beda keyakinan, kan udah sering gue bilang ke lo." Akash tiba-tiba menjadi lebih serius saat menjawab pertanyaan ini.
"Hanya karena itu?"
Akash mengangguk, "Iya beda keyakinan, gue yakin kalau gue ganteng tapi dia enggak yakin. Jadi, gimana?"
Kashi tertawa sebentar, "Kash, gue serius."
"Lo mah selalu mau di seriusin, nanti ya sabar. Emangnya mau cuma dikasih cinta doang?"
"Kash."
"Iya, gue kan sama dia emang beda keyakianan dan gue pikir hubungan gue sama dia gak bisa di bawa kemana-mana, gue udah ngobrolin ini sih sama dia beberapa kali dulu. Padahal saat gue nembak Keira juga, gue udah tau ending dari cerita gue dan dia akan seperti apa, tapi namanya juga dulu gue suka Keira karena dia cantik dan primadona di sekolah, jadi ya gitu. Gue membiarkan Keira ngambil keputusan, dan gue minta dia yang mutusin gue, gue gak mau nyakitin dia sih, meskipun kita berdua emang tersakiti sih atas perpisahan ini."
Ada yang menusuk perasaan Kashi, ini konsekuensinya karena Kashi yang bertanya bukan Akash yang sengaja menceritakan tentang Keira kepada Kashi. Ya, ini karena Kashi bukan karena Akash, seandainya Kashi tidak ingin tahu maka Akash tidak akan menceritakan apapun yang akan membuat dia sakit hati seperti sekarang. Kashi hanya terlalu perasaan dengan hal-hal kecil seperti ini.
"Lalu kenapa lo menyakiti banyak perasaan sekarang?" Kashi penasaran
"Gue gak nyakitin, merekanya aja yang berharap berlebihan."
"Lalu lo akan nyakitin gue juga?" tanya Kashi
"Gue gak tau. Tapi, sejauh ini gak ada alasan untuk gue nyakitin dan ninggalin lo sih, gak etis kalau gue ninggalin lo karena lo pendek itu namanya diskriminasi, atau karena dada lo rata kan nantinya gue dikira yang mesum, padahal kan ukuran dada juga penting bagi cowok."
"Penting ya?"
"Enggak juga sih."
"Jadi penting apa enggak?" nada suara Kashi sudah terdengar aneh, dan Akash tidak mau mengambil resiko atas ini.
"Iya enggak, gue nerima lo apa adanya meski lo rata. Oke pacar?"
***
JANGAN LUPA UNTUK KOMENTAR DAN VOTE YA :)
FOLLOW :
ASRIACI13
DUNIAACI
***
LOVE,
ACI ISTRI SAH DAN SATU-SATUNYA SEHUN SAMPAI MATI.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top