30. Nyesel ikut
SELAMAT MEMBACA KISAH SAUDADE
[Keira Margareta Agnesia]
***
BAGIAN TIGA PULUH
Memang aku cemburu. Cemburu saat melihatmu bersamanya, aku juga tidak tahu perasaanku sejak kapan berubah terhadapmu. Tapi, yang harus kamu tau hatiku terasa sakit saat kamu membahas dia. Dia masa lalumu, yang inginku hapus ingatannya dari pikiranmu.
***
LOKASI reuni SMP Akash dulu diselenggarakan di sebuah Villa milik Tiffany. Tiffany sendiri adalah teman sekelas mereka sekarang di SMA. Tadi Akash juga menjelaskan bahwa ini bukan reuni yang biasa, melainkan reuni dari orang-orang terdekat saja saat masa SMPnya, Akash juga memberitahu kemungkinan besar Keira akan ada disana karena mereka dulu satu SMP.
Mendengar namanya diucapkan oleh Akash membuat Kashi jadi malas untuk ikut, dia tidak ingin bertemu dengan Keira. Karena pada akhirnya dia akan kalah dan diabaikan oleh Akash. Selalu seperti itu, sepertinya Keira mempunyai tempat tersendiri dihati Akash.
"Tujuan lo ikut acara reuni ini mau ketemu Keira ya Kash?" sindir Kashi
Akash tertawa mendengar sindirian Kashi barusan, bukannya menjawab.
"Kok ketawa? Ada yang lucu?"
"Ada," jawab Akash
"Apa?"
"Kamu."
Sialan. Akash membuat pipi Kashi merah, padahal hanya kata yang tidak berguna seperti itu. Tapi, memang Akash begitu jarang besikap manis seperti ini kepada Kashi. Jadi, sikap manis yang kecil saja bagi Kashi adalah sebuah kebahagiaan sendiri.
"Kalau gue niat ketemu sama Keira buat apa gue ngajak lo?"
"Ya mana gue taulah."
"Ya karena si Keira mau bawa pacarnya, jadi gue bawa lo juga. HAHAHA, gak usah kepedean Shi."
"Siapa juga, nyesel gue ngeiyain nemenin lo ke reuni." Kashi jadi ngomel sendiri, mereka tidak sadar suara mereka terlalu keras, membuat pengemudi motor yang tak sengaja dekat dengan mereka menoleh.
Meskipun lagi di motor, suara tabrakan dengan suara motor harus tetap di kontrol agar tidak gordes seperti Akash dan Kashi. Kan malu.
"Iya lo nyesel nemenin kan lo mah maunya nenenin,"
"WOI MESUM!" teriak Kashi sambil menggeplak helm Akash, dan yang kesakitan adalah Kashi sendiri, sedangkan Akash tertawa tanpa henti.
Banyak kebahagiaan-kebahagiaan sederhana untuk mereka, kebahagiaan yang semakin lama membuat mereka saling ketergantungan dan sulit untuk saling melepaskan. Kashi hanya takut, disaat dia sudah benar-benar memberikan sepenuh hatinya kepada Akash, maka Akash akan pergi meninggalkannya seperti yang sudah-sudah.
Motor Akash berhenti di sebuah villa yang ukurannya lumayan besar, dengan halaman yang luas. Gerbang villa dibuka oleh penjaga, Akash menyapa penjaga villa. Kelihatannya Akash memang mengenal penjaga villa itu.
"Kok kenal sering ya lo kesini?" selidik Kashi
"Lumayan, dulu sih sering waktu SMP. Tiap minggu, masak-masak gitu, saat gue masih pacaran sama Keira. Keira kan teman dekatnya Tiffany, dia juga yang nyomblangin gue sama Keira."
Jawabannya selalu Keira, tidak ada yang lain sepertinya.
"Oh."
"Kenapa? Lo cemburu ya sama penjaga villanya?"
"Enggak, gue cemburu sama Keira." Kashi berterus terang, dia sudah gerah ketika Akash selalu saja membahas Keira. Kupingnya tidak bisa menerima lagi, sudah panas.
"Gak usah cemburulah sama dia, lagipula bagaimanapun keadaannya gue sama dia gak akan bisa sama-sama." Akash memarkir motornya di parkiran yang sudah tersedia, karena disana juga sudah ada motor-motor teman-temannya, ada beberapa juga yang menggunakan mobil.
Meskipun kendaraan itu masih diberi oleh orang tuanya, yah namanya juga kids jaman now.
"Terserahlah." Kashi turun dari motor, namun Akash menahannya agar tidak pergi sendirian.
"Emangnya lo disini kenal siapa?" tanya Akash, "mungkin ada beberapa orang lo tau, tapi enggak dekat. Kebanyakan juga dari sekolah lain, jadi kalau enggak sama gue lo nanti terabaikan."
"Lo juga sama. Kalau gue jalan sama lo, sama-sama terabaikan."
Akash berpikir sejenak, "Iya juga sih. Lo mah emang selalu terabaikan, duh kasian pacar aku ini." Akash menepuk-nepuk kepala Kashi dengan gemas.
"Kemana aja lo baru datang?" sapa seorang cewek yang berperawakan lumayan boros.
"Orang sibuklah, artis," jawab Akash sambil menyombongkan dirinya sendiri.
"Siapa nih? Pacar baru?" tanya cewek sambil menunjuk Kashi
"Iya, pacar."
"Gue pikir lo balikan sama Keira, gue duluan ya masuk ke villa dulu. Soalnya harus beresin beberapa hal, lo langsung aja naik ke gazebo disana sudah ada yang lain, ya Keira belum datang sih kalau lo gak enak nanya."
Keira lagi. Benci Kashi mendengarnya, dia ingin menghilangkan Keira dari semua kosa kata. Dia harusnya tidak ikut dan langsung pulang saja, biar bagaimanapun ini adalah kehidupan Akash sebelum kenal dengan Kashi artinya hanya ada Keira, Akash dan teman-teman SMPnya.
"Ayo." Akash menggamit tangan Kashi, mereka berjalan menuju gazebo.
Benar saja disana sudah berkumpul teman-teman Akash dari berbagai sekolah, terlihat dari badge yang tertempel di seragam sekolahnya. Mungkin ada beberapa wajah yang bagi Kashi tidak asing, karena mereka satu sekolah di SMA sekarang.
"Akash jahat, punya pacar duluan." Seorang cowok menghampiri Akash dan menarik lengan Akash sehingga Akash mau tidak mau melepaskan tangan Kashi, dan ikut berkumpul dengan teman-temannya.
Kashi terabaikan kembali. Ya, ini adalah pilihan tersalah dia ikut kemari. Buang-buang waktu, lebih baik dia tidur di rumah.
"Kash, cewek lo noh jangan di diemin," ucap Tiffany, karena dia rasa Akash sudah keterlaluan. Kalau dia memang akan senang-senang dengan teman-teman SMPnya seharusnya dia tidak membawa Kashi, kasihan juga Kashi hanya diam saja.
"Ajak ngobrol sama lo dulu Tif, gue lagi balas dendam sama Roby dulu."
"Sini Shi gabung." Tiffany mengajak Kashi untuk bergabung dengan dia dan teman-temannya.
Meskipun asing tapi Kashi memberanikan diri saja, dia bergabung dengan Tiffany dan teman-temannya. Kashi tidak mengerti seputar obrolan mereka yang membahas kejadian di masa lalu, ah ini bisa-bisa Kashi mati bosan.
Kashi mengeluarkan ponselnya, tidak ada pesan masuk. Menyebalkan, dia membuka applikasi games di ponselnya dan memainkan gamesnya. Bermain games lebih baik daripada cape hati memikirkan kelakuan Akash.
"Main apa?"
"Menurut lo?" Kashi jadi sensi sendiri, dia tidak tahu sejak kapan Akash duduk di sampingnya dan memperhatikan dia yang tengah main games.
"Ikutan dong."
Kashi menutup applikasi gamesnya kemudian dia menatap ke arah Akash, tatapannya terlihat begitu kesal namun Akash menganggapnya biasa saja.
"Kenapa?" tanya Akash
"Udah main sama teman-temannya?"
"Belum."
"Gue mau balik," kata Kashi dengan suara pelan
"Nanti kan baru sampai, gak sopan."
"Yaudah lo main aja disini, anterin gue dulu sampai gue dapat angkot di depan."
"Iya nanti, sabar ya. Jangan marah-marah, kan gue ngajak lo kesini biar lo kenal sama teman-teman gue, gak negative mulu pikirannya. Gue juga ngenalin lo sebagai cewek gue kok, jadi mereka tau kalau gue udah punya pacar baru."
Perkataan Akash manis, namun tidak semanis orangnya.
"Tapi mereka tetep bahas Keira."
"Ya wajarlah, kan dulu gue pacaran sama Keira bukan sama lo. Mereka kan gak kenal lo, jadi buat apa bahas lo."
"KASH KEIRA KASH!" teriak Roby dengan suara lantang
Akash yang masih ngobrol dengan Kashi, langsung menoleh ke arah orang yang baru saja datang. Dia Keira, mantannya. Keira datang dengan baju bebas, ternyata dia pulang dulu untuk ganti baju.
Keira masih seperti biasa, cantik.
Akash berjalan meninggalkan Kashi dan menghampiri Roby. Mereka berdua turun untuk menjemput Keira.
"Eh Akash sama Roby." Keira tersenyum ke arah keduanya
"Keira sendirian?" tanya Roby
Keira tersenyum lalu mengangguk, "Ah, yaudah Keira sama Roby aja kan Akash bawa ceweknya."
"Oh, Kashi ikut Kash?" tanya Keira
Akash mengangguk.
"Yaudah yuk." Keira langsung menarik lengan Akash menuju gazebo.
Ah sial, nasib jomblo. Roby di abaikan, padahal dia duluan yang naksir sama Keira tapi peletnya Akash lebih mempan. Jadi Keira maunya sama Akash bukan sama Roby.
Sesampainya di gazebo tangan Akash dan Keira masih bergandengan, membuat Kashi yang melihat itu menelan ludahnya susah payah. Akash melakukan hal ini secara terang-terangan di depan matanya. Sialan. Kalau niatnya ingin membuat posisi Kashi malu, bukan begini caranya. Dia seperti di lempar dari atas gedung. Status Kashi mungkin pacarnya, tapi tidak lebih dari itu karena Akash tidak pernah memperlakukan Kashi sebagai pacarnya.
"Kei." Akash melepaskan tangan Keira dari tangannya, kemudian dia menghampiri Kashi.
"Shi, jangan marah."
"Lo sih Kash, udah punya pacar masih aja caper sama mantan," cibir Tiffany
Kashi mengabaikan Akash, kemudian dia berdiri dan menghampiri Keira yang sedang tersenyum kepada semuanya. Benar-benar muka badak, Kashi harus memberi pelajaran kepada Keira.
"Lo gak laku?" tanya Kashi langsung pada intinya
"Sorry?"
"Emangnya gue gak liat, lo duluan yang narik tangan Akash. Lo tau kalau dia udah punya pacar kan?"
Keira tersenyum, "Taulah, maaf Kashi tadi gue seneng aja. Udah kebiasaan juga, jadi tadi gue kelepasan pegang tangan Akash."
"Oh gitu Kera." Kashi menaikkan sebelah alisnya
"Kera? Monyet dong HAHAHAHA." Teman-teman Akash yang ada di gazebo tertawa mendengar hal itu.
Sepertinya Akash tidak bisa diam saja seperti ini, kemudian dia menghampiri keduanya. Berharap bahwa mereka tidak akan jambak-jambakan disini. Lagipula yang mereka perdebatkan hanyalah hal kecil yang tidak berguna.
"Pacar udah ya." Akash meraih tangan Kashi dan digenggamnya.
Keira menoleh ke arah Akash, Akash tidak pernah memohon dengan suara seperti itu kepadanya dulu.
Mungkinkah kini Akash benar-benar telah melupakannya dan jatuh cinta kepada Kashi?
***
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA KISAH AKASH DAN KASHI
***
SILAHKAN KOMENTAR
***
JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM :
ASRIACI13
DUNIAACI
***
LOVE,
Aci istri satu-satunya Sehun
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top