•3(b)• Akash Horny
BAGIAN TIGA (B)
Sebenarnya cowok suka cewek gendut kok. Gendut di bagian tertentu.
***
"TUGAS minggu kemarin di kumpulkan di meja ibu." Kata bu Gina, guru PKN yang begitu males buat ngajar. Bu Gina tipekal guru yang nyantai dan berleha-leha dengan tugasnya sebagai guru.
Misalnya sekarang, meskipun doi minta tugas di kumpulkan, percuma karena pada akhirnya hanya akan ada tugas tambahan, dan saat mau UTS atau UAS dikumpulkan dan hanya dapat paraf, tanpa di baca sama sekali.
"Kash lo kenapa sih?" tanya Kashi yang merasa aneh dengan sikap Akash yang pendiam, biasanya dia sepeeti ember bocor yang sudah tidak bisa di tambal.
Akash hanya menggelengkan kepalanya.
"Lo sakit?" Kashi khawatir, meskipun Akash menyebalkan tapi dia teman yang baik
"Diem deh lo!" Akash berubah menjadi sinis dan ketus
Salah Kashi apa dan di mana. Kashi menoleh ke arah belakang, Fabian dan Denis sedang bermain get rich sambil mengumpat bahasa kasar padahal di depan masih ada ibu Gina. Memang mereka tidak berpendidikan, dan tidak waras. Kalau saja yang di depan bu Nani mana berani tuh tangan nyentuh HP.
"Fab, Akash kenapa?" tanya Kashi
Fabian menaikkan bahunya acuh, tapi dia juga penasaran tumben-tumbenan Akash tidak berbicara. Biasanya dia yang akan paling ribut di kelas.
"Ini cuma segini yang ngumpulin tugas?" tanya Bu Gina, karena kenyataannya hanya beberapa orang yang mengumpulkan tugas. Orang-orang rajin semua, dan mereka yang tidak suka membuat ulah di sekolah.
"Ya udah kalian kerjakan bab selanjutnya nanti di kumpul di meja ibu, ibu ada urusan dulu sebentar." Kata Bu Gina, kemudian beliau pergi meninggalkan kelas
Baru saja masuk padahal, makan gaji buta. Sudah tidak pernah menjelaskan apapun, ditambah dia mata duitan. Apa-apa duit, semuanya jadi duit. Tapi, Bu Gina tidak pernah pelit nilai, nilainya selalu memuaskan meskipun nilai itu tidak tahu berasal dari mana.
"Kash, lo kenapa?" Fabian menepuk pundak Akash, namun Akash langsung menepis lengan Fabian
Fabian tertawa, sepertinya dia tau kenapa Akash bersikap seperti itu. Karena Kashi duduk di sebelahnya, apalagi rok Kashi yang di atas lutut. Fabian sudah tau kemana pikiran Akash, apalagi jam pertama tadi mereka habis nonton film yang membuat jiwa muda bergerak bebas.
"Akash gara-gara lo Shi," kata Fabian
"Gara-gara gue?" Kashi menunjuk dirinya sendiri, perasaan Kashi tidak mempunyai salah apapun kepada Akash, lalu mengapa Akash pendiam karenanya.
"Kash lo marah sama gue?" Kashi menyentuh lengan Akash, dan Akash menepisnya juga
"Cot lo,"
"Dih buldog marah," cibir Kashi
"Kashi lo pindah tempat duduk deh, lo gak kasian apa sama Akash. Dia tuh gak bisa fokus karena rok lo kependekan." Ujar Denis langsung kepada intinya
Kashi terdiam sebentar, kemudian dia menatap selidik ke arah Akash. Akash hanya diam saja, tidak membatah perkataan Denis, kemungkinan besar memang seperti itu. Jadi, Akash horny sama Kashi. Yassalam Akash otaknya memang mesum, Kashi jadi ngeri sendiri.
Pletak, Kashi melemparkan pulpen ke kepala Akash.
"Sakit monyong," ucap Akash sambil mengelus-elus kepalanya
"Lo kesambet apaan?"
"Kesambet apaan maksud lo? Udah ah sana lo perg!"
"Kursi-kursi gue, mau gue pergi atau enggak terserah gue." Balas Kashi gak mau kalah
"Lo mau bikin gue kebablasan?" tanya Akash dengan suara serak
Kashi menelan ludahnya dengan susah, suara Akash barusan membuatnya berpikir bahwa Akash itu sexy. Kashi menggelengkan kepalanya, dia pasti sudah tidak waras dengan menganggap Akash sexy. Sexy dari mananya badan krempeng seperti itu, yang ada Akash kekurangan makan.
"Iman lo gak kuat kalo kebablasan,"
"Shi lo gak ngerti amat, kalau lo ketagihan jangan salahin gue."
"Ketagihan apa cina! Molor aja deh lo," Kashi sudah kesal karena Akash selalu seenaknya saja menyuruh Kashi pindah tempat duduk, Akash selalu meminta Kashi mengerti tapi Akash tidak pernah mengerti Kashi.
Akash memang sipit, dia berkulit putih untuk ukuran cowok, dia tinggi, dan banyak temannya. Kashi selalu memanggil Akash cina itu bukan rasis, karena pada awalnya panggilan Akash memang itu saat SMP. Kashi mengetahuinya dari teman-teman Akash dulu. Akash sudah bengal dari sananya.
"Kalau lo hamil gak usah nyalahin gue."
"Hamil apaaan? Emangnya lo mau ngapain gue? Dasar Akash gatau malu, mesum, doyannya buat dosa." Suara Kashi meninggi, hal itu membuat perhatian di dalam kelas.
Sudah menjadi rahasia umum jika Akash dan Kashi selalu bertengkar seperti itu, Kashi akan meledak-ledak saat Akash mengatakan hal-hal menjijikan. Bahkan pernah Akash salah mengirim link video bokep ke line Kashi. Kashi ternodai oleh Akash dengan jokes jokes dewasanya. Saat Akash salah mengirim video dia tidak minta maaf sama sekali, hanya saja dia langsung memblokir kontak Kashi beberapa hari sampai Kashi tidak membahas hal itu lagi, dan mereka berteman kembali seperti biasa.
Mungkin Akash malu.
"Shi pergi dong, gue lagi kacau nih. Soalnya gue takut kelepasan," suara Akash berubah menjadi pelan, dia perlu bicara baik-baik sama Kashi supaya dia mengerti.
"Gak mau, lo aja pergi sana."
Akash berdecak sebal, Kashi keras kepala seperti ini. Biasanya dia selalu mengerti dan pindah tanpa membantah sama sekali. Akash kesal, namun dia tidak bisa memaksa Kashi untuk pindah, nanti kalau Kashi marah repot jadinya, gak ada yang bisa Akash isengi lagi.
Akash sudah tidak karuan, dia sesekali melirik ke arah rok Kashi yang sedikit naik, karena kalau ke dada Kashi dia tidak salah fokus, orang rata begitu. Akash memejamkan matanya, mampus mengapa dia memikirkan Kashi di saat seperti ini, rasanya Akash merasa bersalah kepada Kashi dan secara tidak langsung Akash sudah merendahkan Kashi. Kalau Kashi tau bisa-bisa dia tidak mau berteman lagi dengan Akash selamanya.
"Kash, kok punya lo berdiri?" tunjuk Kashi ke adiknya Akash dengan raut wajah Kashi yang polos
Wajah Akash menjadi merah padam, dia ketauan oleh Kashi. Kemudian Akash berdiri dari kursinya dan pergi meninggalkan teman-temannya menuju toilet. Tengsin, ketauan oleh Kashi padahal selama ini dia selalu menjaga image di depan Kashi.
"Udah gue bilangin Akash horny sama lo, gak percayaan amat sih," cibir Fabian
"Gue kan rata, gue pikir gak jadi masalah sama Akash, dia kan sukanya melon bukan jeruk." Kata Kashi
"Lo bukan jeruk Shi, biji ketumbar," Denis menimpali
"Serata itukah gue?" tanya Kashi dengan raut wajah yang sedih
Fabian dan Denis tertawa mendengar hal itu, Kashi biasanya tidak mempermasalahkan ukuran dadanya. Namun kali ini dia merasa bahwa ukuran dadanya adalah masalah. Tapi hanya mereka bertiga yang mencibir Kashi rata, selama dengan Daffa dulu dia tidak pernah menyinggung ke arah sana.
"Gue kasih tau ya Shi, sebenernya cowok suka cewek gendut," ujar Fabian
"Kaya si Vicka?" tebak Kashi
Vicka berperawakan di atas rata-rata, perutnya melebihi dadanya, lapisan perutnya juga berlipat-lipat seperti bumi. Namun, Vicka tidak pernah ambil pusing dan dia juga tidak pernah marah jika ada yang mengejeknya terlalu besar.
"Itu mah kebo Shi," kata Fabian
"Terus? Katanya suka yang gendut?"
"Iya gendut di bagian tertentu, kaya Nana."
Kashi menyesal meladeni Fabian, karena dia sama saja seperti Akash dan Denis. Otaknya sudah terlalu dewasa, dan pemikirannya sudah bukan seperti remaja lagi. Namun, yang Kashi acungi jempol mereka hanya berani berbicara jorok seperti ini, untuk melakukannya mereka tidak pernah atau mungkin tidak ada kesempatan, Kashi tidak tau.
Nana adalah cewek yang begitu terkenal di kelasnya, dulu pernah dekat dengan Akash sebelum akhirnya Nana pacaran sama kakak kelas bernama Nazmi. Nana baik, dia cantik, dia ramah, bodynya goals banget, dan tidak pernah pilih-pilih teman, namun hanya satu kekurangannya yaitu Nana lemot dan dia bisa dibilang ketinggalan dalam hal akademis.
Kashi memperhatikan Nana yang sedang selfie-selfie di kelas menggunakan handphonenya, perlahan Kashi melihat body Nana. Dia sudah kalah dalam segala hal dari Nana, mungkin hanya satu kalau Kashi masih mempunyai otak yang jalan meskipun kemalasannya tidak bisa di pungkiri.
Ponsel Akash berbunyi, Kashi melihat di kolong meja ternyata Akash tidak membawanya. Ponsel Akash memperlihatkan gambar layar kuncinya di mana ada foto Akash dan Kashi selfie dengan berbagai gaya.
Entah mengapa Kashi merasa ada yang lain dengan perasaannya.
***
Kalau ada typo kasih tau ya geng :p
Jangan lupa Vote sama Komentar ya. HEHE
Bocoran chapter selanjunta 'Roti Jepang Melayang' itu judulnya.
Follow instagramku yuk :
Duniaaci
Asriaci13
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top