•3• Akash Horny
BAGIAN TIGA
Gimana lagi, namanya juga cowok. Kalau gak nonton ya nyabun.
***
"BU IBET gak masuk cuy," teriak Kholif si ketua kelas dan di sambut sorak ramai oleh teman-teman sekelas
Bu Marbeti atau sering dipanggil Bu Ibet adalah guru sejarah, meskipun anak IPA mereka tetap belajar sejarah, karena mengenang itu perlu dilakukan untuk merenungi apa yang pernah terjadi di masa lalu.
"Ssst... sstttt..., Fab punya yang baru gak?" tanya Akash
Fabian mengangguk, "Ada semalam gue baru download ngabisin kuota midnight gue."
"Share it dong Fab,"
Fabian hanya mengacungkan jempolnya, Akash tertawa senang. Dia mendapatnya film itu secara gratis, nikmat sekali. Untung saja penyakit pelit Fabian tidak keluar, Akash beruntung.
"Kash lo bukannya punya yang seragaman ya?" tanya Fabian
"Iya ada tapi udah gue pindahin ke laptop."
"Yang guru les masih ada Ga?"
Akash terlihat berpikir terlebih dahulu, ponselnya mengandung unsur 18 tahun keatas dan ini adalah garis keras yang tidak boleh dilihat oleh ceweh-cewek, bahkan Kashi saja terlarang untuk menyentuh ponsel Akash.
"Ada kayanya, lo liat sendiri dah," Akash memberikan ponselnya kepada Fabian dan Fabian dengan senang hati menerimanya.
Sungguh mulia dirimu Akash, memberikan film yang dibutuhkan oleh jasmani Fabian.
Aahh...ahh...uuhh...emmm...aaah...mmmphh.
Kashi merasa ada suara-suara aneh yang berasal dari arah belakang, dia menoleh ke arah Fabian yang tengah serius memperhatikan ponselnya dengan earphone yang tertempel di telinganya, bibir Fabian komat kamit, Kashi sudah tahu alasannya.
"Fab jangan keras-keras dong jijik," ujar Kashi tidak nyaman mendengar suara itu, karena di barisannya dia hanua cewek sendirian
"Fabian goblok lo! Nonton beginian siang-siang, lagi kepengen ya lo?" tanya Denis yang tidak lain adalah teman sebangku Fabian, sementara Fabian hanya fokus menonton saja
Beginilah tidak enaknya duduk dengan cowok kalau mereka lagi jauh dari Tuhan, melakukan hal tolol untuk memuaskan nafsu duniawinya. Kashi mengeluarkan earphonenya kemudian dia sengaja memasang lagu full volume agar obrolan cowok-cowok tidak berfaedah tadi tidak bisa ia dengar meskipun ingin tahu.
"Kash mau lama-lamaan gak?" ajak Fabian
"Alah lo mah sok sokan lama-lamaan, di sentuh sama si Rere aja lemah lo." Cibir Akash
Rere adalah pacar Fabian yang sekarang, hanya saja mereka beda kelas. Anehnya mengapa Rere mau kepada Fabian, padahal Rere asalah cewek baik-baik, kalem, anak OSIS, sedangkan Fabian cowok abstrak yang tidak jelas hidupnya bagaimana.
"Daripada lo keseringan coli mikirin Kashi," balas Fabian
"Kashi? Alah tete rata aja apa yang harus di bayangin? Gak nafsu gue."
"Ngomong aja terus lo berdua, padahal aslinya nyoba aja belum liatnya yang maya mulu lo," cibir Denis
"Lah si kampret! Dosa woi dosa!" Fabian melepas earphonenya dan memukul bahu Denis
Fabian tidak sadar bahwa yang dilakukannya juga dosa. Dia beranggapan bahwa hanya yang 'melakukan' mendapatkan dosa sedangkan yang 'menonton' mendapatkan kesenangan semata.
"Balik sekolah kita adu tahan lama lagi kaya waktu itu di rumah gue gimana?" tawar Akash
"Belum siap adik gue di tembak sama babeh lu Kash," ujar Fabian
"Gue kasian sama jamban tak berdosa lo Kash ngebuang calon anak gue." Timpal Denis
Ayahnya Akash adalah seorang Polisi sedangkan ibunya seorang guru. Ayahnya ketat akan peraturan sedangkan ibunya begitu memanjakan ketiga anaknya, Akash itu anak kedua artinya dia mempunyai kakak dan juga adik.
"Ayah lagi gak di rumah, ibu juga pergi ke Jakarta nengokin kakak gue yang kuliah."
Denis dan Fabian setuju, tempat yang nyaman untuk kumpul memang di rumah Akash, karena selalu saja ada makanan. Orang tuanya begitu royal. Jadi itulah yamg membuat Denis dan Fabian nyaman.
Makanan gratis, wifi gratis, nikmat. Cowok-cowok tidak bermodal ya begini.
"Shi," panggil Akash
Kashi tidak merespons dia masih menempelkan kepalanya di meja dengan earphone yang masih tertempel. Akash melihat Kashi menutup matanya, cewek itu memang sering tidur di dalam kelas, bahkan menurut Akash terlalu sering. Mungkin saja Kashi semalam habis ikut ngeronda jadi dia tidak sempat tidur.
Tangan Akash jail dia mengelus rambut Kashi dengan perlahan kemudian dia menarik earphone yang tertempel di kuping Kashi, perlahan-lahan Akash mendekatkan bibirnya ke arah kuping Kashi, "WOI KEBO BANGUN LO!" teriak Akash tepat di kuping Kashi
"Astagfirullah," Kashi langsung bangun dan menutup kupingnya karena Akash, Akash hanya tertawa melihat wajah Kashi yang masih mengantuk. Matanya merah, dan kelihatannya Kashi begitu marah padanya, tapi ini sudah biasa.
"Lo apaan sih Kash, gak lucu tau gak!"
"Yang ngelucu siapa?"
Kashi memutar bola matanya kesal, raut wajahnya terlihat kesal. Tapi, Akash memang harus membangunkan Kashi agar Kashi tidak kenapa-napa nantinya karena Akash.
"Shi pindah sana tempat duduknya," pinta Akash
"Kenapa?"
"Lagi mau mulai ritual Shi takut salah pegang."
Nyawa Kashi masih belum terkumpul, jadi baru setengahnya dia bisa mencerna perkataan Akash barusan. Kashi terdiam beberapa menit tidak merespons perkataan Akash, namun setelah Kashi benar-benar sadar barulah dia menatap ke arah Akash.
"Kenapa gue harus pindah?" Kashi mengulang pertanyaannya lagi
"Gue mau melakukan ritual gue Shi,"
"Dosa sempak!" Kashi mengerti apa yang dimaksud ritual oleh Akash barusan, karena cowok-cowok di kelasnya hampir semuanya mesum dan suka cewek-cewek sexy apalagi model-model VS, bahkan menurut Kashi lebih fasih teman-teman cowoknya masalah ukuran-ukuran pakaian tertentu cewek daripada dirinya.
Hanya 3 cowok di kelasnya yang tidak pernah ikut-ikutan yang seperti itu, atau bisa dibilang adalah ustadnya IPA 2 yaitu kelas Kashi, Herman si anak rohis yang kemana-mana selalu bawa Al-Quran namun lebay karena selalu menulis status-status di facebook terlalu berlebihan, cowok kedua Dedi, dia adalah teman sebangku Herman, Dedi tidak mengikuti kegiatan eskul apapun hanya saja dia lebih sering bergaul dengan cewek daripada cowok namun dia tidak ngondek hanya saja menurutnya lebih baik gaul dengan orang-orang yang benar, daripada tidak berfaedah seperti cowok-cowok yang lain, kalau yang terakhir adalah Hadi, dia pendiam dan jarang ngomong, tidak tahu juga mengapa seperti itu, Kashi hanya menilai kalau di sekolah Hadi tidak mungkin melakukan yang macam-macam, tapi kalau di rumah lain lagi karena biasanya yang pendiam lebih liar.
Kashi berdiri dari kursinya berniat bergabung dengan teman-teman ceweknya yang lain.
"Di usir lagi nih Kash si Kashi? Padahal kan enak lo punya bayangan ceweknya," ujar Denis
Itu candaan. Kashi tidak boleh marah, Denis memang seperti itu otaknya agak geser namun dia baik pada dasarnya hanya saja menyebalkan.
"Shi suka nonton gak? Mau nonton bareng?" tawar Fabian
"Gak minat." Jawab Kashi dingin
"Kalian berdua enak kalau salah pegang sama-sama batang, gue kalau salah pegang ke Kashi nanti kebablasan lagi." Ujar Akash
Denis dan Fabian hanya tertawa mendengar hal itu, Akash memang selalu antisipasi kepada Kashi jika dirinya sedang menonton video yang tidak lazim, dia tidak mau dekat-dekat dengan Kashi, apalagi Kashi menggunakan rok bagi Akash itu akan merusak imannya untuk tidak nakal tangannya. Karena bagi Akash, dia tidak mau merusak cewek, dia juga punya adik cewek dan Kashi adalah cewek yang minta banget untuk dijagain.
"Udah ah gue pergi dasar penghuni neraka lo semua!" seru Kashi
"Wajarin aja sih Shi namanya aja cowok, kalau gak nonton ya nyabun." Balas Akash
"Nyabun ngapain?" tanya Kashi
"Col--"
"Oke gue paham, gak usah dilanjutin Fab," Kashi memotongnya kemudian dia langsung pergi ke tempat duduk teman-temannya yang lain.
Alasan Kashi duduk dengan Akash adalah tidak ada kursi kosong selain Akash, karena pada saat Kashi pindah tempat duduk dengan Akash dia barter dengan temannya. Awalnya Akash duduk dengan Yudi, kemudian Yudi pindah dengan Rendi, Rendi mengusir Agung untuk duduk dengan Rasti. Seperti itu ceritanya.
"Kash lo putus sama kakak kelas kemarin?" tanya Fabian
"Kenapa emangnya? Lo mau?"
"Gue setia sama Rere, emangnya lo. Bosen dikit dibuang, cari baru, mana alusan lo di mana-mana, heran gue kemana cewek-cewek mau aja sama lo yang brengsek."
Akash menaikkan bahunya tanda tidak tahu, dia juga tidak mengerti mengapa bisa. Padahal Akash hanya menggunakan sepeda motor matic ke sekolahnya, sedangkan Fabian dia menggunakan motor Ninja tapi yang mau sama Akash lebih banyak daripada Fabian. Wajah juga Akash tidak terlalu bagus, standart, dia tidak terlalu pandai dalam bidang olahraga semuanya sama saja. Tapi dalam bermain gitar itu adalah bidangnya Akash.
"Kash lo kenapa sih setiap nonton selalu minta Kashi pindah tempat duduk, dia kan udah tau juga kalau lo nonton yang aneh-aneh?" Fabian kembali bertanya
Terkadang jalan pikiran Akash sangat sulit di pecahkan seperti rumus-rumus kimia yang melelahkan itu.
"Lo pikirlah. Kashi itu cewek, gue itu cowok, kalau gue lagi nonton ini terus gue horny nanti gue malah salah pegang ke Kashi, terus Kashi jerit-jerit kan mampus. Lo tau sendiri Kashi baru di pegang tangannya aja hebohnya seperti apa, gimana kalau gue mau mencabuli dia bisa-bisa gue di arak satu sekolah kali."
Denis tersenyum curiga mendengar jawaban Akash barusan, karena ini bukan kali pertama Akash terlihat perhatian dengan Kashi apalagi saat dia tahu Kashi putus dengan Daffa. Meskipun Akash memarahi dan ngomel dari A-Z kepada Kashi tentang Daffa, tapi Akashlah yang paling peduli dengan perasaan Kashi. Bahkan Akash rela menemani Kashi saat dia sedang galau berat oleh Daffa, Akash diam di sampingnya sambil memainkan get rich.
"Tapi dulu waktu lo pacaran sama Naya, lo malah selow aja nonton di sebelah Naya dan tidak terjadi apa-apa." Pancing Denis
"Bedalah, Kashi itu teman gue dan Naya waktu itu pacar gue jadi gapapalah kalau pegang dikit." Kata Akash
"Kalau seandainya Kashi jadi pacar lo? Lo bakalan nyuruh dia buat pergi juga?" tanya Denis
Akash terdiam, dia tidak bisa menjawabnya. Sepertinya bagi Akash jawaban itu tidak ada. Karena dia menjaga Kashi seperti menjaga adiknya sendiri.
"Lo suka ya sama Kashi? Sikap peduli lo sama Kashi terlalu jelas Kash," goda Denis
"Lo aja tuh suka sama si Kashi, lagipula ngapain di misalin, kalau gue mau sama Kashi gue pasti langsung jadiin dia pacar gue kali." balas Akash, dia langsung mengambil ponselnya dan memasangkan earphone.
Waktunya memulai ritual untuk kesenangan bathinnya.
Kashi? Satu cewek yang tidak pernah Akash pikirkan untuk ada di dalam hatinya. Tapi karena perkataan Denis barusan Akash jadi memperhatikan Kashi yang biasanya hanya mengisengi Kashi saja.
Kashi cukup manis wajahnya meskipun dadanya bukan selera Akash.
***
Pasti banyak dedek di bawah umur baca cerita ini kan ya? Coba tunjuk tangan siapa dedeknya :p
Kan kemarin aku tanya tentang masalah visual tapi bingung sih, soalnya visualnya mau yang sepaket biar gak susah cari foto barengnya (LAH BANYAK MAUNYA). Banyak yang nyaranin Shawn, Cameron, Jirakit, Tao, and dll.
Nih biar kalian gampang cari visualnya aku kasih gambaran sifat mereka.
Kashi : Pendek, cerewet, bandel sih, gak pinter gak bego (standart) masih ada otaknya, gak pernah pake make up (SAMA SEKALI KECUALI BEDAK BAYI), suka mendem perasaaannya sendiri, gak terbuka lebih condong ke munafik (di hati iya di kenyataan enggak), kalau udah marah sama kesal banget sampe nangis.
Jadi cari ceweknya yang biasa aja ya, yang polos unyu gitu wkwk.
Akash : pokoknya tinggi sama tampang cowok MESUM aja lah udah.
Selamat kenalan dengan karakter baru (Denis Darry Abiyyu)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top