23. Kekerdusan Akash

SELAMAT MEMBACA KISAH AKASH DAN KASHI.

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA DAN KOMENTAR SETELAH SELESAI MEMBACA.

DAFFA TAMPAK SAMPING

DAFFA TAMPAK BELAKANG

DAFFA TAMPAK DEPAN

***

BAGIAN DUA PULUH TIGA

Kalau kamu enggak mau sama aku bilang, jangan buat aku mikir macem-macem tentang kamu. Baru kemarin aku ngerasa kamu mau sama aku, tapi kepercayaanku sama kamu, kamu hancurkan dengan sikap dan prilakumu.

***

MENURUT Akash sikap Kashi kemarin itu cukup berlebihan, lagipula Akash memang tidak suka terhadap Daffa, cowok itu sok keren, sok badai, sok segalanya. Tapi, bisa-bisanya Kashi masih membela Daffa disaat Akash terang-terangan membelanya. Entah kenapa Kashi marah setelah itu, dia juga mengatakan bahwa kalau Akash memanggil Daffa tai maka Kashi juga berhak memanggil Keira tai. Keira dan Daffa itu berbeda, Keira tidak pernah menyakiti siapapun tetapi Daffa telah menyakiti perasaan Kashi.

Tadi, Kashi mengajaknya pergi namun Akash masih kesal, jadi Akash malas jalan dengan Kashi bukannya menyelesaikan masalah nanti malah semakin banyak masalahnya dan itu akan membuatnya pusing. Akash sedang mencoba untuk bertahan dengan Kashi saja, dan itu sulit untuk Akash, karena Akash tipekal cowok yang mudah bosan.

Tentu saja perasaan Akash kepada Kashi tidak merasakan titik kejenuhan atau bosan, karena prilaku dan sifat Kashi berbeda dengan cewek-cewek Akash sebelumnya. Perasaan ini pernah Akash rasakan kepada Keira dulu, namun kini Kashi menurutnya lebih penting daripada Keira, karena Keira hanya mantan saja.

Ponsel Akash menerima pesan kembali, dan itu dari Keira.

Keira Agnesia Margareta : Kash, mau nenenin gue gak?

Keira Agnesia Margareta : *nemenin

Akash Angkasa : Wush, sadis nenenin mauuuuu :D

Keira Agnesia Margareta : Mesum lo!

Akash Angkasa : Kemana?

Keira Agnesia Margareta : Belanja hehe, sekalian jalan-jalan, bete.

Akash Angkasa : Sekarang nih?

Keira Agnesia Margareta : Masa tau depan sih? :)

Akash Angkasa : Oke, gue siap-siap dulu.

Sebenarnya Akash merasa berdosa kepada Kashi karena tadi menolak ajakannya nonton. Entah mengapa mood Akash membaik saat Keira mengajaknya pergi, ini memang salah dan Akash secara tidak langsung menyakiti perasan Kashi.

Ini mengesalkan, dan Akash entah kenapa bisa seperti ini.

Keira sama sekali tidak memaksanya, namun Akash yang mau sendiri.

Setelah Akash siap, dia langsung menjemput Keira di rumahnya. Kali ini Akash menggunakan mobil, pinjam punya ayahnya, bukan mobil dinas tapinya. Sengaja, takutnya banyak yang mengenal dia jika menggunakan si manis.

Selama jalan dengan Keira, Akash merasa tidak se-enjoy biasanya. Dia merasa takut, khawatir, jika Kashi akan tahu dan marah kepadanya. Gini-gini Akash takut Kashi marah, apalagi jika Kashi tidak mau berbicara lagi dengannya karena jika telah begitu maka kemarahan Kashi benar-benar nyata adanya.

"Lo kenapa?" tanya Keira saat dia melihat raut wajah Akash yang resah.

"Gapapa." Akash tersenyum ke arah Keira menyembunyikan perasaannya yang memang resah.

Keira menghela napasnya secara perlahan lalu dia menggenggam tangan Akash, "Gue tau lo Kash, lo lagi ada masalah? Lo lagi berantem sama pacar lo?"

"Enggak." Akash buru-buru melepaskan tangan Keira dari lengannya, kemudian dia mengajak Keira untuk melanjutkan kembali jalan-jalannya.

Namun Keira merasa bahwa jiwa Akash tidak ada di dekatnya melainkan di tempat lain, terbukti dari tadi dia bengong dan diam saja tidak banyak berbicara seperti sebelumnya.

"Kash," panggil Keira dengan suaranya yang lembut.

Nada suara ini membuat Akash kesal, karena Akash selalu tidak bisa menghindari pertanyaan Keira jika sudah merajuk seperti ini.

"Lo gak seneng jalan sama gue?" tanya Keira

"Masa gue gak seneng sih jalan sama cewek cantik kaya lo?" Akash mengedipkan sebelah matanya, kemudian Keira hanya tertawa mendengar gombalan Akash barusan.

Akash kerdus memang.  Sana sini mau, padahal ada hati yang tersakiti oleh ucapan Akash barusan.

"Gue cantik, tapi percuma gue bukan pacar lo lagi kan?"

Mata Akash terbelalak saat mendengar pertanyaan Keira tersebut. Namun, Keira malah tertawa melihat raut wajah panik Akash barusan.

"Gue bercanda, lagian kita gak akan bisa bersama kan? Gue paham hal itu kok."

Akash mengangguk, kemudian dia inisiatif sendiri dengan mengambil semua barang belanjaan Keira. Namun tidak lama dari sana, dia mendapat pesan dari Kashi yang menanyakan keberadaannya. Akash menjadi panik, namun dia berusaha senatural mungkin dengan membalas bahwa dia sedang ada di rumah dan bermain PS seperti biasa, dan semoga saja Kashi bisa percaya apa yang dibalas oleh Akash.

***

"Shi jadi jalan kan sekarang?" tanya Akash ketika dia dan Kashi tengah mencatat materi-materi yang diterangkan oleh guru di depan.

"Gatau," jawab Kashi

"Lah kan kemarin lo yang ngajak, kok gatau sih? Gak jelas lo labil banget," cibir Akash

"Tiba-tiba males nih Kash, gak mood lagi."

Akash merasa bahwa Kashi marah karena kemarin tidak jadi jalan, "Gue traktir deh Shi, kan kemarin gue lagi mager keluar rumah." Akash mencoba membujuk Kashi supaya hari ini mereka pergi nonton.

"Males keluar rumah atau males jalan sama gue?" sindir Kashi

Jleb, pertanyaan Kashi barusan menusuk, dan Akash merasa sakit hati.

"Bukan gitu pacar, gue emang lagi males keluar rumah."

Kashi menghela napasnya panjang-panjang, kejadian kemarin masih dia ingat bahkan dia tidak bisa tidur karena memikirkan Akash yang berbohong kepadanya. Namun dari respons Akash hari ini, dia tidak merasa bersalah sedikitpun, dasar tebal muka.

"Gue ke toilet dulu bentar," ujar Kashi yang terlihat menghindari obrolan dengan Akash, dia keluar dari kelasnya setelah pamit kepada guru untuk ke toilet.

Memang dasarnya Akash tidak peka, jadi dia tidak merasa bersalah sedikitpun.

Ponsel Kashi yang ditinggalkan di atas meja menyala, memperlihatkan ada chat line yang masuk yang tertera di layar ponselnya.

Daffa Syarofa Irsyada : Haha, lo semalem ketiduran ya? Gue jadi ngomong sendirian wkwk.

Akash mencibir, Kashi masih saja berhubungan dengan makhluk menjijikan seperti Daffa. Kemudian dia membuka chat Daffa dan membacanya. Pantas saja semalem Kashi tidak membalas pesannya bahkan di read pun tidak, Akash pikir Kashi sudah tidur tapi ternyata dia malah teleponan dengan Daffa sampai selarut itu.

Setelah Akash membaca sampai awal percakapan mereka, Akash sadar bahwa ada yang janggal dan ternyata Kashi tahu bahwa Akash jalan dengan Keira diberitahu oleh Daffa. Rasa kesalnya karena Kashi berhubungan dengan Daffa pun meluap begitu saja terggantikan dengan rasa takut, bersalah dan sebagainya.

Tak lama Kashi kembali ke kelas, dan ponselnya masih di pegang oleh Akash. Kashi tidak ngomong apapun saat dia melihat ponselnya di pegang oleh Akash, dia hanya datar saaja.

"Lo tau?" tanya Akash

"Tau."

"Kenapa gak ngomong?"

"Gue berhak?" Kashi balas bertanya

Akash mengangguk pelan, "Lo pacar gue, berhak."

"Tapi gue gak ngerasa kalau gue pacar lo Kash," ujar Kashi

"Kenapa ngerasa kaya gitu?"

"Buktinya kemarin, gue pacar lo ngajak lo jalan lo gak mau sedangkan lo jalan sama Keira kan? Udahlah Kash, kalau lo belum move on dari Keira ngapain lo pacaran sama gue?"

Akash terdiam, bukan begitu sebenarnya. Itu tidak ada urusannya sama sekali. Bukan Akash belum move on dari Keira, namun kemarin itu ada beberapa hal yang perasaannya tidak mengerti.

"Gue paham, Keira jauh lebih segalanya. Tapi, gue rasa gue lebih baik dari Keira. Karena gue gak pernah jalan sama pacar orang, Keira tai ya Kash?" Kashi tersenyum sinis ke arah Akash.

Keira tai.

Akash merasa kesal ketika Kashi menyebut nama Keira dengan begitu, namun Akash hanya diam saja, Akash tahu bahwa Kashi tengah marah kali ini.

[Ekspresi Akash]

"Lo kesal? Karena mantan lo gue bilang tai?" tanya Kashi, "Itu sama aja kaya lo manggil kak Daffa tai. Dia mantan gue dan gue pernah mau sama dia. Dia bukan tai, hanya saja dia pernah melakukan suatu kesalahan."

"Lo masih sayang Daffa?" tanya Akash

Kashi menggeleng, "Enggak, kak Daffa chat gue kemarin cuma mau kirim foto lo lagi jalan sama Keira, dia mau nunjukkin kalau lo itu gak baik buat gue, karena baru saja kemarin lo bilang bahwa lo gak akan melakukan hal yang sama kaya Daffa. Iya gak sama, kalau Daffa sama Rasti teman gue kalau lo sama Keira mantan lo, beda kan teman dan mantan."

"Lo teleponan sama dia kan semalam?"

"Iya, tapi enggak sampe jalan kaya lo."

Fabian dan Denis yang mendengar prahara hubungan Akash dan Kashi hanya terdiam, mendengarkan siapa tahu ada gosip yang bisa di serap. Namun, ternyata keduanya sama-sama belum bisa melepaskan apa yang pernah mereka miliki dari masa lalu.

Sepenuhnya kali ini salah Akash, karena dia telah menyakiti Kashi. 

***

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA CERITA INI

KOMENTAR 1.200 HAHAHA

***

Setelah pintu hatiku

Telah terbuka untukmu

Ternyata aku engkau jadikan hanya koleksi cintamu.

[Via Vallen - Secawan Madu]

***

FOLLOW

ASRIACI13

DUNIAACI

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top