18. Hujan Turun
SELAMAT MEMBACA KISAH AKASH DAN KASHI
Keira Agnesia
(Mantannya Akash)
***
BAGIAN DELAPAN BELAS
Perbandingannya terlalu jelas, dan aku merasa bahwa aku kalah dalam segi apapun dari dia. Hari ini bukan hujan turun di luar membahasi tanah, tapi hujan turun di dalam hatiku yang perlahan keluar melalui mataku.
***
Kashi menatap ke arah jendela, melihat orang yang berlalu lalang di luar kelasnya. Memang kebetulan jam terakhir guru-guru sedang rapat, mereka tidak dibiarkan pulang lebih awal melainkan harus menunggu sampai jam pelajaran terakhir.
"Shi, kenapa?" tanya Fabian yang kini duduk di sebelah Kashi
"Gapapa," jawab Kashi sambil menoleh ke arah Fabian
"Gue udah tau lo dari dulu Shi, bahkan saat lo pacaran sama Daffa juga kan lo selalu bilang gapapa tapi ada apa-apa kan?"
Senyum di wajah Kashi memudar, pagi tadi Kashi melihat banyak chat Akash dengan cewek-cewek yang sebagian Kashi kenal. Kashi juga tahu tabiat Akash seperti itu, tapi rasanya sakit melihat hal itu, Kashi adalah orang yang tidak pernah suka berbagi apapun yang menjadi miliknya dengan orang lain.
"Akash?" tebak Fabian
"Menurut lo hubungan gue sama Akash itu gimana?" Kashi balas bertanya
"Kok nanya gue, kan lo yang jalanin," jawab Fabian
"Lo tau kan gue sama Akash itu menganut prinsip yang berbeda, awalnya gue pikir gak masalah. Tapi lo tau sendiri, gue mencoba buat gak terlalu bawa perasaan saat Akash memperlakukan gue berbeda dari yang lainnya, namun semakin lama perasaan gue goyah, gue gak bisa menganggap Akash sebagai teman lagi. Perasaan gue udah berubah, berubah menjadi perasaan yang cukup nyata dan membutuhkan penjelasan akan dibawa kemana nantinya."
Fabian juga mengerti akan hal itu, perasaan sekeras apapun jika terus menerus diberi perhatian lebih akan luluh dan mencoba membiasakan diri.
Lalu apa masalahnya untuk Kashi, seharusnya bagus jika perasaan dia berubah kepada Akash karena kini Akash adalah pacarnya.
"Lalu masalah lo?"
"Lo tau gue adalah orang yang gak suka berbagi, sedangkan Akash lo tau sendiri kelakuannya kaya gimana."
"Lo ngomonglah sama dia kalau lo gak suka liat sifat petakilan dia selama ini, gampang kan?"
Senyum Kashi berubah menjadi menyeramkan, jika hanya seperti itu dia juga sudah mengatakannya kepada Akash namun jawaban Akash selalu saja menyebalkan dan membuat Kashi kesal saat itu dan enggan berbicara lagi kepada Akash.
"Udah, namun jawaban Akash selalu sama."
"Jawabannya?"
"Mereka hanya teman, kan pacar gue itu lo. Itu jawaban Akash."
"Lo juga sama dia dulu teman, orang-orang yang pernah sama Akash juga dulunya mereka hanya teman, harusnya lo bilang gitu sama dia."
"Iya, udah. Lagi-lagi jawaban dia adalah, gue berbeda dengan cewek lainnya katanya gue spesial. Dikira martabak kali, gue juga bingung motif Akash mau jadi pacar gue itu apa."
"Gue juga heran, dia kan selalu menegaskan bahwa lo bukan tipe dia sama sekali, tapi tiba-tiba lo pacaran sama dia padahal perasaan lo sama Daffa belum ilang kan?"
Daffa lagi. Tidak semudah itu Kashi menghilangkan rasanya kepada Daffa, karena Daffa adalah orang yang memang Kashi inginkan dari dulu, namun semenjak ada Akash perlahan sosok Daffa mulai terganti. Hanya saja Akash masih melakukan hal yang Kashi benci.
"Kalau lo gak yakin lo putusin Akash aja," kata Fabian dengan enteng
"Fab, kalau Akash putus sama mantannya dia masih suka berhubungan gak sih sama mantannya kaya chat atau semacamnya?"
Sejenak Fabian berpikir, setahu dia Akash tidak pernah mengingat nama mantan-mantan pacarnya. Kalaupun ingat dia hanya sebatas ingat, karena bagi Akash mantan hanyalah orang yang salah dipacarinya. Akash tidak pernah lama menjalin suatu hubungan yang serius. Kalau nanti Akash menyakiti Kashi, dan menyamakan Kashi dengan cewek-cewek sebelumnya tentu saja Fabian akan marah. Karena Fabian berteman dengan Kashi lebih lama daripada Fabian berteman dengan Akash.
"Enggak sih, kenapa?"
"Gapapa."
"Pacar mau pulang gak?"
Kashi menoleh ke arah Akash yang duduk di kursi depannya, senyumnya cerah. Masih sama seperti Akash biasanya.
"Udah boleh pulang?" tanya Kashi
Akash mengangguk. "Yuk." Akash mengulurkan tangannya namun tidak di respons sama sekali oleh Kashi, Kashi berdiri dari kursinya, lalu dia keluar dari kelasnya meninggalkan Akash dan Fabian.
"Kashi kenapa?" tanya Akash
"Tanyalah, lo kan cowoknya."
"Gue mah jodohnya bukan cowoknya," cibir Akash, kemudian dia juga pergi meninggalkan Fabian segera mengejar Kashi yang sudah lebih dulu menuju parkiran.
Mulai sekarang Kashi membawa helm sebagai bentuk keselamatan, terlebih lagi dia tidak mau mengambil risiko jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Kamu kenapa?" tanya Akash sambil memegang lengan Kashi
"Jijik dih, aku-kamuan," ketus Kashi
"Senyum dong." Akash menatap ke arah Kashi
"Gak mood!"
"PMS?"
"Enggak."
"Gak PMS aja segalak ini, apalagi PMS, jangan ngambek-ngambek dong pacar."
"Gue pacar lo?" pertanyaan Kashi barusan seperti menginginkan pengakuan yang jelas dari mulut Akash sendiri, Kashi tidak ingin hubungannya mengambang dan terasa aneh.
Sejujurnya Akash sendiri bingung harus menjelaskannya bagaimana kepada Kashi, namun dia memang merasa bingung harus mengatakannya bagaimana kepada Kashi agar Kashi mengerti. Akash pikir Kashi tidak akan bertanya hal seperti ini.
"Kenapa? Masih kurang perlakuan gue selama ini ke lo?" tanya Akash, tangan Akash menyelipkan anak rambut Kashi ke belakang kupingnya. "Mau di perlakuin seberapa manis?"
"Bukan gitu Kash." Kashi mengelak
"Gapapa kok, kan udah pacaran." Akash tersenyum lagi-lagi senyumnya membuat Kashi terdiam tidak bisa mengatakan apapun.
"Kok jadi manis gini?" Kashi merasa aneh
Akash tertawa pelan mendengar pertanyaan Kashi barusan, "Gue pikir lo bisa gue perlakuin selayaknya teman biasa meski kita pacaran, namun lo juga cewek biasa yang masih harus gue perhatikan hal-hal kecilnya karena status kita udah berubah. Kashi jangan khawatir lo hanya satu-satunya." Akash mengacak rambut Kashi dengan gemas
"Satu-satunya," ucap Kashi meremehkan, "gak salah? Kalau salah satunya sih iya, chat lo udah kaya asrama putri tau gak."
"Itukan chat, cuma penghibur lara. Lagian siapa suruh lo selalu lama balas chatnya, sok jual mahal dih, jadikan abang kesal sendiri."
"Abang dari mana, emangnya lo kakak gue?"
"Bukan, gue kan jodoh lo."
"Udah deh pulang," ajak Kashi
"Ah bentar Shi, gue ada keperluan sebentar. Nih pegang kunci si manis sama handphone gue, gue tinggal bentar."
Sebelum Kashi mencegah agar Akash tidak pergi, Akash sudah berlari menjauh dari arah Kashi. Kashi menghela napasnya, Akash masih sama saja seperti dulu, menganggap sesuatu yang Kashi anggap besar adalah remeh.
Ponsel Akash berbunyi menandakan ada pesan line masuk, Kashi membaca orang yang mengirimi Akash pesan adalah Keira Agnesia. Karena penasaran Kashi membukan ponsel Akash, dia tahu kata sandi handphone Akash karena orang seperti Akash mudah tertebak menggunakan kata sandi apa.
Kashi mengklik angka 696969 untuk membuka kata sandi handphone Akash.
Keira Agnesia
Lo kangen sama gue ya Kash?
Satu pesan yang membuat Kashi jengkel, kemudian Kashi melihat pesan yang dikirimkan oleh Akash sebelum-sebelumnya.
Keira Agnesia
Haha, masih les di bu Indah?
Enggak, kan udah gak ada lo wkwk
Dih masih aja ngalus, gak bosen?
Bosen sih Kei hehe
Jadi inget dulu, lo selalu nungguin gue ibadah dulu sebelum les.
Gak usah flashback Kei
Ketauan belum move on ya lo wkwk
Emang lo udah?
Harus gue jawab?
Gak usah
Lo udah ada pacar?
Udah
Iyalah Akash mana mungkin jomblo
Hm, kgn.
Gue enggak tuh
Yang pertama telpon gue siapa sih, yang bilang kangen.
Iya, iya gue.
Pap dong, udah lama gak liat lo.
Lo kangen sama gue ya Kash?
Setelah Keira mengirimkan fotonya kepada Akash, Kashi langsung menutup aplikasi line. Dia tidak ingin membaca pesan itu sampai atas, karena pasti akan menyakiti perasaannya. Dia tidak mengerti mengapa Akash bersikap seperti ini, kalau dia dan Keira itu masih saling sayang mengapa harus ada Kashi di antara mereka.
"Sori lama."
"Akash, gue mau tanya," kata Kashi
"Nanya apa? Kayanya serius? Lo mau nanya kapan gue datang ke rumah ngelamar lo?"
"Keira, Keira siapa lo?"
"Oh, Keira dia mantan gue, kenapa?" nada biacara Akash terdengar begitu enteng, tidak ada beban sama sekali, sepertinya Akash akan menajawabnya dengan jujur dan tidak ada yang ditutup-tutupi.
"Gue kira lo gak berhubungan dengan mantan," sindir Kashi
"Lo cemburu?"
"Enggak," jawab Kashi
"Tenang aja, gue sama dia gak akan balik lagi kok, kan beda kepercayaan."
"Kalau sama?" tantang Kashi
"Gimana ya, kalau gue jawab iya lo marah gak?"
SUMPAH, Akash membuatnya naik darah kali ini.
"Enggak dong, kan udah ada lo. Gak usah khawatir, lo satu-satunya." Akash menepuk bahu Kashi, lalu dia mengajak Kashi untuk segera naik ke motornya.
Hari ini Akash mengajak Kashi untuk datang ke rumahnya, karena mamanya Akash sedang mengadakan syukuran karena neneknya Akash udah balik umroh kemarin, memang acaranya hanya untuk keluarga, namun Akash sengaja mengajak Kashi agar Kashi dekat dengan orang-orang yang menurutnya penting karena Kashi juga penting untuk Akash.
Suasana antara Kashi dan Akash masih seperti biasa, mereka membahas hal-hal yang menyenangkan selama duduk di atas motor berdua, namun kebahagiaan itu sirna saat mereka melihat orang yang berdiri di depan rumah Akash sambil tersenyum ke arah mereka berdua.
Itu Keira! Mantan pacar Akash.
(ANGGAP AJA ITU BELAKANGNYA RUMAH AKASH DEH YA)
"Baru aja tadi lo nanya siapa Keira, tuh orangnya ada," ujar Akash
"Lo undang dia?" tanya Kashi
"Engga, pasti si Ribi dah ini."
Kashi turun dari motor Akash, disusul oleh Akash kemudian dia menghampiri Keira yang masih tersenyum ke arah mereka berdua.
"Pacar lo Kash?" tanya Keira
"Iya," jawab Akash
"Cantik."
"Iyalah, pacar-pacar gue selalu cantik." Akash mengatakannya begitu percaya diri
"Kak Ribi yang undang gue kesini," kata Keira
"Gue udah ngira sih. Gak mungkin gue undang lo, gue juga ada pacar."
"Katanya kangen sama gue." Keira mengatakannya dengan sengaja, di depan Kashi.
"Iya emang kangen, terus kenapa?" balas Akash
"Lo punya pacar, tapi bilang kangen sama gue, wajar?"
Akash menggeleng, dia juga tahu itu adalah hal yang tidak wajar sama sekali. Tapi, dia tidak mau berbohong atau bersikap munafik disini. Meski ada Kashi, Kashi berhak tau, karena Akash yakin tadi Kashi membaca chat dia dengan Keira, sudah ketebak dari pertanyaan Kashi tentang Keira tadi di parkiran.
"Gue kangen sama lo sih sesekali, kalau sama pacar gue mah tiap detik gak mau lepas rasanya."
"Dih alay," cibir Keira
"Lalu kenapa lo pernah mau sama gue?"
Keira terdiam mendengar pertanyaan Akash barusan.
"Ayo pacar, kita ke ibu mertua buat laporan kalau hari ini calon menantunya datang," ajak Akash sambil menggenggam tangan Kashi dan masuk ke dalam rumahnya.
***
UDAH LAMA GAK UPDATE
YEHE
SEMOGA SUKA YA.
ADA KARAKTER BARU
KEIRA, TAPI SEBELUMNYA EMANG UDAH ADA SIH KEIRA DI BAB 8 YANG ROK MINI ITU.
RIBI ITU KAKAKNYA AKASH
***
KEIRA AGNESIA
***
FOLLOW INSTAGRAM :
asriaci13
duniaaci
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top