16. Tidur Bareng

SELAMAT MEMBACA KISAH AKASH DAN KASHI

Sebelumnya kalian jangan dulu salah fokus sama judulnya ya :(

***
BAGIAN ENAM BELAS

Jika aku hanyalah salah satunya mengapa kamu menjanjikan aku menjadi satu-satunya?

***

 PELAJARAN Bahasa Indonesia membuat Kashi terus saja menguap, dia tidak mengerti mengapa setiap kali Bu Casminih mengajar di kelasnya Kashi merasakan serangan ngantuk yang dahsyat. Mungkin gara-gara Kashi sering meledek tinggi badan Bu Casminih yang lebih kecil dari dia, menjadikan dia selalu saja jeblog nilai di pelajaran Bahasa Indonesia, padahal Kashi orang Indonesia.

Kashi menempelkan kepalanya di meja, tatapannya beralih ke arah Akash yang tengah serius memainkan ponselnya disertai dengan senyuman tengilnya.

"Kash," panggil Kashi

"Hmm." Akash hanya bergumam tidak jelas, dia masih fokus ke ponselnya.

"Gue ngantuk," adu Kashi, "kalau bu Cas ke sini bangunin ya, poin gue udah banyak, bahaya kalau di aduin ke Mami."

Akash mengangguk, padahal sebetulnya dia tidak mengiyakan permintaan Kashi barusan, Akash hanya mengangguk karena balasan si pengirim chat. Akash terlalu sibuk dengan degem-degem dan kakak kelas yang sengaja dia isengi.

Sebetulnya Akash jarang sekali chatting dengan Kashi, karena mereka satu kelas bahkan satu meja. Akash hanya akan mengirimkan pesan kepada Kashi pada malam hari saja, ketika dia tidak sibuk atau ingat bahwa sekarang dia mempunyai pacar. Kashi bukan tipe cewek yang rewel minta dikabari tiap waktu, dia juga tidak pernah protes kepada Akash akan hal itu.

Antara Kashi yang mengerti Akash, atau Kashi sama sekali tidak ada perasaan kepada Akash, jadinya dia cuek aja.

Akash menyimpan ponsel di kolong meja, kemudian dia menempelkan kepalanya sama seperti Kashi. Akash melihat mata Kashi yang tertutup, melihat Kashi tertidur Akash berharap Kashi akan membuat pulau dan Akash bisa mengambil gambarnya kemudian dia share di grup kelas. Tapi, sepertinya itu tidak akan terjadi karena Kashi tidur dengan begitu rapi, membuat Akash berpikir bahwa selama ini yang dilakukan Kashi dengan sempurna hanya tidur.

"Akhirnya gue ngerasain tidur berdua bareng pacar juga," ujar Akash sambil menatap ke arah Kashi.

Kashi tidak cantik, bulu matanya juga tidak lentik, dia benar-benar standar cewek di kelasnya. Bagi Akash, Kashi hanya cewek random yang tidak sengaja di pacarinya namun untuk dilepaskan Akash tidak akan, kecuali Kashi yang memintanya pertama kali.

"Gue tau gue cantik, gak usah diliatin segitunya juga." Kashi duduk kembali dengan normal, kemudian dia menulis beberapa catatan yang bu Casminih tulis di papan tulis.

Kashi menyadari bahwa sedari tadi Akash menatap ke arahnya. Setelah pacaran rasanya berbeda, saat Kashi tidur saja dia merasa tidak nyenyak tidak seperti biasanya. Dia tidak mau terlihat jelek di mata Akash, padahal Kashi tidak pernah merasa cantik.

Aaa hal yang berbeda, jika saat berpacaran dengan Daffa sebelumnya Kashi merasa biasa saja, karena Daffa  tidak sekelas dengannya dan hanya akan bertemu dengan Kashi selepas jam pelajaran selesai, sedangkan dengan Akash dia menghabiskan waktu lebih lama dengan Akash terlebih lagi Akash adalah teman dekatnya.

"Gue gak ngerti kenapa lo selalu tidur di kelas." Akash mengelak, padahal dia tau sendiri  kalau Kashi memang selalu tidur di kelas.

Alasan yang tidak berguna, karena Akash ketahuan berbohong.

"Udah sih Kash ngaku aja sih, lo ngeliatin gue karena gue cantik kan? Ah iya terima kasih Akash, akhirnya lo menyadari bahwa gue itu cantik sekali." Kashi mengucapkannya dengan percaya diri membuat Akash berpura-pura mual dan ingin muntah karena perkataan Kashi barusan.

"Kalau gue liatin lo emangnya kenapa? Gak boleh? Gue kan sekarang pacar lo Shi." Akash mengedipkan sebelah matanya ke arah Kashi dan itu begitu menyebalkan.

"Dih curang," cibir Kashi

"Gue cuma ngeliatin lo doang kok gak sampe mau nidurin lo."

"Astagfirullah Akash." Kashi geleng-geleng kepala karena Akash mengatakannya dengan frontal. untuk Akash tidak ada perubahan ketika Kashi menjadi pacarnya dan ketika Kashi menjadi temannya semuanya sama saja. Akash tetap mesum, dan seenaknya sendiri.

"Kalau begitu tugas kalian di kumpulkan minggu depan." Bu Casminih mengakhiri proses mengajarnya karena bel istirahat juga sudah berbunyi, dan Kashi juga Akash tidak tahu tugas apa yang diberikan oleh bu Casminih.

Bu Casminih keluar dari kelasnya, di antar dengan Kholif si ketua kelas yang selalu bersikap baik di depan guru.

Kashi menoleh ke arah Fabian dan Denis yang berada di belakang kursinya.

"Tugas apaan dari Bu Cas?" tanya Kashi

"Bikin suatu adegan dan berpasangan, satu meja-satu meja. Ya artinya lo sama Akash harus adu akting, ini buat tugas praktek sih."

"Fab, lo sama gue aja deh. Gue males sama Akash," ajak Kashi

"Gue sih oke aja Shi, tapi yang gak oke cowok di sebelah lo, dari tadi dia melotot ke arah sini. Matanya mau keluar," ujar Fabian

"Akash kan gak punya mata, ngaco lo," ketus Kashi

"Perumpamaan," kata Fabian

Helaan napas Kashi terdengar gusar, karena kalau dia adu akting dengan Akash pasti tidak akan benar. Jatohnya mereka akan selalu bercanda dan adu mulut seperti biasanya, jalan pikiran Akash dan Kashi tidak sejalan seperti pasangan pada umumnya yang mempunyai visi serta misi yang sama.

"Nis, gue sama lo dong," pinta Kashi

"Izin dulu deh lo sama Akash," kata Denis

Pasti ini teman-temannya bersekongkol dengan Akash. Sial! Kalau begini, Kashi harus menerima nasibnya berpasangan dengan Akash.

"Apa gue haram sampe lo gak mau berpasangan sama gue?" Akash menaikkan sebelah alisnya

"Iya, lo kan anjing," sinis Kashi

"Kenapa lo mau pacaran sama anjing? Berati lo juga anjing apa babi?" Akash jadi kesal sendiri karena sikap Kashi barusan

"Dih gue mah manusia, lo tuh jenglot!"

"Alah lo di anuin sekali aja nagih."

"MESUM!" Kashi berteriak dengan keras

"Kenapa? Mau coba? Gaya yang mana Shi? Dari depan apa belakang?" Akash mencondongkan wajahnya ke arah Kashi, auranya sudah menyeramkan dan secepat kilat Kashi langsung mendorong tubuh Akash sampai dia tersungkur ke belakang.

Dorongan Kashi barusan membuat Akash terjatuh dan pinggangnya terasa sakit, Kashi benar-benar cewek liar yang menganiaya pacarnya sendiri.

"Duh pinggang gue, tanpa pinggang gue nanti jadi cowok lemah." Akash meringis, sambil memegang pinggangnya kesakitan

Kashi tidak peduli sama sekali, suruh siapa Akash mesum seperti pedofil yang di dalam otaknya hanya ada tentang kebutuhan jasmani yang seharusnya tidak dilakukan karena Akash masih SMA.

Kashi keluar dari kursinya, dia sengaja melewati Akash dengan niat pamer bahwa dia akan ke kantin bersama dengan Fabian dan Denis. Akash di tinggalkan sendirian di kelas.

Namun saat Kashi akan melangkahkan kakinya, Akash menarik kaki Kashi membuat Kashi terpleset jatuh ke depan.

"Mampus lo!" Akash tertawa puas karena Kashi jatuh di depannya.

Tentu saja rasanya sakit, namun dia tidak mau menangis di depan Akash. Yang Kashi rasakan sekarang adalah rasa kesal karena Akash seperti itu.

"Ayo jajan," ajak Akash sambil mengulurkan tangannya kepada Kashi

"Gak usah sok baik lo, kalau ujung-ujungnya minta traktir sama gue." Kashi tidak menerima uluran tangan dari Akash, namun dia langsung berdiri sendiri.

"Itukan waktu gue jadi teman lo, sekarang ya kita bayar sendiri-sendiri aja. Lebih impas kan?"

"Bodo." Kashi berjalan lebih dulu keluar dari kelas, sedangkan Akash hanya tertawa karena sepertinya Kashi begitu kesal atas apa yang dilakukan Akash kepadanya tadi.

Padahal Akash melakukan itu karena Kashi yang melakukannya lebih dulu, seharusnya impas. Bagian cewek selalu benar di dalam hubungan mereka tidak berlaku, karena disini Akash tidak mau mengalah meskipun Kashi menangis di depannya. Keadilan itu perlu, bukan hanya menerima dan pasrah terhadap hukum alam saja.

Lagipula sekarang sudah ada kesetaraan gender, jadi sah-sah saja kalau Akash tidak mau kalah dengan Kashi.

"Tika resleting rok lo kebuka!" teriak Akash saat dia melihat geng kakak kelas berjalan ke arah kantin dan kebetulan melewati kelas Akash

Tika yang diteriakki Akash langsung mengecek reseleting roknya, namun itu hanya jokes dari Akash saja. Wajah Tika sudah merah padam, Akash selalu saja usil.

"Tika, lo pake bedak berapa kilo deh?" tanya Akash

Tika tidak menjawabnya, dia hanya menatap ke arah Akash kesal.

"Daripada ketebelan mending lo sumbangin ke pacar gue, kasihan bedak dia cuma pake terigu." Akash merangkul Kashi yang kali itu tidak berada jauh dari dia, untung saja Kashi jalannya lelet sehingga Akash yang terakhir keluar dari kelas masih bisa menyeimbangkan jalannya dengan Kashi.

"Lo udah putus sama Femy?" tanya Tika

Kebetulan yang tidak disengaja, Tika dan Femy adalah satu kelas bahkan teman dekat. Awalnya Akash mendekati Tika, karena Akash lebih kenal dengan Tika. Namun Akash juga tidak mengerti mengapa dia berpacaran dengan Femy saat itu.

"Bosen udah gak rapet." Akash tertawa

"Lo kasih lem aja biar rapet," cibir Tika

"Hahahaha, udah gak sejalan. Masa pacaran gue dengan Femy udah kadaluwarsa. Duluan ya Tik, pacar gue udah ngomel nih." Akash pamit, kemudian dia langsung mengajak Kashi lomba siapa cepat sampai di kantin itu artinya dia harus mentraktir pop ice.

Kashi sudah yakin Akash akan curang jadi, Kashi mendorong tubuh Akash terlebih dahulu agar dia terjatuh dan Kashi sampai di kantin lebih dulu.

"Curang lo Shi!" Akash berteriak seperti orang gila

"Cewek lo unik," ujar Tika, yang disambut tawa oleh teman-temannya yang lain.

Benar, Kashi memang unik, dan saking uniknya membuat Akash ingin menjadikan Kashi tumbal sesembahan ke lautan, biar dimakan paus.

"Mana traktir," pinta Kashi

"Curang," kata Akash

"Perjanjiannya kan siapa cepat dia sampai di kantin, gak pake harus curang apa enggak." Kashi tidak mau kalah

"Gak!"

"Jadi cowok itu harus bisa nepatin janji." Kashi mengingatkan

"Yaudah, gak usah pake toping pop icenya," mohon Akash

"Gak ada dalam perjanjian." Kashi tersenyum, hari ini dia akan membuat Akash tekor karena harus membawa pop ice Kashi dengan berbagai toping.

"RIP uang jajan."

"Kash," panggil Kashi

"Apa?" Akash masih kesal karena Kashi berhasil menguras isi dompetnya, padahal hanya 7000. Akash itu pelit, perhitungan dalam hal apapun.

"Kenapa lo nembak gue padahal lo gak bisa jadiin gue satu-satunya?" tanya Kashi

Akash mengerutkan dahinya, pertanyaan Kashi aneh. Dia tidak paham.

"Maksud lo?"

"Gak usah, lupain aja lagipula gak penting yang penting lo bayar pop ice gue."

***

Terima Kasih telah membaca kisah Akash dan Kashi sejauh ini.

Bagaimana komentar kalian terhadap couple Kashi dan Akash?

***

Follow :

Asriaci13

Duniaaci

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top