13. Pertamax

JANGAN LUPA STREAMING EXO YA :)

SELAMAT MEMBACA KISAH AKASH DAN KASHI

BAGIAN TIGA BELAS

Udah bilang makasih belum sama mantan yang udah mengupgrade tete lo?

***

AKASH membelokkan motornya ke pom bensin karena dia melihat amper bensinnya sudah berjalan menuju E. Akash tidak perlu mengantre karena tempat pertamax tidak ada yang mengisi, hanya bagian dari petralite yang banyak pembelinya.

Kashi turun dari motornya saat Akash berhenti di sebelah mesin untuk mengisi bensin, Akash membuka jok motornya dan membuka tempat untuk bensin.

"Berapa mas?" tanya seorang cewek yang memakai kerudung dimasukkan ke dalam kemeja seragam pom bensin yang berwarna merah itu.

"Shi goceng dong," pinta Akash kepada Kashi

Kashi mengeluarkan uang lima ribu dari sakunya lalu diberikan kepada Akash.

"Lima belas ribu," ujar Akash

Cewek itu langsung mengatur takarannya.

"Neng kok mau sih dimintain uang sama cowoknya, harusnya kan cowoknya yang modal." Sindir si cewek, Kashi hanya terdiam menghiraukan pegawai itu. Kashi tidak mau menjawab sesuatu hal yang menurutnya tidak penting.

"Jadi cewek itu yang pinter neng, cari cowok yang mau modal bukan malah nyusahin. Kan nengnya cantik pasti bisa dapatin cowok yang lebih dari masnya. Jangan terlalu cintalah, kan masih remaja juga masih main-main. Ini lagi masnya gak tau malu minta uang sama ceweknya."

Semakin di diamkan semakin menjadi. Kelihatannya Akash sudah mulai emosi, Kashi harus menghentikannya sebelum perkataan Akash akan membuat dirinya malu nanti.

"Mbak, yang kasih uang itu saya. Jadi, mau saya apakan uang saya bukan urusan mbak." Jawab Kashi

"Tapi kan neng harusnya lebih pinter cari cowok,"

"Gue kesini mau isi bensin bukan mau dengerin omongan yang gak guna dari mulut situ," cibir Akash sambil menutup kembali tangki bensinya.

Akash sudah gregetan sama pegawai ini, ingin rasanya dia pites kepalanya. Ingin tahu saja urusan orang lain, Akash juga tahu dia tidak sepantasnya meminta uang kepada Kashi seperti tadi. Namun, duitnya kurang untuk membeli bensin, bukan tidak mau membeli 10ribu saja, namun Akash merasa Kashi tidak akan masalah dengan menyumbangkan uangnya.

Bagaimana jika nanti omongan si mbak pegawai matre ini mendoktrin pikiran Kashi, jadi nanti Kashi minta aneh-aneh kepada Akash. Kan Akash jadi ilfeel sama Kashi, Akash akan memberikan sesuatu tanpa harus diminta. Karena Akash paling tidak suka jika ada cewek meminta sesuatu barang atau apapun dari cowok yang sifatnya materi.

"Kalau pikiran mbak kaya gitu kenapa masih kerja, kenapa gak cari om-om aja? Lebih banyak kan duitnya? Kami bahagia kok dengan seperti ini, saling berbagi dan melengkapi, bukan memanfaatkan keadaan."

Mereka menjadi berdebat, untung saja saat itu tidak ada yang mengisi bensin pertamax selain si manisnya Akash. Akash menutup kembali jok motornya, lalu dia melipat kedua tangannya di dada dan menatap kepada mbak-mbak pegawai pom bensin.

"Apa ada hadistnya jika seorang cowok harus selalu modal? Kami masih pacaran, kalau Kashi itu istri saya itu artinya saya yang harus tanggung jawab sama dia. Buat apa saya mengada-ada yang enggak ada mending apa adanya, lagian pacar saya bisa menerima saya apa adanya gak kaya mbak pikirannya sempit, bahagia itu bukan karena materi."

"Mas ini dikasih tau malah nyolot, kalau gak punya uang ya gak usah sok sok pacaran kan kasian ceweknya."

Masih saja mbaknya tidak mau kalah dengan Akash, mungkin dia juga tersulut emosi karena perkataan Akash yang mungkin menyakiti perasaan mbaknya. Tapi, Kashi merasa si mbak pegawai ini begitu menjengkelkan dan sok tau tentang kehidupan orang lain.

"Yang pacaran saya, yang dipacarin dia," tunjuk Akash kepada Kashi, "bukan mbak, kenapa mbak  yang sewot?" tanya Akash, "Yang penting pacar saya gak murahan dengan menilai seseorang dari uangnya aja, saya emang dari keluarga gak kelebihan materi mbak, tapi saya rasa pacar saya pintar dia tidak akan menilai seseorang dari duitnya saja, karena dia bukan mbak."

"Kash, udah Kash buruan pulang." Kashi menyentuh bahu Akash supaya dia segera menyudahi perdebatan tidak berguna ini.

"Masih remaja kok pergaulannya udah gitu," cibir mbaknya, kemudian dia mendelikkan tatapannya ke arah Akash dan Kashi, "pantes aja si cowok minta duit cewekna, ternyata ceweknya yang memang membuatnya kaya gitu."

"Setan," rutuk Akash

Bisa parah kalau sudah seperti ini, Kashi menggeleng namun Akash sepertinya sudah kesal. Terbukti Akash sudah mengatakan kata-kata kasar yang tidak lazim untuk dikatakan oleh seorang siswa SMA.

Biasanya hanya sebatas bercandaan namun Kashi tau bahwa kali ini dia serius.

"Sekali lagi mbak bilang apa?" tanya Akash

"Enggak, udah deh mas pergi aja itu udah ada mobil yang mau isi bensinnya."

Akash menoleh ke arah belakangnya, itu plat nomor mobil ayahnya. Akash tersenyum mengejek ke arah mbaknya, "Mbak udah bilang makasih belum sama mantannya karena udah upgrade tete mbak jadi gede meski kendor sih."

"Ayo Shi pulang," ajak Akash, namun sebelum Kashi naik ke motor Akash ayahnya keluar dari mobilnya dengan seragam dinas lengkap.

"Akash," panggil ayahnya

"Eh ayah," Akash tersenyum ke arah ayahnya, dan mbak yang tadi menyindir serta mencibir Akash hanya melotot karena ayah cowok yang baru saja dia rendahkan adalah seorang polisi.

"Kamu kenapa pacaran di pom bensin kaya gak ada tempat lain aja, terus ini kenapa pacar kamu gak di kasih helm. Tertib lalu lintas itu perlu Kash, jangan kaya orang-orang gak tau aturan ah."

"Terus ayah mau nilang Akash gitu?" tanya Akash, "Yaudah nih Akash kasih STNKnya aja, ayah nanti yang sidang ya, surat tilangnya nanti aja di rumah. Akash buru-buru nganterin Kashi." Akash membuka dompetnya dan diberikan stnk ke tangan ayahnya.

"Duluan om," pamit Kashi sesaat sebelum motor Akash melesat pergi dari pom bensin.

"Lo kenapa kaya tadi sih?" tanya Kashi

"Gimana?"

"Bilang makasih belum sama mantan, lo waras kan Kash?"

"Kenapa? Lo mau tete gede juga? Gue kan udah bilang kalau gue siap membantu."

Kashi mencubit pinggang Akash dengan sangat keras. Akash otaknya perlu diganti, dia kebanyakan makan micin dan bergaul dengan cowok-cowok sesat seperti Fabian dan Denis, tapi meskipun begitu Akash tetap tidak akan berubah meskipun berganti teman karena tabiat dia sudah seperti itu.

Cowok mesum.

"Shi," panggil Akash

"Apa?"

"Lo gak akan berubah jadi matre kan?"

"Kenapa emangnya? Wajar kali cewek matre."

"Kalau lo matre bukan selera gue lagi, gue gak suka cewek matre. Kesannya seperti cinta mereka bisa dibeli oleh hitungan rupiah."

Kashi tersenyum mendengar jawaban Akash barusan, tumben dia benar dalam menjawab biasanya suka seenaknya dan semaunya sendiri. Akash mempunyai pikiran yang berbeda, dan itu membuat Kashi sadar meski Akash mesum tapi dia cowok baik-baik.

Akash terlahir dari keluarga berada, namun dia sangat perhitungan tentang duit. Dia tidak dibiasakan untuk boros dan dimanjakan oleh orang tuanya, Akash diberi uang secukupnya, selayaknya anak SMA pada umumnya. Karena, jika dimanjakan maka Akash akan menjadi cowok kurang ajar dan tidak bisa menghargai banyak hal.

"Sudah sampai pacar." Akash menepikan motornya di depan gerbang rumah Kashi

"Berhenti manggil gue pacar," ujar Kashi

"Tapi lo pacar gue."

"Mual tau Kash gue dengernya."

"Belum di apa-apain padahal, masa udah hamil aja? Mau ke dokter sekarang?"

"Idih! Hamil."

"Apa mau bikin? Gue sih gapapa, cuma lo paling yang apa-apa," ujar Akash

"Pulang gih," titah Kashi

"Gak ada cium untuk sekedar perpisahan gitu kaya orang-orang?"

"Tangan gue gatel nih mau nampar,"

"Oke, gue pulang pacar. Sehabis pulang gue mau main PS jadi gue gak akan kabarin lo, gue akan chat lo sekitar jam 8 malam setelah makan malam selesai. Tapi, kalau lo mau chat gue sih boleh cuma gue akan balas sekitaran jam 8. Byebye pacar."

Kashi menunggu sampai motor Akash hilang dari pandangannya. Perasaannya terasa aneh, namun Kashi merasa senang dengan situasi ini.

Hubungannya dengan Akash menurut Kashi masih tidak jelas. Karena Kashi belum merasa kalau mereka berpacaran karena Akash hanya mengatakan bahwa dia mau jadi pacar Kashi dan Kashi tidak tahu Akash serius atau enggak.

***

Terima kasih sudah membaca AKASHI SEJAUH INI

KOMENTAR 1000 :p

bye.

***

Follow

Asriaci13

Duniaaci

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top