𝔪𝔞𝔯𝔠𝔥
Maret. Naik kelas. Kelulusan.
Ketiga hal itu mulai menghantuimu begitu bulan di kalender berubah, membuat kau tidak dapat tidur dengan nyenyak di malam harinya. Kau masih belum mengetahui tujuan dan rencana di masa depan masih menjadi sumber ketakutanmu ditambah, fakta bahwa Oikawa akan lulus.
Tidak. Kau membantin, kau tidak boleh selalu mengandalkannya sekalipun dia yang memintamu seperti itu. Pada akhirnya kau harus hidup di jalanmu sendiri dan Oikawa dengan jalannya sendiri, entah pada akhirnya kalian akan kembali bersama atau tidak. Tanganmu bergerak untuk mengacak rambut.
"Ah, sial ini benar-benar menyebalkan." Kau menggebrak meja dengan kesal, membuat beberapa orang di kelas melirikmu, kau meringis dan menggumamkan maaf.
"Yo!"
"Oikawa-senpai?"
Oikawa yang berdiri di ambang pintu tersenyum sambil melambaikan tangannya, dia tampak lebih rapih dari biasanya dengan seragam lengkap serta rambut yang disisir rapih. "Kau mau menonton kelulusanku?"
Kau ikut berjalan di sisinya, karena acara kelulusan kelas tiga hari ini maka kelas-kelas akan mulai sedikit lebih lambat. "Eh, tapi aku tidak menyumbang acara apa pun seperti Saotome?"
Dia mengangkat satu sudut bibir dan membentuk seringai, "kalau begitu mau berperan sebagai kekasihku?"
"Jangan bodoh," decakmu sambil merotasikan mata, kalian lalu tiba di depan pintu aula. Di sana ramai dengan anak-anak kelas tiga serta panitia yang sibuk mempersiapkan acara dan merapihkan tempat. "Kau tidak membantu?"
"Aku sudah membantu di sini sejak pukul enam agar bisa menghabiskan waktu lebih lama denganmu."
Entah ini hanya perasaanmu saja atau Oikawa memang sedikit lebih agresif ketimbang biasanya? Kau mendesah, berusaha mengusir pemikiran-pemikiran semacam itu dan menikmati saja momen yang ada saat ini sebelum Oikawa lulus. "Jadi, setelah ini kau ingin ke mana?"
"Aku belum memutuskannya."
Oikawa membawamu melewati perpustakaan, gedung olahraga, dan sampai di taman belakang yang biasa kau tempati.
"Bukankah kau pernah bilang kalau ingin mengikuti jejak setter favoritmu di Argentina?"
Dia langsung menoleh saat kau menyebutkan keinginannya dahulu, Oikawa bergumam pelan sambil memperhatikan bunga sakura yang jatuh perlahan-lahan. "Benar juga, tapi aku masih tidak yakin."
Kau menyikut perutnya pelan, "di saat seperti inilah kau harus percaya diri bodoh," gerammu gemas, "pergilah kejar mimpimu, jadilah sukses seperti yang selalu kau harapkan."
"Apa kau akan baik-baik saja?" Oikawa menjatuhkan tubuhnya di atas kursi, menatap punggungmu yang tengah berdiri memperhatikan bunga sakura dengan sedikit khawatir. "Aku pernah berjanji untuk selalu ada di sisimu."
Kau langsung berbalik dan menarik rambutnya pelan, tetapi cukup untuk membuat Oikawa meringis dan melayangkan protes. "Sudah kukatakan 'kan, kejar mimpimu lebih dulu. Dan, aku akan berusaha meraih apa yang kuinginkan di sini kemudian setelah kita sama-sama berhasil mari bertemu lagi." Kau membungkuk, membuat wajah kalian sejajar, "membuat kisah baru dan kembali memulai semuanya dari awal. Sebagai sosok yang lebih hebat dan lebih pantas."
Oikawa tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa, dia kemudian mengarahkan tangannya ke atas kepalamu untuk mengambil bunga sakura yang jatuh di atas kepalamu. Memandangimu wajahmu dari dekat, berusaha untuk menyimpannya dalam memori. Dia kemudian mengangkat tanganmu dan mengecupnya, "aku akan menunggumu menyusul keberhasilanku. Lalu, hingga saatnya tiba, kau tidak boleh berpaling atau melupakanku."
fin.
Cherry Blossoms
(m.) a time of renewal
side note-;
uwaah, gila akhirnya selesai juga project ini :') sejauh ini, dari semua cerita yang ada mungkin ini salah satu yang paling lama dikerjakan dan semoga hasilnya sepadan ya hehe. hope you guys enjoy and love it.
kritik dan saran akan selalu dinantikan! terima kasih juga untuk kalian yang sudah meninggalkan beragam komentar atau bintang, maaf kalau tidak bisa mengucapkannya secara langsung.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top