𝔡𝔢𝔠𝔢𝔪𝔟𝔢𝔯

Salju sudah menutupi hampir seluruh prefektur, membuat kau semakin malas untuk bangkit dari atas kasur dan memilih untuk bergelung di balik selimut seandainya Saotome tidak datang pagi-pagi dengan Oikawa ditambah Yahaba dan beberapa anggota tim voli Aoba Johsai, mereka berencana untuk pergi berlibur selama tiga hari ke kota Zao, di prefektur Miyagi. 

Semula kau hendak menolak mereka, sebelum Oikawa menjanjikan kau dapat melihat berbagai macam hal menarik di sana.

Dan di sinilah kau berada, pada hari libur yang harusnya bisa kau habiskan untuk tidur alih-alih berada di dalam bus menuju Zao sejauh hampir satu jam pada pukul dua belas. Di sisimu, Saotome tengah tidur dengan lelap begitu juga dengan yang lain. Untuk menutupi rasa bosan kau memutuskan mengamati salju yang menutupi pepohonan di luar sana. 

Bus kemudian berhenti di depan sebuah penginapan. Hampir sebagian anggota Aoba Johsai sudah berlari keluar, meninggalkanmu di dalam bersama Kunimi yang masih duduk malas di kursi. Kau meliriknya, "tidak turun?"

"Ayo," sebelum kau mendengar responnya, Saotome sudah menarikmu keluar dari dalam sana, "Oikawa-kun dan Iwaizumi-san sedang mengambil kunci untuk kita." Dia menyeretmu menuju toko yang menjual berbagai cinderamata, "malam ini atau besok, kita harus pergi ke sana."

Kau terkekeh atas idenya lalu mengangguk. Bukan ide yang buruk. Kau lalu menoleh ke belakang begitu mendengar suara Oikawa yang memanggil kalian semua untuk berkumpul dan membagikan kunci. 

"Mau pergi lebih dulu denganku?" Tanya Oikawa setelah semua orang pergi dari sana, meninggalkanmu yang tengah menikmati turunnya salju di luar sana. Begitu mendapat perhatianmu, Oikawa melanjutkan. "Kita bisa pergi ke sana sambil mencari makanan."

"Oi, kussokawa, kau harus membereskan barangmu dulu." Oikawa langsung meringis begitu mendapat pukulan dari sahabatnya, dia menatapmu dengan rasa bersalah, "aku akan segera kembali." 

Kau dengan cepat menggeleng, "aku juga akan membawa barangku dulu," ujarmu lalu segera berlalu sebelum Oikawa dapat memaksakan bantuannya seperti yang seringkali terjadi jika kalian pergi studi ke luar kota.

Membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam bagimu untuk membereskan barang-barang ditambah dengan bersantai sejenak untuk meregangnkan bada. Ketika kau keluar, Oikawa sudah berdiri di seberang pintu dengan tangan di dalam kantung. Melihat kehadiranmu dia tersenyum cerah lalu melambaikan tangan.

"Jadi, kau mau mengajakku ke mana?" 

"Kau mau makan?" 

Kau mendecak begitu Oikawa merespon pertanyaanmu dengan pertanyaan lain, "boleh juga, kebetulan aku belum sarapan." 

Dia mengangguk sedikit terlalu antusias mendengar jawaban yang kau berikan, Oikawa lantas menarikmu pergi dari sana dan menyusuri jalan di mana sepanjang jalannya terdapat toko-toko. Sejauh penglihatanmu, tidak banyak orang yang berada di sini, hanya ada beberapa turis yang tengah berdiri di depan toko.

Oikawa menuntunmu masuk ke dalam sebuah restoran dengan gaya jepang, "ini salah satu tempat yang cukup terkenal dengan hidangan Genghis Khan-nya," ucap Oikawa sambil terkekeh. Begitu masuk, udara panas di dalam langsung menerpamu, membuat kau memilih melepas jaket dan menyampirkannya di atas kursi. Sangat berbeda dengan udara di luar yang mendekati minus.

Genghis khan adalah hidangan lokal Hokkaido dengan daging domba sebagai hidangan utamanya yang dipanggang di panci khusus bersama berbagai macam sayuran. Kau tersenyum lebar saat melihat warna daging dan rasanya yang enam setelah kau menyelupkan di dalam saus. Meski dagingnya tebal, kau tidak mengalami kesulitan untuk menggigit. Menjelaskan kualitas dagingnya yang bagus.

Oikawa ikut tersenyum melihat raut bahagia di wajahmu, "bagaimana rasanya?"

"Luar biasa," ucapmu takjub. 

"Jika kau sebahagia ini dengan makanan enak, seharusnya aku lebih sering membawamu pergi," gumamnya yang tidak kau tangkap secara penuh lantaran menikmati daging dan sup miso yang disajikan. 

Sambil menghabiskan makanan, kalian berbincang mengenai sekolah, ujian, rencana liburan, dan, "Oikawa-san, setelah lulus apa yang akan kau lakukan?"

Gerakan Oikawa terhenti mendengar pertanyaanmu, dia meneguk air dan menatapmu, "mm, mungkin kuliah," jawabnya setengah tak yakin. Melihat ekspresinya, kau memutuskan untuk tidak melanjutkan dan mengganti topik terkait makanan enak di sekitar rumah. 

Kalian menghabiskan waktu selama satu jam di sana sebelum akhirnya keluar dan berjalan kaki menuju tempat ski. Sebelum masuk ke dalam, kau dan Oikawa menyewa sepatu serta peralatan lain yang dibutuhkan. Oikawa menyarankan untuk memilih jalur yang lebih aman untuk pemula lantaran kau hanya pernah bermain ski sekali.

Oikawa sesekali tertawa melihatmu yang beberapa kali gagal serta kesulitan dalam berjalan menggunakan papan ski. Membuatmu berkali-kali melayangkan protes, hingga Oikawa akhirnya benar-benar membantu. Tidak semudah yang kau bayangkan pada awalnya, tetapi setelah berjuang dalam waktu yang cukup lama kau setidaknya berhasil bergerak dengan lebih baik. Membuatmu dalam diam memuji cara Oikawa mengajar.

"Kau hebat untuk ukuran pemula," puji Oikawa, "dan kau beruntung karena mendapat guru yang hebat." 

Kau merotasikan mata, "kau juga harus bersyukur karena aku cukup sabar," kekehmu. "Sewaktu kita makan tadi aku sempat mencari tahu sedikit tentang tempat ini, kau mau melihat Juhyo di sana?" 

Oikawa mengangguk, dia membiarkanmu berjalan lebih dahulu sambil menyesuaikan kecepatannya denganmu agar kau tidak tertinggal di belakang. 

Tanpa sepengetahuanmu, Oikawa beberapa kali mengabadikan dirimu yang tengah mengagumi bagaiamana pohon cemara yang tertutupi salju dapat berubah menjadi Juhyo atau monster salju. Di matanya, kau yang seperti ini tampak menawan.

Setelah itu, kalian berdua segera kembali agar tidak tertinggal acara iluminasi malam yang tersedia di bulan Desember hingga Maret. 

Sayangnya antrian yang cukup lama membuatmu hampir menyerah dan mulai merasa lelah sehingga jaket yang kau kenakan sedikit banyak berkurang fungsinya. Menyadari itu, Oikawa hendak membuka jaketnya sebelum kau menahan tangannya. "Kau bisa mati tanpa jaket di suhu mendekati minus," sergahmu dengan tatapan tajam. 

"Kalau begitu, berdirilah lebih dekat denganku." Tahu tidak akan menang jika berdebag denganmu, Oikawa menawarkan pilihan lain. Kau menatapnya sangsi tetapi tak urung berjalan mendekat.

Setelah penantian selama tiga puluh menit akhirnya tiba giliran kalian untuk menaiki gondola. Begitu gondola berjalan, kau dapat melihat salju yang menutupi permukaan berikut dengan Juhyo atau monster salju yang bercahaya warna-warni serupa pelangi. Kau tersenyum lebar dan tidak mengganti objek pandangan selama beberapa menit, sebelum kau merasakan kepala Oikawa yang bersandar di pundakmu. Kau meliriknya, tetapi dia tidak mengatakan apa pun. 

Kau hendak kembali menikmati pemandangan di depan sebelum Oikawa menarik tanganmu dan menyerahkan sekuntum bunga berwarna putih. "Narcissus white," jelas Oikawa seolah membaca pikiranmu. "Semoga kau selalu diberkati di tahun yang baru," gumamnya. Dia hendak bersuara lagi sebelum menutupnya dan memilih memendamnya.

Masih terlalu awal. 



Genghis Khan 
(m.) yakiniku hokkaido dengan daging domba

Zao Onsen Ski Resort
(m.) salah satu tempat terkenal di kota Zao untuk mendaki gunung

Narcissus Paperwhite
(m.)  good fortune, the only one


side note-;
ini salah satu part dengan riset yang menyita waktu paling banyak wkwk, karena aku belum pernah ke miyagi apalagi jepang :') jadi aku mohon maaf kalau ada kesalahan dalam letak geografis, waktu, tempat, dan detail lainnya. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top