#14 . Dia : Wanita
"Loh.... saya tidak tahu kalau wanita itu sekarang bergabung dengan kaum oposisi?" seorang pria berdasi dengan tablet keluaran terbaru tergenggam di tangannya.
"Anda ke mana saja?" pria lain dengan baju selicin sutra, rambut seklimis lantai dansa, berdecak heran mendengar pertanyaan sejawatnya.
"Saya kira tim oposisi sudah final dengan kesepakatan menolak perjajian apapun dengan wanita itu..."
HA HA HA HA... terdengar suara tawa cukup besar dari pria klimis.
"Kabarnya wanita itu mendekati mereka-mereka seperti ular.. you know... melilit mangsanya.." HAHAHAHA lagi pria itu tertawa.
Sementara itu si pria elit bergadget hanya bingung sendiri. Diputarnya memori waktu dulu wanita itu memohon padanya untuk bergabung dengan kelompok garis keras yang dipeloporinya. Bagaimana dia bisa lupa? Rasanya itu seperti neraka. Wanita itu ada di mana saja kapan saja dia berada. Seperti penguntit. Wanita itu memberikan banyak penawaran, janji, dan gagasan kosong. Seperti sales-sales tanpa lisensi.
Kemudian dia ingat sesuatu... Ah iya.. meledaklah tawanya bersama pria klimis. Diingatnya sesuatu. Wanita itu.. pencari sensasi.
Mencari saat dijauhi, berhenti ketika didekati.
Satu-satunya hal yang perlu dilakukan agar wanita itu pergi : tawarkan hati dan posisi. Dijamin dia lari.
"You know kan Sir? Jurus terjitu itu.." pria klimis berujar lagi dan kini lawan bicaranya mengerti. Berdua mereka tertawa tiada henti.
***
September, 2013
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top