06. Sang Penulis
"Apa pendapatmu tentang Beliung?"
Kalau ditanya seperti ini, kalian para readers akan menjawab bagaimana?
Taufan's First Son: Beliung Ajah
________
Bunda pernah bilang,
Seniman itu menaruh seseorang di dalam seninya. Sedangkan penulis menaruh seseorang di dalam tulisannya.
Sempat Hadir - Prolog
― Beliung
―――
"Beliung, kapan kamu pulang?"
Suara sang ibunda terdengar dari seberang sana. Saat ini Beliung sedang belajar sambil menelpon keluarganya. Dia baru saja menyelesaikan kuliah S1 nya dan mendapat gelar, tapi setelah itu dia langsung ingin lanjut kuliah S2. Padahal kalau kata Taufan, S1 saja sudah cukup. Namun laki-laki itu keras kepala ingin mengambil S2. Saat ini dia juga sudah dapat pekerjaan, kok. Pokoknya aman deh.
"Mungkin bulan depan, Bun. Liung juga kurang tau. Kalau bisa sih ya minggu depan."
"Kerjaanmu itu nggak bisa ditinggal ya?"
"Nggak bisa ... atau aku pindah kerja aja ya ke sana? Aku tinggal sama Papa-Bunda lagi aja."
"Boleh, tuh!" Tiba-tiba suara Taufan datang dari seberang sana. Tampaknya ayahnya itu sedari tadi mendengarkan obrolan mereka.
"Hahaha, halo Papa."
"Halo jagoannya Papa. Kamu nggak aneh-aneh kan selama di sana? Awas loh. Kamu aneh-aneh, Papa nggak bakal bayarin S2 kamu."
"Aku nggak aneh-aneh, astaga."
"Pacaran?"
"Nggak, Pa."
"HTS?"
"Nggak, kok."
"PDKT?"
"Aman, nggak."
Boro-boro menjalin hubungan dengan perempuan lain, Beliung saja masih belum bisa move on dari cinta masa lalunya. Rill, Beliung versi 2.0 ini mah.
"Haduh... kamu ini...."
Sembari ayahnya mengoceh, Beliung membuat teh hangat untuk dirinya dulu. Mendengar ayahnya yang sudah mulai berceloteh itu, Beliung memilih untuk diam. Akan semakin panjang jika dia ikut berbicara.
"Papa tuh, ya, kangen jaman kalian masih pada sekolah. Jaman kalian masih manja sama Papa-Bunda. Sekarang udah pada sibuk sama dunia masing-masing. Adekmu aja, Haize, sekarang sibuk banget. Bunda sekarang seringnya sama Windy dan Harsa aja. Gak pernah lagi sama Hali atau kamu, loh, Beliung."
Beliung paham maksud ayahya ini, itu kode jika ayahnya ingin beliung kembali secepatnya.
"Iya, Papa. Aku cari tiket pesawat sekarang aja gimana? Jadi aku sampe sana sekitar jam enam pagi. Aku bisa nemenin Papa-Bunda agak lama."
Beliung itu ... walau merantau keluar kota, ia tetap ingat janji yang pernah dia buat untuk bundanya saat masih berumur tujuh tahun.
"Kalo udah becal nanti, Liung mau jagain Bunda! Liung mau cama Bunda-Papa."
Manis sekali kata-kata bocah.
"Ngomong-ngomong, kalo kamu pulang ke Bunda, kamu juga bakal ketemu dia lagi, loh."
Seketika itu juga, Beliung yang sedang iseng mencari tiket pesawat langsung diam. Haish, sudah berapa lama dia tak bertemu dengan gadis incarannya dulu itu? Apa kabar sekarang?
Apa dia masih sama? Apa dia semakin cantik? Atau dia sudah punya kekasih baru? Oh, atau malah dia sudah menikah?
Memikirkannya saja membuat Beliung jadi tak napsu makan. Astaga.
"Bunda ... aku udah nyerah, gak bakal bisa aku ngejar dia. Dia aja keliatan gak ada rasa banget. Aku juga tau batasan, kok, Bun."
"Tapi kamu belum move on kan?"
Tepat sasaran, Taufan!
Ucapan Taufan itu membuat Beliung jadi berpikir lagi untuk pulang. Bagaimana kalau nanti mereka bertemu? Astaga, memikirkannya saja membuat Beliung takut.
"Intinya, kamu jadi pulang kan?"
"Ah... iya."
"Besok kan pulangnya?"
"Iya, kalo nemu tiketnya."
Kalau sudah didesak begini mah, Beliung mau tak mau besok harus ada di rumah papa-bunda nya. Soalnya kalau besok ternyata nggak jadi pulang, Taufan lagi-lagi akan mengancam tentang kuliah S2 nya.
Memang ya, mentang-mentang ada duit, ngancemnya pake duit.
"Aku tutup dulu telponnya ya, mau lanjut belajar. Assalammualaikum,"
"Siap! Semangat belajarnya, waalaikumsalam."
Setelah telepon dimatikan, Beliung kembali belajar seperti tadi. Namun kali ini, top lima lagu galau dia itu lagi-lagi dia setel. Tak lupa diulang-ulang terus.
List galau yang sering disetel Beliung tiap tiba-tiba kepikiran atau gamon:
Serana - For Revenge
Rumit - Langit Sore
Kukira Kau Rumah - Amigdala
Maafkan Aku Terlanjur Mencinta - Tiara Andini
Interaksi - Tulus
Yaelah, Beliung.
―――
Semisal dunia ini diisi oleh para manusia super, maka kamu akan mendapat panggilan human-savior. Yaitu superhero yang dielu-elukan oleh jutaan manusia; yang kehebatannya bukan hanya sekadar menyelamatkan manusia dari bahaya dunia, tapi juga memberi lembaran kehidupan baru kepada setiap manusia yang tak punya apa-apa.
Kalau memang dunia seperti itu ada, maka aku akan menjadi penggemar nomor satumu.
Sempat Hadir - page 29
― Beliung
Keesokan harinya, Beliung benar-benar sudah ada di rumah dengan sambutan hangat dari keempat adiknya. Tidak banyak yang berubah dari rumah ini, tapi adiknya banyak. Ya, semenjak tubuh dewasa dia sendiri juga banyak berubah.
Dulu dia itu paling berisik, keluarga setuju semua. Namun semakin bertambahnya umur, Beliung mulai mengerti apa itu pahitnya kehidupan, dan beginilah hasilnya. Menjadi orang yang kalem seperti ibunya.
"Liung, sudah makan?"
"Belum. Soalnya aku tau pasti Bunda sudah siapin makanan di rumah."
[Name] terkekeh mendengar ucapan anaknya, dia memang sudah menyiapkan makanan kesukaan Beliung hari ini. Namun dia lupa berkata kepada Beliung untuk jangan beli makanan berat di jalan karena dia sudah memasak.
"Bagus, deh. Habis ini istirahat dulu aja."
"Ah, enggak. Habis makan aku ada janji sama Lacia. Dari kemarin dia sudah ngerengek minta jalan terus kalo misal aku pulang, hahaha."
"Oh, sama Lilac maksudnya? Iya, dari kemarin dia nanyain terus kamu kapan pulang. Katanya agak kangen, HAHAHAHA." Taufan yang sedang membantu [Name] di dapur ikut bersuara mendengar nama anak Duri disebut. Beliung dan Lilacia ini memang dari dulu akrab, suka main bareng juga. Ke mana-mana bareng, apa-apa bareng. Gitulah.
"Memang dia itu ... kalo udah mau banget bakal dikejar terus sampe dapet."
"Ya emang agak beda dari Om Duri sih Lilac itu. Cuma kadang-kadang bisa tiba-tiba mirip Om Duri sifatnya."
"Emang agak laen itu satu."
Beliung sih, bagian ketawa saja. Dia duduk di depan televisi dengan Windy di pangkuannya. Adiknya yang baru masuk SMP ini yang paling merindukan dirinya.
"Oh, ya, Haize di mana? Dari tadi nggak keliatan."
"Dia lagi belajar di kamar. Maklum, persiapan buat UTBK. Kan dia sudah kelas akhir."
"Ohh, ya sudah." padahal niat Beliung ingin mengganggu Haize yang selalu anteng itu seperti zaman mereka kecil. Namun mendengar adiknya itu sedang belajar untuk persiapan masuk kuliah, niat itu Beliung urungkan. Karena Beliung tau, betapa capek dan stressnya belajar untuk persiapan kuliah.
Melihat adik keduaku sedang sibuk mempersiapkan diri untuk ujian masuk kuliah, aku jadi teringat tentang kita dulu. Kita sama-sama pusing belajar waktu itu. Tiap kali les selesai, kita akan pulang bersama dan mampir ke salah satu restoran cepat saji untuk membeli es krim.
Waktu itu, aku mengikutimu. Kamu bilang kamu ingin masuk ke jurusan sastra, maka aku pun mendaftar untuk jurusan itu. Padahal saat itu aku tidak minat sama sekali dengan sastra dan seisinya. Namun sekarang, karya yang kupublikasikan sudah ada lima.
Saat itu aku merasa bersalah, karena kamu yang sangat ingin masuk ke dalam jurusan sastra di universitas ternama malah ditolak. Sedangkan aku ― yang tidak minat pada sastra ― justru diterima oleh universitas ternama yang kamu inginkan.
Sempat Hadir - page 31
― Beliung
Selesai makan bersama keluarganya, Beliung langsung pamit dan keluar untuk menjemput Lilacia. Gadis itu sedari tadi sudah menelponnya dan menceramahinya karena lama sekali. Memang, Lilacia itu gadis yang seringkali mengomel.
Padahal ayahnya nggak begitu. Ini yang disebut buah jatuh terlalu jauh dari pohonnya.
Sampai di sana pun, Beliung langsung disambut dengan wajah tak senang milik Lilacia. Gadis itu tampak ingin ceramah lagi, tapi Beliung langsung membungkamnya dengan topik baru yang ia bawa.
"Gausah ngomel. Jalan sekarang, yuk?"
"Ish! Gimana aku gak ngomel? Kamunya aja modelan begini astagaaa. Aku kan jadi pengen ngomel terus."
"Kamu ngomel terus nanti cantiknya hilang."
"Biarin, yang penting aku puas ngomelin kamu. Memangnya aku peduli aku cantik atau jelek? Enggak tuh. Yang penting aku masih hidup aja udah syukur."
"Astaga ... kamu jawabnya ada aja."
Lilacia terkekeh, dia meraih tangan Beliung lalu menggenggamnya erat, "Siapa dulu? Anaknya Papa Duri gitu loh! Udah-udah, ayo kita ngantri sebelum rame banget. Aku gak sabar mau naik rollercoaster."
"Halah, paling ujung-ujungnya gak jadi karena takut." Mendengar perkataan Beliung, Lilacia langsung menginjak kaki Beliung.
"Bacot, cowok belum move on."
"... Sakitnya."
"Alay."
Kamu sadar tidak? Kala itu aku sedang jalan bersama Lilacia (kamu tidak perlu tahu dia siapa), dan kita bertemu di taman bermain. Kamu masih bersama dengannya, dan tampak lebih bahagia daripada sebelumnya. Kulihat sebuah cincin tersematkan di jari manis kalian berdua. Kalau dugaanku ini benar, maka aku hanya ingin berkata: selamat, ya. Doa yang terbaik untuk kalian berdua.
Sempat Hadir - page 42
― Beliung
"... Beliung, kamu gapapa?"
"Ah, aku gapapa."
―――
Aku pernah jatuh cinta tiga kali padamu.
Jatuh cinta yang pertama, ketika kamu memasuki ruangan dengan tenang dan duduk di deretan ketiga, kursi kedua dari kanan. Kala itu, kamu begitu mempesona.
Jatuh cinta yang kedua, ketika kamu balik menyapa dan tersenyum padaku. Kalau orang-orang bilang, kamu itu jarang tersenyum. Namun hari itu; aku, matahari, dan tiang bendera milik sekolah menjadi saksi atas senyumanmu.
Jatuh cinta yang ketiga sempat kurencanakan. Namun hal itu kuhapus begitu saja kala melihatmu berbagi kasih dengan pemuda lain. Dari situ aku tersadar, kalau bahagiamu itu bukan denganku.
Aku sudah menulis puluhan surat untukmu, tapi tidak ada satu pun yang aku berikan padamu. Karena itu, surat ini akan menjadi surat pertama yang kuberikan padamu sekaligus surat terakhir yang kutulis untukmu.
Terima kasih untuk cinta yang pernah hadir. Bagiku, enam tahun itu waktu yang lama. Namun aku tidak akan pernah berpikir bahwa mencintaimu selama enam tahun itu sia-sia. Karena menurutku, mencintaimu selama enam tahun itu cukup menyenangkan.
Salam hangat,
Dari pemuda dengan syal biru.
Sempat Hadir - Epilog
― Beliung
――――
Halo, Beliung. Ini aku, perempuan yang sempat kamu suka selama enam tahun. Sebelumnya, aku mau minta maaf ke kamu; maaf karena aku nggak pernah peka sama perasaanmu selama enam tahun.
Aku turut bahagia atas kesuksesanmu sebagai penulis. Beberapa bulan lalu, aku beli bukumu yang berjudul Sempat Hadir. Suamiku bilang, buku ini rasanya diarahkan untukku. Aku memang tau penulis buku Sempat Hadir adalah kamu. Hanya saja, aku masih tak percaya jika seluruh isinya berisi tentangku.
Beberapa hari yang lalu, aku beli series buku Hadir mu yang terbaru. Yaitu buku yang berjudul Sedang Hadir. Tampaknya, kamu sudah menemukan cinta baru di dalam hidupmu, ya? Aku turut bahagia atas itu. Aku memang tidak kenal siapa itu Lilacia yang ada di dalam buku Sedang Hadir, tapi kurasa dia gadis yang baik, ya? Gadis yang memberimu makna kehidupan sebenarnya.
Dulu, teman-temanku selalu bilang, “Dicintai oleh Beliung itu benar-benar beruntung. Karena ketika kamu dicintai olehnya, kamu akan terus ditulis di dalam jutaan karyanya.” Aku pun merasa beruntung karena sempat dicintai olehmu, Beliung. Rasanya aku sangat bahagia ketika aku ditulis di dalam 210 halaman bukumu. Aku benar-benar beruntung.
Namun, menurutku Lilacia lebih beruntung karena sampai saat kini ia dicintai olehmu, dan dirinya pun kamu tulis di dalam 340 halaman bukumu. Lilacia; dia beruntung dan aku turut bahagia atas keberuntungan gadis itu.
Terima kasih untuk segalanya, Beliung. Aku harap, kamu bisa bahagia terus bersamanya. Jangan pernah menoleh ke belakang lagi, fokuslah ke depan dan raihlah tujuanmu. Aku hanyalah masa lalu, tidak perlu kamu pikirkan terus-menerus.
Salam hangat, dari perempuan dengan ikat rambut berwarna merah.
______
JIAKHH, BELIUNG
shshshhs beliung ini penulis, dia udah nulis 5 buku yang dijadiin series judul 'hadir'. 5 buku ini tentang perempuan yang pernah dan sedang dia cintai semua.
List buku Beliung:
Arti kehadiran - Beliung
Selalu Hadir - Bunda [Name]
Yang Hadir - Windy (adeknya)
Sempat Hadir - crushnya dulu
Sedang Hadir - Lilacia
ada yang mau ditanyain tentang beliung?
shdhshdh selanjutnya lilacia dulu deh, baru kristal. AAAA aseli aku butuh cowok modelan beliung
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top