05. Perbandingan
"Apa pendapatmu tentang Faya?"
Kalau ditanya seperti ini, kalian para readers akan menjawab bagaimana?
Blaze's First Daughter: Fayara Eldred atau Kanjeng Ratu Kerajaan Ayam Eldred
――――
Kalau kata orang-orang, Blaze itu beruntung karena anaknya cantik seperti ibunya. Walau mungkin sifatnya sedikit mirip dengannya, tapi wajah anaknya itu plek ketiplek seperti ibunya. Menurut para tetangga dan keluarga pun anaknya Blaze itu semakin tambah umur semakin cantik pula wajahnya. Blaze sendiri tidak menyangkal itu. Toh, dia malah bangga karena anaknya dipandang cantik oleh warga dan keluarga.
Akan tetapi ... tetap saja pastinya ada yang lebih cantik dari anaknya. Dari situ pula, muncul lah sebuah perbandingan.
Perbandingan antara anaknya dengan si sulung cantik dari keluarga sepupu.
Itu semua berawal dari Kristal yang datang ke rumah Blaze untuk mengantarkan barang Faya yang ketinggalan saat bermain di rumah Kristal. Sejak itu, warga bertanya siapa itu Kristal, dia itu siapanya Blaze, kira-kira kapan dia ke sini lagi, dan pertanyaan lainnya.
Kalau dari keluarga sih, tidak ada yang membandingkan. Baik Kristal maupun Faya, keduanya itu sama-sama cantik. Namun, ada sedikit perbedaan di antara mereka.
Selain cantik, Kristal itu sopan dan lembut seperti ayahnya. Coba tebak siapa ayah Kristal? Hehe. Sedangkan Faya, dia cantik tapi sedikit kurang ajar dan susah diatur. Kalau fakta yang ini, satu keluarga tidak ada yang menyangkalnya. Blaze juga tidak menyangkal tuh, karena itu memang benar. Karena itu, terjadilah perbandingan tentang sifat.
Seperti,
"Faya itu cantik, sih. Cuma lebih cantikkan Kristal nggak, sih? Beuh auranya tiap jalan tuh kayak ngajak nikah. Pantes Haize sempet suka."
"Ya dari segi manapun juga Kristal itu menang banyak. Nggak bisa lah dibandingin sama Faya."
Atau,
"Cantik sih dua-duanya. Tapi sayangnya Faya adabnya kurang. Pergaulannya juga begitu. Ya mungkin karena perbedaan tempat belajar."
"Iya ya. Kristal kan disekolahin di sekolah khusus perempuan, sudah gitu, sekolahnya juga internasional. Kalo Faya kan, cuma sekolah elit doang yang belum tentu pergaulannya bagus."
"Pernah denger, di sekolah Faya tuh pernah ada kasus hamil di luar nikah, loh. Ngeri banget gak sih?"
"Ih... Pantes Faya nya begini. Pak Blaze nggak ada niatan pindahin anaknya ke sekolah khusus perempuan kayak Kristal aja?"
Begitu dan lainnya.
Faya sih tidak begitu peduli. Hanya saja, makin ke sini makin ada saja bahan untuk dijadikan sebuah perbandingan. Kan Faya jadi sebal.
Seperti saat ini contohnya. Tadi pagi saat ingin berangkat sekolah, ada tetangga yang bertanya tentang Kristal. Apalagi kayak dipanas-panasin gitu. Kata tetangganya,
"Neng, jangan mau kalah. Dia lebih cantik tuh daripada kamu. Kamu jadi ada lawannya."
Ya emang sih, Faya akui Kristal itu lebih cantik dari dia. Namun, bisa nggak sih nggak panas-panasin kayak gitu? Faya jadi sebal. Apalagi dia sedang PMS. Sampai siang dia jadi sebal, deh.
Untungnya, Arva sadar akan hal itu. Karena itu kini Arva berada di ruang seni dengan bekal Faya di tangannya. Saat di kelas tadi, ia melihat bekal Faya tidak Faya bawa. Yang mana itu artinya gadis ini sedang ada masalah atau sedang sebal.
"Nih," Arva menyodorkan bekal milik Faya kepada sang pemilik. Setelahnya, ia ikut duduk di samping Faya. "Kenapa lagi?"
"Va...."
"Apa?"
"Gue mau marah-marah lagi boleh, gak? Gue mau teriak-teriak lagi boleh, gak?"
"Perasaan dari dulu lo suka teriak-teriak ke gue tanpa izin dulu, tuh."
"ISH LO JANGAN NAMBAH BIKIN GUE SEBEL."
"Siap, salah."
Aduh, Faya makin sebal. Namun, ia hilangkan sejenak rasa sebalnya pada Arva.
"Gue mau misuh-misuh tapi kali ini lo harus dengerin gue. POKOKNYA DENGERIN GUE MARAH-MARAH GAK JELAS ATAU APALAH!"
Arva mengerutkan keningnya bingung mendengar ucapan Faya, "Kapan gue gak dengerin lo? Gue selalu dengerin tuh tiap lo marah-marah gak jelas kayak gini."
"YAAA SIAPA TAU? kamu selalu diem aja tuh tiap gue marah gak jelas gitu. Kayak, bodo amat. Ah, lo gak peduli kan sebenarnya sama gue?"
Lah? Arva semakin tak mengerti, ini efek PMS atau apa? Kok sampai bawa-bawa yang lain.
"Kalo gue ga peduli, gue ga bakal bawain bekal lo ke sini. Kalo gue ga peduli, tadi pagi gue ga bakal telpon lo biar gak telat ke sekolah."
Hem, betul juga. Oke, Faya sedikit tenang.
"Va,"
"Apa?"
"Lo tuh pernah gak sih dibandingin?"
Arva menatapnya sebal, "Bodoh. Dipeduliin aja nggak pernah, gimana bisa dibandingin?"
"Lah, iya juga."
Apasih mereka berdua ini.
"Tapi jujur, JUJUR NIH YE JUJUR WALAU MUNGKIN TOPIKNYA GAK NYAMBUNG. Menurut lo, gue cantik gak?"
"... Lo mau jawaban serius atau bercanda?"
"Serius. Gue lagi sebel banget soalnya."
"Oh," Pemuda itu memberi jeda sebentar. Dia membuka plastik rotinya terlebih dahulu sebelum kembali melanjutkan, "Cantik."
Faya mengerjapkan matanya, "... Masa? Bohong ya lo biar gak gue tinju?"
"....? Gue jujur tuh ... katanya lo mau jawaban serius dulu. Yaudah cantik."
".... ??? ANEH."
"?? MAU LO APASIH?"
Arva yang tadi kalem jadi ikut emosi melihat Faya yang malah protes dibilang cantik.
"YAA ANEH?? MASA LO BILANG GUE CANTIK? GUE? CANTIK? MASA?? GAK PERCAYA KALO LO YANG BILANG!"
"Ya emang apalagi, sih? Lo emang cantik, kok. Kalo misal maksud lo mau marah-marah gak jelas itu karena lo habis dibandingin lagi sama Kak Kristal, ya menurut gue lo juga ada poin plusnya kok."
"Apaan poin plusnya?"
"Badut."
"JINGAN. KATANYA MAU SERIUS??"
"Serius apa?"
"SERIUS NGOMONG LAH,"
"Oh. Kirain mau serius ke jenjang berikutnya."
"Itu soon ya, sama Haize."
Jiakh.
Arva yang sedang mengunyah langsung menatap ke arah Faya, yang benar saja? Gadis di sebelahnya ini masih menyukai Haize di saat sudah jelas kalau pemuda itu menyukai Kristal?
"Fay..."
"Iya, gue tau kok si Haize itu gak minat sama gue. Minatnya sama Kak Kristal."
Ya, jujur saja. Kalau Faya itu laki-laki, dia pasti juga akan kepincut dengan Kristal. Habisnya, Kristal itu seperti gambaran sesosok perempuan yang paket komplit, alias sempurna. Sampai sekarang pun Faya bingung kelemahan atau kesulitan Kristal itu apa. Soalnya, hidupnya kelihatan lancar-lancar saja.
Waduh, Faya nggak tau aja kalo sebenarnya Kristal itu hidupnya― 🤭 oke, lanjut.
"... Haize itu kalo gue pikir lagi, dia ibarat Kak Kristal tapi versi laki-laki gak sih?"
"Ya mirip sih, cuma Haize masih ada Om Taufan nya dikit gitu."
"HAHAHA OM TAUFAN DIKIT GAK TUH―"
Tiba-tiba, Faya dijejalkan makanan yang merupakan bekalnya itu oleh Arva. Entah sejak kapan Arva membuka bekal Faya dan mengambil satu suapan untuknya.
"Makan dulu. Masalah banding-bandingan nggak usah dibahas dulu. Kalo kamu mau jawaban lebih serius dari tadi; menurutku kamu itu selain cantik juga perhatian. Nih, buka lagi mulut." sebelum melanjutkan kalimatnya, Arva kembali membuat suapan dan menyuapkannya kepada Faya setelah gadis itu selesai mengunyah suapan pertama.
"Kamu nggak bisa ngebuat semua orang seneng sama kamu, tapi kamu bisa memberi ruang kehidupan kepada setiap orang yang datang ke kamu. Omongan orang-orang itu nggak bakal pernah berhenti, jadi nggak usah diladenin. Yang ada, kamu bakal capek sendiri kalo ngeladenin, Fayara."
Selesai di situ ucapan Arva, Faya langsung kembali membuka mulut karena menyadari ada hal aneh selama Arva menasehatinya. Alias, Faya salah fokus.
"... Aku-kamu?"
"...?"
"Kenapa aku-kamu? Tumben banget, takut."
"... Apasih. Kata Bunda kalo mau ngomong serius sama perempuan mending pake aku-kamu biar lebih sopan. Biar lebih lembut juga katanya."
"... Asli, Va. Gue udah sering bilang gini ke lo. Cuma gue mau bilang lagi ke lo; siapapun istri atau pacar lo di masa depan nanti, dia bakal ngerasa beruntung banget sih pastinya. AH, GUE JADI SEDIH KAN MIKIRIN LO NANTI NINGGALIN GUE TERUS NIKAH."
".... Oke?"
______
habis ini mau bahas siapa hayoo? beliung kah? atau kristal? 👀
buat yang nggak tau, kristal itu anaknya glacier yang nomor satu. tbh, pas bikin series ini aku excited banget bikin desain kristal di kepalaku. aku gambarkan kristal itu sebagai sosok kakak atau eonni yang dewasa. kayak, tiap jalan aja dia tuh keliatan anggun terus berwibawa. dia juga nggak kuat tapi nggak lemah. alias biasa aja tapi vibesnya bangsawan. paham nggak? 😭
aku juga excited banget pas ngedesain aira, karena aira bener-bener ngingetin aku pas masih smp WKWKWK
besok aku up gentar 🙆♀️‼️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top