Pengakuan

"Pelaku sebenarnya adalah kau...

Shiriyu Opick!"

Semua mata melebar dan mulut menganga lebar. Mereka tak menyangka bahwa pelaku pembunuhan Miyami Novi adalah Shiriyu Opick.

"Ti-tidak mungkin.." ucap Karin lemas.

"Hahahaha.... Kau salah besar kawan," seru Opick mengelak.

"Dia tak salah!" Bela Seila dengan nada sedikit tinggi.

"Memang apa buktinya akulah pembunuhnya?" Tantang Opick.

"Botol obat tidur," jawab Huda tenang.

"Tch! Hanya sebuah botol obat tidur, kau menuduhku sebagai sang pelaku. Rendah sekali pikiranmu itu!" Hardik Opick tetap membela diri.

"Fufufu... Semakin menarik sekali," komentar Kumatobi malah asyik memakan popcorn.

"Lebih baik kau diam!" Bentak Fiki geram.

"Baiklah, tapi aku hanya mengingatkan kalian. Waktu tinggal satu menit lagi. Siapkan diri kalian untuk memilih." Ucap Kumatobi.

"1 menit lagi..." gumam Uli.

"Sial... sial... semakin mendesak saja," ujar Nico frustasi.

"Teman-teman kita harus tenang. Apakah benar tebakanmu itu, Huda?" Tanya Rifki meragukan.

"Dia benar!" Bela Vero. "Aku bukan membelanya, tapi fakta menunjukkan seperti itu." Lanjutnya.

"Hahaha... jangan-jangan kalian pelakunya." Tuduh Opick.

"Untuk apa aku harus membunuh si tukang berdoa itu?!" Sanggah Vero.

"Iya, kami tidak akan melakukan hal keji seperti itu." Elak Seila.

"Cih! Kalian terlalu munafik!" Hardik Opick.

Tap! Tap!

Suara langkah kaki mendekati Opick. Dan...

Bugh!!

Teguh memukul tepat di wajah putih Opick. Ia menatap Opick garang. "Kau masih perlu bukti? Aku menemukan botol ini di kamar milikmu, tepatnya di tas medis yang selalu kau bawa kemana-mana. Kau memiliki cukup banyak obat-obatan, termasuk obat tidur ini." Kata Yogi menjawab pertanyaan Opick tadi. Ia semakin menyudutkannya.

Opick pun terbangun. Ia mengelap darah dari mulutnya menggunakan sapu tangan. "Kau lancang sekali memasuki kamarku!!" Teriak Opick emosi.

"Memang kenapa? Kumatobi sendiri memperbolehkan kita memasuki ruangan apapun termasuk kamar milikmu." Balas Teguh menyeringai tipis.

"Kau tak bisa berkutik lagi!" Seru Huda tegas.

Opick menundukkan kepalanya dan tertawa keras. "Hahahahahaha...."

"Dia sudah gila," komen Nico.

"Kau sudah tak bisa lagi mengelak. Sudah sangat jelas bukti-bukti yang kami temukan." Sahut Seila.

"Hahaha..." tawa Vero penuh kemenangan.

Diane dan Karin saling memeluk satu sama lain. Lusian memandang Opick penuh kebencian. "Dasar pembunuh!" Ejek Lusian.

"Ternyata kau yang telah menjebakku. Takkan ku maafkan!" Kata Aldo kecewa dan terasa lega.

"Lebih baik kau menyerah saja," ucap Oriza pelan. Cekrek! Ia memotret Opick untuk terakhir kalinya.
.
.
.
.

"Iya-iya kalian semua memang benar! Akulah yang telah membunuh pengkhianat itu!" Ungkap Opick jujur akhirnya.

"Mengapa kau membunuhnya?" Tanya Rifki penasaran.

"Mengapa kau bilang? Aku sudah tak tahan tinggal di sini. Saat aku mulai terpuruk, Novi mendekatiku dan mengajak diriku untuk membunuhmu!" Kata Opick menjelaskan. Ia juga menunjuk ke arah Aldo.

"Apa salahku apa kalian?" Tanya Aldo sedih.

"Entahlah... Aku tak tahu pasti apa alasannya. Saat itu yang terpenting untukku dapat bebas dari neraka ini!" Teriak Opick kencang.

"Lalu kenapa kau menyebut Novi pengkhianat?" Tanya Huda pelan. Ia mengerti akan posisi Opick yang menyedihkan itu.

"Pada waktu itu..." jawab Opick mulai bercerita tentang tragedi pembunuhan sebenarnya.
.
.
.
.

Flashback On

Tanggal 1 Agustus 2017

Opick sedang berdiam diri di dalam kelas. Ia merasa terpuruk saat itu setelah melihat cuplikan video tentang keluarga dan teman-temannya.

Lalu Novi datang menghampirinya. Ia juga seperti dirinya. Sangat merasa terpuruk dan menyedihkan. Tiba-tiba Novi mengajak Opick untuk bekerja sama keluar dari tempat ini.

"Maukah kau bekerja sama denganku untuk keluar dari neraka ini?" Tanya Novi tanpa adanya beban.

"Hmm... iya, aku terima ajakanmu itu." Jawab Opick yang sudah tak tahu harus berbuat apalagi. Yang dia inginkan hanya satu, yaitu bertemu dengan kembali keluarganya tercinta.

Novi tersenyum puas. "Kita akan membunuh salah satu dari mereka." Ucapnya tenang.

"Membunuh katamu? Apa kau yakin?" Tanya Opick terkejut bukan main.

"Iya, aku yakin sekali. Kita akan membunuh yang paling terlemah menurutku." Jawab Novi santai.

"Siapakah dia?" Tanya Opick sekali lagi.

"Aldo!" Jawabnya bulat.

Ia memiliki rencana untuk membunuh salah satu dari kalian. Kami pun memutuskan untuk membunuh Aldo yang terlihat lemah.

Kami bertemu kembali pada malam hari dengan barang-barang yang sudah di siapkan untuk membunuh Aldo. Mulai dari tali tambang, obat tidur dan secarik kertas.

"Apa kau yakin?" Tanya Opick memastikan. Ia masih ragu untuk melakukan perbuatan seperti ini.

"Iya!" Jawab Novi cepat.

Novi pun mengetuk pintu kamar Aldo. Sepertinya ia belum tertidur. Novi menyelipkan sepucuk surat untuknya di bawah celah pintu bagian bawah. Setelah target dipastikan memakan umpan. Kami bertemu kembali di kelas.

Saat aku izin sebentar untuk ke toilet. Aku kembali lagi dengan wajah penuh keyakinan bahwa hal ini akan terjadi dengan mudah. Tetapi aku mendengar ia berbicara sesuatu hal yang membuatku geram, kecewa, dan marah. "Kau!!!"

"Tuhan, maafkan diriku ini. Aku akan membunuh seseorang dengan tangan orang lain tentunya." Jeda Novi.

"Hahaha... Tetapi mau saja lelaki itu dibodohi olehku. Tentu saja setelah aku membunuh Aldo. Aku pun juga akan membunuhnya. Tak mungkin bila salah satu dari kita bisa keluar dengan selamat. Harus ada satu korban yang di singkirkan yaitu kau... Opick." Kata Novi tertawa licik. Ia memeluk erat kitab sucinya.

Opick yang sudah merasa dikhianati menyusun rencana baru untuk membunuh Novi dan membuat Aldo dituduh sebagai tersangka. "Aku akan bermain licik sepertimu... Tunggu saja 😊."

Di kantin...

Aldo telah datang duluan pukul 11 malam. Ia terlihat ketakutan sekali. Novi pun muncul. Ia menghidangkan minuman 2 cangkir ocha untuk Aldo dan dirinya.

"Ada apa kau mengundangku kemari?" Tanya Aldo to the point.

"Aku hanya ingin mengajakmu untuk dapat keluar dari tempat ini." Jawab Novi. Lalu ia meminum ocha.

Tiba-tiba Aldo merasakan pusing di bagian kepalanya. "Ke--kepala pusing sekali..." ucap Aldo. Ia pun tak sadarkan diri.

"Hahaha... dasar bo--" kata Novi terpotong. Karena ia juga merasakan hal yang sama di alami oleh Aldo. Ia pun ikut tak sadarkan diri akibat efek dari obat tidur yang telah dicampuri oleh Opick.

Opick keluar dari tempat persembunyiaannya. Saat ia akan membawa tubuh Novi. Sebuah benda tajam terjatuh. Ia pun mengambilnya. "Kau sudah merencakan membunuhku dengan pisau ini rupanya. Tetapi akulah yang akan mengakhiri nyawamu itu, hahaha..." ujar Opick licik. Ia sudah dipenuhi rasa dendam pada dirinya.

Lalu aku tusuk dada kiri Novi sebanyak 2 kali di tempat berbeda. Namun, tetap pada bagian jantungnya. Setelah puas aku menusuknya, aku mengikat tali tambang di lehernya. Dan aku mengikat sisi tali tambangnya lainnya pada salah satu dinding di kantin. Ia tarik kuat tali itu hingga Novi sudah menggantung sempurna di atas langit-langit kantin.

"Selanjutnya membereskan kekacauan ini dan menghilangkan barang bukti." Ucap Opick. Ia mencuci kedua cangkir bekas ocha tadi. Lalu membawa Aldo kembali ke kamarnya. Seakan tidak terjadi apa-apa. Setelah di rasa beres, aku kembali ke kamarku dan tidur terlelap seperti yang lain.

Flashback Off
.
.
.
.

Setelah mendengar pengakuan dari Opick. Mereka mengutarakan emosi masing-masing berbeda. Ada yang menangis, kesal, sedih dll.

"Kau pun ceroboh karena telah meninggalkan pedang katana milikmu yang digunakan untuk membunuh Novi." Sahut Lusian.

"Aku mengetahui pedang samurai itu, saat aku melirik sedikit ke arah kamarmu yang terbuka." Tambah Aldo.

Opick hanya bisa meratapi nasib dan perbuatannya itu. Ia tak menangis, namun ia merasa kecewa dan sedih.

"Baiklah waktu telah habis. Saatnya untuk pemilihan di mulai..." ujar Kumatobi.

Semua telah kembali berada di posisi masing-masing. Keempat belas anak berbakat ini memilih salah satu dari mereka yang merupakan pelaku pembunuhan, Miyami Novi.

"Fufufu... suara kalian telah masuk. Saatnya mengetahui siapa pembunuh dari Miyami Novi, Super Akja God Hand..." lanjut Kumatobi. Ia memukul bel merah yang berada di singgah sananya menggunakan palu.

Tett!!!

Monitor berukuran sedang yang berada di ruangan itu berputar cepat. Lalu mulai berhenti dan menampilkan wajah Opick di layar monitor.

"Tepat sekali! Pembunuhan Miyami Novi ialah Shiriyu Opick, Super Akja Paramedic." Ucap Kumatobi senang. "Waktunya hukuman di mulai..." lanjutnya menyeringai lebar.

"Tidak! Aku tidak mau!!!" Teriak Opick mencoba lari dari tempat itu. Namun, sia-sia saja. Karena pintu besi yang berada di kanan ruangan terbuka. Lalu muncullah sebuah tangan pengait besi yang memanjang dan menyeret tubuh Opick masuk ke dalamnya.

"Tolong aku!!!" Teriak Opick untuk terakhir kalinya. Mereka hanya diam memandang Opick seperti itu. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa untuknya.

Brak!!

Pintu besi telah tertutup. Layar monitor kembali menanyangkan suatu tulisan. 'Shiriyu Opick! Game Over!'

Tertampang video live yang menampilkan Opick di suatu ruangan yang cukup gelap. Terlihat Opick merasa bingung berada di ruangan apa.

"It's Show Time!"
.
.
.
.
.

Bersambung... 😂

Akhirnya pelaku pembunuhan sudah terungkap. Apakah hukuman yang akan dilakukan oleh Shiriyu Opick, Super Akja Paramedic. Bagaimana kondisi ketiga belas murid berbakat lainnya? Saksikan di chpater selanjutnya... 😊😀😉

Selamat membaca! 😎

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top