Sweetheart
[SasuNaru]
______________________
Naruto menghela nafas frustrasi. Paginya yang indah harus ia korbankan demi seseorang yang tidak ada penting-pentingnya sama sekali.
Dirinya bukan orang kaya, ia harus hidup berhemat! Dan dalam sekejap, dirinya telah mengosongkan uang simpanannya hanya untuk satu bekal!
Hebat sekali.
"Sial! Aku bisa gila!"
Naruto menatap tak berdaya kotak bekal mewah yang mengundang untuk disantap.
Sial, dirinya saja belum pernah memakan makanan mewah ini, masa dirinya harus menyerahkan kotak bekal ini pada orang yang tidak penting sama sekali?
Naruto segera menutup kotak bekal itu lalu membungkusnya dengan kain─sebelum ia khilaf lalu melahap habis makanannya.
.
"Nafsu makanmu bertambah ya, Naruto?" tanya Kiba.
Senyum Naruto luntur seketika.
Wajah Naruto kembali menghitam, ketika mengingat berapa lembar uang yang harus ia keluarkan.
"Bukan seperti itu, Kiba!" Naruto mengerang frustasi.
Kiba membuka mulutnya, hendak mengatakan sesuatu.
"Jangan berkata apapun."
"Na─"
"Jangan berbicara, Kiba."
"Tapi─"
"Aisshh, jangan mengajakku bicara dulu."
Kiba yang sudah tak tahan kalimatnya dipotong terus-menerus pun langsung menarik telinga Naruto.
"Yaak! Sakit, Kiba! Aihhh," Naruto menatap sengit Kiba seraya menggosok lembut telinganya.
Kiba menatap datar Naruto, "Kau dipanggil Uchiha-sensei."
Tubuh Naruto langsung mengeluarkan aura hitam begitu mendengar nama sialan yang diucapkan Kiba.
"Pura-pura saja tidak dengar," Wajah Naruto benar-benar keruh sekarang.
"Sungguh tidak sopan."
Naruto terdiam sejenak, "... Kiba, sejak kapan suaramu berubah?"
"Kau benar-benar tidak sopan Namikaze Naruto. Begitukah caramu berbicara kepada gurumu?" ucap datar Uchiha Sasuke, tangannya bersedekap dengan mata yang menatap Naruto lurus.
Naruto, "......"
Mendadak Naruto ingin izin membolos sekolah hari ini.
Sasuke menatap Naruto yang terdiam, lalu melirik kotak bekal yang berada di atas meja Naruto.
"Ke ruanganku sekarang," ucap Sasuke seenak jidatnya.
Cih.
Dengan enggan Naruto mengekori Sasuke, tak lupa membawa kotak bekal makan siang.
.
Naruto hanya bisa menatap nanar makanan mewah buatannya yang sedikit demi sedikit masuk ke dalam mulut Sasuke.
Betapa lezatnya, hiks.
Di dalam keheningan ruang Sasuke, perut Naruto berteriak minta diisi.
"Kau lapar, Naruto?" tanya Sasuke tak acuh.
"Sialan! Demi bekal sialan itu, aku harus merelakan sarapanku, tahu! Bahan makanan yang aku punya tidak sebanyak itu, sensei! Aku juga harus berhemat, dan dalam sekejap, sensei berhasil menggilas habis uang tabunganku!"
Lupakan soal sopan-santun, orang di depannya lebih tak punya sopan-santun.
Memaksa muridnya membuat bekal. Keterlaluan memang!
"Kau sudah kuberi Kartuku, bukan? Kenapa tidak menggunakannya? Salahmu sendiri," ucap Sasuke dengan entengnya.
"Orang ini... Sensei pikir aku membeli bahan makanan dimana?" Naruto menggertakkan giginya.
"Pasar tradisional! Mau digosokkan kemana kartu sialan itu? Di neraca? Cih! Kartu sensei sama sekali tak berguna! Harusnya sensei memberi uang saja, bukan benda kotak tak berguna!" lanjutnya, menumpahkan uneg-unegnya yang ia simpan sedari kemarin.
"Kau harus menggunakan IQ minusmu, Naruto."
"Jangan menyerang IQ milikku!"
Sasuke berdecak, "Kau bisa berbelanja di swalayan."
"Dasar orang kaya boros!"
"Sampai kapan kau akan berteriak? Tidak mau makan?"
Tanpa menunggu lagi, Naruto segera menarik kursi dan duduk di depan Sasuke. Merebut sumpit di tangan Sasuke dan mulai menyuapkan makanan ke mulutnya dengan tidak sopannya.
Pura-pura saja orang di depannya tidak ada.
"Makanan buatanmu cukup enak, kau bisa menjadi istriku."
Tangan Naruto terhenti, "TIDAK, TERIMA KASIH, AKU MENOLAK! Aku bisa jatuh lebih miskin jika menikah dengan sensei!"
.
Naruto terkekeh geli begitu dirinya mengingat moment manis bersama sensei-nya yang sekarang resmi menjadi suaminya.
"Kenapa kau berdiri di luar, Sayang? Di luar sangat dingin, kau tidak takut IQ-mu akan bertambah minus?"
Orang ini benar-benar sialan!
Sasuke terkekeh puas karna berhasil menggoda istrinya. Segera, ia mencuri sebuah kecupan di bibir istrinya lalu kabur.
Dan tak lama kemudian, suara melengking Naruto terdengar.
-----------------------
[SELESAI]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top