???? sebelas????
Kedua orang pembersih itu akhirnya pergi, Reina berhasil kembali keatas. Tapi, ia kembali tak bisa melewati bagian bawah gedung. Terlihat sudah mulai ramai. Jadi ia memutuskan akan melompat kegedung sebelah.
"Aakhh!"
Tumpuan pada kakinya tak benar. Jadi sedikit tergelincir. Menyebabkan kaki dan pinggul kanannya terasa sakit.
***
Daniel berjalan ke lantai bawah karena ia memanggil Reina namun gadis itu sama sekali tak menyahut.
"Aish, dipanggil nggak denger--" gerutu Daniel.
Tapi, ia melihat Reina yang terbaring didepan pintu kamarnya. Daniel berjalan perlahan karena ia tak mempercayai jika gadis itu benar-benar pingsan.
Ia menghampiri Reina dan menggerakkan tubuh Reina dengan kakinya. "Berhenti main-main,"
Reina masih tak bergerak. "Pingsan beneran?"
Daniel, berjongkok dan mengecek tubuh reina ia memegang kening Reina. "Demam,"
Kemudian, mengangkat ia membopong tubuh Reina. Daniel berjalan ke kamar. Tapi kemudian ia berjalan lagi keluar dan menidurkan Reina di sofa ruang tengah.
Ia berlari mengambil handuk dan air untuk menyeka keringat Reina. Setelahnya ia kembali dan mulai mengompres san menyeka Reina.
Daniel menatap Reina dengan bingung. Ia penasaran apa yang terjadi.
Beberapa saat kemudian tekan tersadar. Reina memejamkan matanya lagi. Karena merasakan tubuhnya yang sakit.
"Kamu nggak apa-apa kan?" Tanya Daniel.
Reina mengangguk, "aku pulang dulu." Ucap Reina kemudian berdiri, tapi ia segera duduk kembali karena bagian tubuh nya yang sakit. Ia memegangi pinggang sebelah kanannya.
Daniel memperhatikan, "kaki kanan kamu kenapa?"
"Nggak apa-apa, aku pulang." Reina kembali berdiri dan memaksakan dirinya berjalan.
Daniel menatap Reina yang makin terlihat pincang. "Biar aku anterin," Daniel setamgah berlari dan memegang tangan Reina dan menahan langkahnya.
Reina melepaskan tangan Daniel. "Nggak usah terlalu baik nanti aku jatuh cinta sama kamu," ucap Reina asal.
Daniel terdiam kemudian melepaskan genggamannya.
Reina tersenyum, dan mendekatkan diri ke Daniel. Mengarahkan wajahnya mendekati wajah Daniel. Daniel membulatkan matanya heran.
"Wa-wae?"
Reina tersenyum, "gomawo," kemudian menjauhkan wajahnya.
Daniel menghela nafas. Ia menahan nafasnya ketika Reina mendekatkan wajahnya.
Reina berjalan keluar dengan tertatih. Namun ia berusaha menahannya. Belum keluar dari apartemen Daniel menahannya.
"Biar aku anterin."
Daniel menatap Reina.
"Udah aku bilang--,"
"Jangan bawel, aku nganterin kamu karena bentuk iba antara manusia dan manusia."
Reina menatap kesal. "Oke--- manusia,"
***
Woojin, Jihoon dan Daehwi sedang asik menonton televisi di ruang tengah. Tapi, Woojin terlihat gelisah karena nunnanya belum juga pulang sampai sekarang. Aku
Jihoon dan Daehwi menatap dengan heran.
"Kenapa si Hyung?" Tanya Daehwi.
"Nuna ku kok belum pulang?" Woojin.
Jihoon dan Daehwi hanya menaikkan bahu mereka.
"Coba telepon Jin," ucap Jihoon.
Woojin mengambil ponselnya kemudian menghubunginya ponsel Reina.
"Nggak diangkat." Ucap Woojin.
Jihoon berdiri dan mengambil jaketnya, ia kemudian menarik Woojin.
"Kemana?" Tanya Woojin.
"Cari, Reina nunna," ucap Jihoon.
"Iya cari kemana?" Tanya Woojin.
"Ke tempat biasa dia main, atau kemana gitu." Jawab Jihoon.
"Kok, kamu mendadak jadi gitu Hoon?" Tanya Woojin sambil menatap Jihoon curiga.
"Gitu gimana?" Tanya Jihoon heran.
"Kamu kenapa mendadak jadi khawatir sama Reina nunna?" Selidik Woojin.
"Geunyang,"
Woojin menghela nafasnya. "Nunna aku itu emang cantik Hoon, cuma aku mohon jangan suka sama dia. Dia itu----," Woojin menggaruk kepalanya.
"Kenapa dia?" Tanya Jihoon curiga.
Daehwi berlari menghampiri bisa berharap Woojin tak mengatakan jika Reina nunna adalah seorang Sasaeng.
"Ayo kita cari aja Hyung,"
Daehwi menarik Jihoon dan Woojin keluar.
"Kasih tau dulu dia apa?" Tanya Jihoon.
"Sasaeng," jawab Woojin.
Daehwi berdecak kesal karena akhirnya dia memberitahu Jihoon. Padahal waktu itu Woojin bilang jika itu adalah rahasia mereka berdua.
"Mwo?"
***
Daniel dan Reina ada didalam mobil Daniel. Reina hanya terdiam dan menatap ke depan.
Daniel menatap Reina sesekali ia penasaran mengapa gadis ini mendadak menjadi pendiam.
"Jangan ngelirik nanti suka bahaya," celetuk Reina sambil tetap menatap ke depan.
"Cuma heran biasanya kamu jadi cewek yang over,"
"Ada kalanya yang over itu kehabisan tenaga buat jadi over. Atau bisa aja yang over itu untuk ngelupain beban pikiran. Ada juga yang over itu adalah cara dia buat bahagia." Reina Kemudian menatap Daniel. "Menurut kamu aku yang mana?"
Daniel menatap heran, "kamu kehabisan tenaga buat jadi over," jawab Daniel.
"Susah aku duga kamu akan jawab itu," ucap Reina dan kembali menatap kedepan.
"Salah?" Tanya Daniel lagi.
Reina menggeleng. "Nggak salah, kamu bebas berpendapat kok. Berargumen kan nggak mungkin salah. Siapa yang bisa menyalahkan sebuah argumen?" Lagi-lagi Reina menatap Daniel dan tersenyum. Senyum yang ia paksakan. "Kamu pernah dengar nggak? kisah Putri duyung yang di paksa jadi manusia, karena orang tuanya menabur racun dilautan?"
Daniel menggelengkan kepalanya. "emang ada?"
"Ada,"
"Gimana ceritanya?" Tanya Daniel.
"Emang kamu mau denger?" Tanya Reina.
Daniel mengangguk,
***
Jihoon, Woojin dan Daehwi berada di depan parkiran. Saat itu mobil Daniel berhenti di depan pagar.
"Daniel Hyung?" Gumam Woojin.
Semua menghampiri mobil Daniel. Tapi mereka terkejut ketika yang keluar adalah Reina.
"Loh, jin?" Tanya Daniel pura-pura baru mengetahui jika dirumah itu ada Woojin.
"Hyung, kok sama nunna?" Tanya Woojin.
"Nunna?" Tanya Daniel seolah-olah bingung.
"Itu nunna aku," kata Woojin sambil menunjuk Reina.
"Ah, tadi aku ketemu di halte, dia pingsan." Ucap Daniel.
Woojin berlari menghampiri Reina. "Nun kok pingsan?"
"Aku latihan parkour terus tumpuanku nggak bener," jawab Reina.
Woojin berjongkok didepan Reina. "Sini nun aku Gemblok,"
Reina tanpa ragu segera naik ke gendongan Woojin.
"Makasih ya Hyung,"ucap Woojin.
"Iya aku balik ya jin,"
"Makasih Hyung,* ucap Jihoon dan Daehwi kompak.
Daniel mengangguk kemudian kembali masuk kedalam mobilnya.
Didalam mobil ia memikirkan cerita yang diceritakan Reina. "Cewek aneh, biarpun dia bilang itu dongeng. Tapi ketauan banget itu tentang dia."
Daniel menghela nafasnya. "Reina---" gumamnya ia mulai penasaran dengan gadis Sasaeng itu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top