EPILOGUE
Kami, Bangtan akan semakin tua. Makin lama umur meningkat. Kami akan menikah dan mempunyai anak. Sama juga dengan ARMY. ARMY akan mengalami fase dewasa dan menikah.
Masa itu akan tiba, yaitu persembahan terakhir, Bangtan bomb yang terakhir, konser terakhir, teasing fans yang terakhir, dan juga pelukan berkumpul yang terakhir bagi kami, BTS.
Tahun-tahun yang indah untuk kami telah berlalu, entah sudah berapa lama kami mencintai kalian, melihat tawa dan mendengar lagu kalian. Kini aku sadar seberapa banyak kita tumbuh bersama.
‘Jadi ini persembahan terakhir dan konser terakhir yang pernah kau bicarakan dulu?’
Aku menatap luas langit malam yang melindungi stage konser tersebut, stage beratapkan langit malam yang dipenuhi bintang dan bulan yang bersinar menerangi puluhan ribu manusia yang kami sebut dengan ARMY.
‘Akhirnya mimpi kalian lainnya terwujud.’ ucapku dalam hati dengan senyuman yang terukir dari bibirku.
Kami semua bersorak riuh menunggu konser terakhir dari tujuh lelaki dewasa yang telah menjadi inspirasi kami dan telah mengubah hidup kami. Dengan kuat aku memegang army bomb dan menyanyikan lagu Spring day bersama dengan ribuan ARMY lainnya, memberikan hadiah terakhir yang paling indah untuk mereka.
Tak selang beberapa lama, sebuah intro diputar, yang biasanya dimulai dengan lagu dengan beat cepat konser tersebut terasa berbeda. Instrumen ringan sebuah lagu memulai konser tersebut, vcr-pun mereka tampilkan dengan foto sekumpulan remaja polos yang tersenyum dengan dandanan swag hingga pada foto-foto selanjutnya yang memperlihatkan bahwa mereka telah tumbuh dewasa.
Lalu satu persatu dari mereka muncul dari bawah panggung, teriakkan kami semakin kencang dengan ayunan ARMY bomb yang berbeda dari biasanya.
Teriakkan fanchant-pun dimulai selaras musik yang mulai mengalun.
KIM NAMJOON!!
KIM SEOK JIN!!
MIN YOONGI!!
JUNG HOSEOK!!
PARK JIMIN!!
KIM TAEHYUNG!!
JEON JUNGKOOK!!
BTS!!
Terus kami ulang sampai mereka mulai bernyanyi. Aku melihat satu persatu wajah mereka, masih wajah yang sama seperti pertama kali aku bertemu dengan mereka. Lesung pipit yang masih berada di pipi namjoon, bahu lebar yang sama, bibir yang selalu terbentuk hati ketika tersenyum, pipi yang merah merona secara alami, senyuman kotaknya, otot-otot yang selalu terjaga seperti dahulu, dan senyuman yang paling kuingat, senyuman paling terang yang pernah kulihat dengan tatapan polosnya yang penuh dengan rasa cinta.
Tak ada satupun yang berubah dengan pahatan wajahnya, kulit pucat tersebutpun masih sama, aku tersenyum lebar ketika wajahnya terpampang pada layar LCD. Terlihat dengan jelas sesuatu yang membuatku ingat akan masa lalu dan membuat bibirku mengembangkan sebuah senyuman.
…
“Oh iya, oppa aku punya hadiah untukmu.”
Dengan terpaksa ia melepas pelukan kami, aku mengeluarkan sebuah kotak berwarna kuning dari tasku.
“Ini,” ucapku tersenyum lebar.
Ia membuka kotak tersebut dengan penuh antusias.
“Ahh, apa ini??” ucapnya sedikit heran melihat benda tersebut.
“Itu earphone.”
“Iya aku juga tau tapi lihat kenapa ada gambar kumamon disitu, ahh ini kan bukan styleku.”
Ia terlihat merajuk sambil mengerucutkan bibirnya. Hahaha, yang mana yang ia sebut dengan bukan "styleku" bahkan sekarang ia terlihat lebih menggemaskan dari gambar kumamon disitu.
“Aish, kan kamu sendiri yang bilang kalau kamu suka kumamon, sudahlah terima saja.”
“Eh, baiklah-baiklah karena ini hadiah darimu aku akan menyimpannya dengan baik, aku tak akan melupakan hadiah pertamamu.”
“Jangan disimpan saja oppa!! aku ingin suatu hari nanti kau mengenakan earphone ini saat konser.”
“Yaa tidak mau, bisa-bisa aku gagal swag kalau pakai ini.”
“Pokoknya harus pakai!” ucapku lebih keras.
“Tidak mau!!” timpalnya.
“Harus pakai!” ucapku tak kalah.
“Tidak!!”
“Pakai!!”
“Tidak!!”
“Tidak pakai!!”
“Pakai!! eh”
“Yeay deal, jangan lupa janjimu ya, kau harus memakainya saat konser nanti.” ucapku sambil tertawa puas melihatnya yang tak terima.
…
Air mataku mulai menetes melihatnya, ‘Ah, ternyata kau masih menyimpan janjimu Yoongi oppa, terimakasih.’
Konserpun berjalan dengan lancar, euphoria dan semangat yang mengalir terlihat ratusan kali lebih kuat dari biasanya. Suara mereka yang terdengar jauh lebih indah dari sebelumnya, gerakan tarian mereka yang terlihat lebih sempurna dari sebelumnya, mereka berhasil membuat kami bangga.
Sampai di penghujung konser mereka berjejer di depan stage sambil menatap puluhan ribu cahaya army bomb yang terus bergoyang dan bersinar dengan indah. Merekapun terlihat sangat bangga menatap kami.
“ARMY!! apa kalian bersenang-senang malam ini??!!” ucap leader dari BTS dengan lantang.
“Ne!!!”
“Aku tak mendengar suara kalian, apa kalian bersenang-senang malam ini??!!!”
“Neee!!!!”
“Apa kalian terkejut kami membawakan Born Singer?”
“Sudah sangat lama sejak terakhir kali kami menyanyikan lagu tersebut, dan mungkin ini kali ketiga setelah konser Wings tour dulu, sekarang semuanya terasa jauh lebih bermakna,” ucap JHope.
“Ya hyeong, aku masih mengingatnya dengan jelas bahkan aku menangis dulu.”
“Memangnya tadi kau tidak menangis Jungkook-ah.” ucap pria kecil di sampingnya.
“Kami mulai di AX, lalu Olympic hall, lalu di Gocheok dan sekarang kita bisa tampil di stage yang terbuka, ah ternyata kalian masih jauh lebih indah dari pada bintang-bintang dilangit sana. Hari ini juga adalah hari yang baik untuk kita jadi seharusnya kami hanya mengatakan hal yang bahagia.
Tapi konser hari ini .. iya.. aku tidak bisa menahannya, semuanya membuatku memikirkan masa lalu.”
Aku dan ribuan ARMY lainnya terdiam menangis saat Suga mengucapkan hal tersebut.
“Ahh, ternyata ini benar-benar yang terakhir, kurasa kita sudah berjalan melalui banyak hal bersama. Dengan kalian yang terus bersorak untuk kami, aku merasa sangat bangga sampai akhir hari ini, terimakasih banyak karena terus bersama dengan kami, aku mencintai kalian.” Ia memamerkan senyuman khasnya yang membentuk tanda cinta untuk kami, aku tak tahan mendengar ucapan salam perpisahan darinya.
Seseorang dengan kepribadian secerah matahari bagi kami.
“Aku sangat bersyukur musik kami telah didengarkan sangat lama, dan bahkan sampai sekarang kita bisa menunjukkan musik kita pada begitu banyak orang. Terimakasih banyak, semoga hari terakhir ini bisa menjadi awal hari yang penuh senyum bagi kalian. Aku sangat senang tapi tidak tau kenapa air mataku terus saja mengalir, terimakasih untuk semua fans kami. Aku cinta kalian!!” Jin memberikan flying kiss terakhirnya, ia pun menunjukkan sebuah gambar hati yang sangat besar di layar LCD.
Hati yang sangat besar bertuliskan ARMY ditengahnya sebagai penutup heart event.
“Ahh, aku yang terakhir ya?” ucap seorang pemuda dengan kulit pucatnya.
“Eeumm, konser terakhir hari ini membuatku teringat seperti kilas balik pertemuan pertama kita, terasa sangat tiba-tiba namun memberikan kesan yang mendalam. Sejak pertemuan pertama aku terus memikirkan kalian, setiap malam bahkan saat aku jauh dari kalian yang kupikirkan hanyalah senyuman kalian yang kulihat pertama kali. Bahkan kalian yang terus menjadi sumber inspirasi untuk lagu-lagu kami.” Suga terdiam sejenak menatap kearah kami, ia mulai meneteskan air matanya.
“Senyuman yang selalu mengembang ketika bertemu dengan kami, kadang tingkah ceroboh kalian yang selalu membuat kami tertawa, aku masih mengingatnya. Aku pikir inilah saatnya mengatakan selamat tinggal pada masa lalu, walaupun aku sendiri masih bingung apa yang akan aku lakukan setelah ini? Namun setelah kembali bernyanyi untuk kalian hari ini, aku jadi tau tujuanku. Aku akan terus menemui kalian semua, melihat senyuman kalian, saling berbagi perasaan yang sama seperti dulu. Aku harap cinta kita tidak akan berubah setelah satu tahun atau tahun-tahun selanjutnya, mari kita saling berdoa dimanapun kita berada nanti, kita akan terus bahagia.”
“Aku sangat bersyukur, sekali lagi ARMY!!! aku mencintai kalian.”
Tangisan kami semua makin tak terbendung, sinar dari army bomb berubah menjadi ungu. Alunan lagu spring day diputar menandakan penutup persembahan terakhir mereka.
Mereka bertujuh berjalan beriringan kedepan panggung, dengan air mata yang terus mengucur mereka bersujud di depan kami seakan mengucapkan jutaan terimakasih.
…
Aku menatap pantulan bayangan diriku di depan cermin toilet, mataku masih sembab mengingat pertemuan terakhir kami. Aku juga sangat-sangat bersyukur telah mengenal kalian, kalian telah mengubahku semakin dewasa.
Sekarang aku bahagia.
Aku berjalan keluar dari toilet, namun seseorang kembali menabrak tubuhku tak sengaja. Seakan memory di masa lalu kembali terulang.
“Eeeum, maaf.."
"Maaf membuatmu menunggu terlalu lama Yui.”
Kurasa sebuah cinta yang tulus tetap akan kembali pada tempatnya, sekarang aku akan terus menggenggam tanganmu bersama.
.
.
.
.
.
.
.
THE END
📷
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top