CHAPTER 7

  Hari ini aku berada dalam perjalanan kembali ke Korea, setelah tur panjang di Jepang akhirnya aku bisa pulang dan berisirahat.

Selama di pesawat yang kulakukan hanyalah tidur dengan earphone yang terpasang di kedua telingaku, sekitar tiga jam akhirnya kami sampai di dorm BTS.

Awalnya aku berniat untuk kembali tidur, namun aku teringat dengan sosok wanita yang akhir-akhir ini menjadi sumber inspirasiku dan satu-satunya wanita yang mungkin mengisi hatiku.

Aku mengurungkan niatku untuk tidur dan beranjak keluar untuk menemuinya, kali ini aku akan memberanikan diriku untuk menemuinya.

Aku mengambil mantel hitam dan mengenakannya sekaligus dengan masker dan topi yang berwarna senada.

"Hyeong kau mau kemana?" Tanya Jimin.

"Aku hanya ingin melihat keadaan Korea tanpaku sebentar." Jawabku sekenanya.

"Eehh.. yasudah hati-hati jangan pulang terlalu larut."

Aku beranjak keluar dari dorm kami, dan pergi menuju kampusnya.

"Jiminie, Suga pergi lagi?" Tanya member tertua BTS yaitu Kim Seok Jin.

"Iya hyeong."

"Kau tidak bertanya dia akan pergi kemana?"

"Iya, dia bilang dia hanya mau berjalan-jalan saja."

"Hhmmm baiklah."

Seokjin agak khawatir dengan Suga akhir-akhir ini, dia jadi lebih sering berpergian setiap berada di Korea.

Aku harus membicarakannya nanti setelah ia kembali.

...

Sekarang aku berada di depan kampusnya, dan yang harus aku lakukan sekarang cukup menunggunya seperti biasa dan berjalan mengendap-endap di belakangnya, aku harus menunggu waktu yang tepat untuk bertemu dengannya.

Jam sudah menunjukkan sekitar pukul lima sore.

'Kurasa sekarang sudah waktunya ia pulang.'

Benar saja tidak selang beberapa lama aku melihat sosoknya, sosok wanita yang mengalihkan perhatianku akhir-akhir ini.

Kali ini ia mengenakan mantel panjang berwarna coklat dengan topi berwarna pink cerah dan hiasan kelinci pada topinya.

'Aaahhh lucu sekali, kenapa ia harus seimut itu sih.'

'Aku harus menegurnya supaya tidak terlalu imut, bagaimana kalu dia diserang lagi oleh orang jahat? bagaimana kalau dia diculik dan organ tubuhnya dijual?'

'Aaaahhh tidak-tidak.'

Aku termenung dengan pikiran bodohku sendiri.

Aku kembali memusatkan perhatianku padanya namun di mana dia?

'Aaahh sial aku malah kehilangannya.'

Aku sedikit berlari kearah jalan pulang menuju rumahnya.

Untungnya ia belum berjalan terlalu jauh, sekarang aku harus fokus padanya dan menunggu waktu yang tepat.

'Kurasa jalanan di sini agak sepi, baiklah ini waktunya.'

Aku berjalan mendekat kearahnya, sungguh semakin dekat jarakku dengannya jantungku berdegup semakin kencang.

Sekarang aku benar-benar terlihat seperti seorang psikopat, mengendap-endap dengan kedua tanganku yang siap untuk menariknya, jika saja ada yang melihatnya mungkin aku sudah dibawa ke kantor polisi sekarang.

Aku menarik nafas dalam-dalam serta menarik tangan wanita tersebut mengajaknya masuk ke dalam jalan sempit diantara toko-toko.

Hampir saja ia mengeluarkan suaranya hendak berteriak, namun ia urungkan ketika melihat wajahku.

Aku membuka masker dan memperlihatkan senyumanku padanya.

Sungguh, mungkin aku sudah gila saat ini, seorang idola papan atas sedang berada di sebuah jalan sempit dengan wanita yang tidak benar-benar aku kenal yang kutau hanyalah fakta bahwa ia adalah seorang ARMY dan berhasil membuatku seketika jatuh cinta pada pandangan pertama.

Suasana yang sangat aneh bagi kami, aku tersenyum dengan kikuk kearahnya, kulihat ia juga sangat terkejut melihatku.

Dapat diprediksi bahwa sekarang ia tidak mempercayai apa yang sedang ia lihat.

"H-hai, namamui Yui kan?" Kenapa? kenapa aku menyebut namanya? aduhh dasar bodoh.

Ia terlihat lebih terkejut lagi dari sebelumnya, untungnya aku bisa mencari-cari alasan kenapa aku mengenalnya dan untungnya lagi ia mempercayainya.

Aku memberanikan diriku untuk mengantarnya pulang dengan alasan kalau ini adalah spesial fan service dariku.

Perjalanan kami terasa begitu cepat untukku, aku ingin lebih lama lagi berjalan dengannya.

Kami saling bertatapan di depan rumahnya, kulihat ia tidak melepaskan senyumannya sedikitpun.

Aku ikut senang melihatnya terus-terusan tersenyum kepadaku.

Pertemuan pertama kami berakhir sampai di sini, aku berharap hari ini bukan yang terakhir aku bisa menemuinya.

Aku berjalan menjauh dari rumahnya, rasa bahagiaku tidak dapat kusembunyikan lagi, jika saja maskerku dibuka mungkin orang-orang sudah sibuk memotretku karena berjalan di tempat umum ditambah lagi bibirku yang terus senyum-senyum dan sesekali mengeluarkan suara tawa.

...

"Yoongi-chi kita perlu bicara."

Baru saja aku memasuki dorm, aku langsung disambut dengan suara Jin hyeong yang mengajakku untuk berbicara.

'Hhhmm apasih yang ingin ia bicarakan.'

Kini aku duduk berhadapan dengan Seokjin hyeong di kasurnya, sepertinya kondisinya terlihat serius.

"Yoongi apa kau baik-baik saja?"

"Iya hyeong, aku baik-baik saja memangnya kenapa?" Aku menjawabya dengan malas.

"Yoongi tataplah aku, aku bertanya serius akhir-akhir ini kenapa kau sering pergi keluar? ditambah lagi kau selalu pulang malam."

Jadi karena itu, bagaimana aku harus menjawab pertanyaannya.

"Eeeumm aku hanya ingin berjalan-jalan saja."

"Yoongi kita sudah tinggal bersama selama tujuh tahun aku mengenal dirimu, kau tidak mungkin pergi keluar jika karena terpaksa."

"Aahh tidak kok, aku hanya sedang mencari inspirasi untuk lagu baru kita."

"Aku bisa melihatnya Yoongi kau menyembunyikan sesuatu kan?  apa terjadi sesuatu akhir-akhir ini?"

Jin semakin memaksaku untuk menceritakannya, aku bingung harus menjelaskannya dari mana dan juga aku belum siap untuk menceritakannya sekarang.

"Tidak hyeong, tidak ada hal yang spesial saat ini aku hanya belum siap saja menceritakannya."

"Lain kali akan kuceritakan."

Dengan terburu-buru aku meninggalkan kamar kami, khawatir ia akan semakin gencar untuk membuatku bercerita.

Kini aku terpaksa untuk tidur di kamar Jungkook karena hanya kamarnyalah satu-satunya yang kosong karena pemiliknya yang memilih tidur di kamar Jimin.

Aku agak khawatir jika kembali ke kamarku dan bertemu dengan Jin hyeong, aku tidak ingin dan tidak bisa menceritakannya sekarang.

...

Kring!! Kring!!

Kring!! Kring!!

Aku mengerjap-ngerjapkan kedua mataku, merasa terganggu akibat suara bising yang ditimbulkan oleh ponselku.

Dengan malas kuambil ponselku dan segera mematikannya.

Baru saja aku ingin kembali ke alam mimpi, tiba-tiba kesadaranku kembali, dengan cepat kulihat jam di ponselku.

Dengan hati-hati aku melihat jam yang tertera dengan harapan bahwa jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi, namun ketika kubuka mataku naas jam sudah menunjukkan tepat pukul setengah dua belas siang.

"Aaaahhhhhhh!!!!"

Teriakanku mengisi seisi rumah, aku segera bangun dan mengganti bajuku.

Berharap aku masih bisa mengumpulkan tugas penelitianku.

Tugas yang seharusnya kukumpulkan jam sembilan pagi tadi.

Aaahhh aku menyesal... aku menyesal bertemu dengan Suga oppa kemarin.

Walaupun aku menyukai BTS tapi tetap saja kuliahku jauh lebih penting, ditambah lagi mamaku yang mungkin saja akan menggorok leherku jika tau hasil indeks prestasiku mendapatkan nilai buruk.

Aku marah-marah dengan diriku sendiri, dan dengan siapapun dan apapun yang aku lihat hari ini.

Aku berlari keluar rumah menuju stasiun bis terdekat.

.
.
.
.
.
.
.
to be continued 📷

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top