CHAPTER 5

Aku menjauh dari tiga pria yang sedang berkelahi tersebut, aku ketakutan sambil menutupi wajahku.Badanku gemetar melihat mereka yang saling memukul, tidak berlangsung lama dua orang yang medekapku dikalahkan olehnya seorang diri.


Mereka berdua berlari dengan cepat saat orang misterius tersebut berlagak hendak menghubungi polisi.

Bukan, dia bukan lagi orang misterius dia seseorang yang menolong hidupku.

Ia datang mengambil payung yang terjatuh saat aku disekap tadi, ia menghampiri diriku yang masih terduduk lemas di pinggir trotoar.

Ia duduk mensejajarkan tubuh kami berdua, sorot mata kami saling bertemu.

'Benarkah??'

Aku terkejut melihat matanya, aku sudah sangat hafal dengan mata sipitnya, walaupun wajahnya yang hampir tertutup tapi aku tau persis kalau itu adalah dia.

"Apakah kau baik-baik saja?"

Ia memecah lamunanku, ia mengeluarkan sebuah sapu tangan putih dan memberikannya padaku bersama dengan payung yang kujatuhkan tadi.

"Lain kali berhati-hatilah, jangan pulang terlalu malam."

Suara serak dan kata-katanya yang singkat namun bermakna benar-benar mengingatkanku padanya.

Kulihat mata sipitnya sedikit melengkung kearahku, sudah dipastikan ia sedang tersenyum sekarang.

Ia beranjak pergi dan meninggalkan diriku yang masih terkejut, kulihat punggungnya pergi semakin menjauh.

Aku hendak bangun dan mengejarnya namun nihil dia sudah hilang di persimpangan depan.

....


Sesampainya aku di rumah, aku langsung berlari ke kamar tanpa menghiraukan orang tuaku yang sedang makan malam.

Aku masih tidak percaya dengan apa yang kulihat tadi, akupun tidak sanggup berkata-kata memikirkannya.

'Benarkah itu dia?'

Kukeluarkan sapu tangan pemberian darinya, aku menggenggamnya dan mehirup baunya yang mirip seperti aroma ketika aku pergi berkemah di hutan.

Aku melihat inisial nama yang terajut pada sapu tangan tersebut.

Kulihat inisial tersebut dan menambah keyakinan diriku bahwa itu adalah dia.

Walaupun sejujurnya ada ribuan orang di Korea dengan nama yang sama dengannya, tapi sorot mata dan suara khasnya tidak dapat menipuku aku sangat yakin bahwa itu adalah dia.

'Tapi kenapa? kenapa orang itu adalah dia?'

...


Aku lebih diam dari biasanya, kali ini bukan karena aku kelaparan. Tapi karena fakta bahwa orang misterius tersebut adalah dia.


Aku tidak berani untuk menceritakan kejadian kemarin kepada Alexa, aku masih bingung dengan apa yang kurasakan sekarang.

Otakku malah semakin terus memikirkannya, apa alasannya dia melakukan itu padaku?

Mungkin malam itu hanya kebetulan ia sedang berjalan-jalan.

'Iya benar juga mungkin ia sedang berjalan-jalan melepas stress dari kesibukan jadwalnya.'

'Tapi bagaimana dengan hari-hari sebelumnya, ia mengikutimu Yui!!!'

'Tidak-tidak pasti orang-orang sebelumnya adalah dua orang cabul yang mendekapku kemarin.'

'Iya.. iya...'

Aku berusaha mempercayai pikiranku sendiri, setidaknya hal ini sedikit membuatku tenang dan melupakannya.

Namun sekarang aku malah termenung kembali memikirkannya di kantin kampus, aku hanya mengaduk-aduk minumanku tanpa mencicipinya sama sekali.

"Hei Yui!!!."

Aku terlonjak kaget saat mendengar suara Alexa yang memecah pikiranku.

"Hei ada apa dengan reaksimu, aku memanggilmu pelan tau."

"Ish kau ini benar-benar."

Aku kembali mendudukkan tubuhku di kursi, dan mengelap tumpahan minuman yang membasahi bajuku karena ulah Alexa.

"Kau kenapa sih?? akhir-akhir ini kau seperti orang bodoh melongo terus."

"Aaah aku? euhh bajuku basah semua olehmu tau!!"

"Tuhkannn bahkan jawabanmu saja sudah enggak nyambung."

"Ceritalah kau ini kenapa sih?? apa ini ada hubungannya dengan orang misterius itu?"

"Aaah tidak, tidak ada apa-apa ko."

Aku berusaha mengalihkan pembicaraan kami dari orang misterius itu, tidak tapi dari pahlawanku.

"Eeeumm akhir-akhir ini aku sangat kelaparan, aku sedang diet."

Aku menjawab pertanyaan Alexa sambil memperlihatkan cengiranku.

'Mudah-mudahan ia tidak curiga.' ucapku dalam hati.

"Aishh pantas saja kau seperti orang kurang gizi, sudahlah lupakan diet-diet bodohmu itu ayo ikut aku kita makan ayam goreng." Jawabnya sambil dibarengi sebuah jitakan di kepalaku.

"Karena sahabatmu sangat prihatin denganmu, kali ini aku yang akan traktir."

"Hahh, benarkah? asiiikkk, baiklah aku akan melupakan dietku."

Aku mengusap-usap kepalaku yang dijitak olehnya.

'Syukurlah ia tidak curiga, kurasa aku harus lebih berhati-hati sekarang, aku tidak ingin ada yang mengetahui orang misterius tersebut.'

...


Kali ini aku pulang kuliah masih cukup sore, karena aku masih mengingat pesan darinya.

Selain itu akupun tidak mau mengambil resiko kalau saja kejadian malam itu kembali terulang.

Aku mengenakan earphone dan memutar lagi baru dari BTS berjudul Crystal Snow.

Aku menyanyikan lagu tersebut di sepanjang jalan , walaupun sebetulnya tidak bisa dibilang menyanyi karena aku hanya menyanyikan bagian-bagian yang terdengar bisa kuucapkan dengan lancar hehehe.

Alunan musik dari ponselku terus menyala di kedua telingaku, aku terlalu menikmati perjalanan pulangku karena lagu-lagu yang kuputar sekarang.

Hingga aku tak menyadari bahwa tiba-tiba seseorang menarik lenganku dengan paksa.

Ia membawaku ke dalam sebuah jalan sempit di sela-sela pertokoan.

Aku panik dan membuka payung yang kubawa.

Aku membuka mataku yang terpejam, dan kulihat wajah yang sangat familiar berada di hadapanku.

Dengan kulit pucatnya yang seputih salju ditambah senyuman manisnya, aku langsung dapat mengenalinya.

"Kamu..?? k-kamu Min Suga?"

Aku terkejut menutup mulutku yang menganga saat melihatnya, aku masih terdiam di dalam jalan sempit yang minim penerangan ini.

Lebih tepatnya masih sangat terkejut karena ia berada sangat dekat denganku, ditambah senyuman manisnya yang bisa membuat siapapun yang melihatnya jatuh hati.

"H-hai, namamu Yui kan?"

.
.
.
.
.
.
.

to be continued 📷

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top