CHAPTER 3

Kukira setelah satu minggu kejadian malam itu, hari-hariku dapat kembali menjadi normal seperti biasanya, namun hal tersebut hanyalah menjadi impian bagiku sekarang.

Hari-hariku membuatku harus bersikap semakin waspada, bahkan sekarang aku sudah tidak bisa keluar malam-malam lagi jika tidak ditemani oleh Alexa itupun akan kami lakukan jika sudah sangat darurat.

‘Gara-gara orang misterius itu, aku tidak bisa ikut pesta penyambutan mahasiswa baru,’ kesalku sendiri di dalam kamar.

Aku terpaksa harus terus-terusan menghabiskan malamku di kamar, bahkan sebenarnya sekarang masih jam tujuh dan masih terlalu sore untuk kusebut malam.

Sebetulnya sejak malam itu orang misterius tersebut kerap kali mengikutiku, walaupun sesekali hanya dugaanku saja namun aku yakin dia selalu mengikuti jika hari sudah semakin sore itu sebabnya aku tidak berani keluar malam-malam.

...

Dua hari semenjak kejadian malam itu, aku pergi ke perpustakaan untuk mencari beberapa buku untuk bahan laporan yang sedang kubuat.

Awalnya aku santai-santai saja mencari buku, namun perasaanku semakin tidak enak ketika aku kesulitan untuk mengambil buku yang berada di rak paling atas. Tiba-tiba buku tersebut jatuh sebelum aku sempat mengambilnya, aku sempat dibuat merinding seketika.

‘Mungkinkan perpustakaan ini angker?’

Aku mengusap tengkukku karena sedikit merinding, untuk mengalihkan pikiranku tentang perpustakaan horor ini aku melihat kearah balik rak buku tersebut, mungkin seseorang menjatuhkannya tanpa sengaja.

Namun aku membetulkan pikiranku sendiri tentang perpustakaan yang berhantu, karena nihil aku tidak menemukan siapapun di sana.

‘Ya ampun.. ya ampun..’ aku langsung membalikkan tubuhku dan kabur ke ruang baca.

Aku mengerjakan laporan tersebut.

‘Benar-benar, seharusnya aku bersantai di kamar sekarang.’

‘Gara-gara dia aku harus mengerjakan ulang tugas laporan sialan ini.’ gumamku dalam hati.

Aku memukul-mukul pundakku yang semakin pegal karena terus menunduk selama mengerjakan tugas, dua setengah jam aku berada diperpustakaan tentu saja membuatku semakin mengantuk.

Mataku tak dapat terjaga, aku terus-terusan hampir ketiduran sampai aku harus menopang kepalaku dengan tangan kiriku.

Namun kantukku menghilang ketika kurasakan bayangan hitam yang terlihat jelas berjalan melewatiku.

Aku menengok ke kanan dan melihat ke depan namun tidak ada siapa-siapa, beberapa detik kemudian bayangan itu kembali melewatiku kearah sebaliknya.

Aku dengan cepat melihat ke arah belakang namun tidak ada satupun orang yang berjalan bahkan hanya sekedar berdiri.

Aku kembali memfokuskan diriku pada tugas laporan yang terbengkalai ini, namun…

‘Tunggu… tunggu dulu..’

‘Baju itu.’

Aku melihat seseorang dengan pakaian serba hitam, sama seperti malam itu.

‘Mungkinkah dia orang misterius yang mengikutiku malam itu?’

Lagi-lagi aku harus mencoba memastikan dugaanku, aku menengokkan kepalaku dengan ragu.

‘Haahhh benar dia ada disitu, aduh aku harus bagaimana sekarang.’

Aku mulai panik dan badanku sedikit gemetar.

‘Tenanglah Yui.. tenang, dia duduk jauh dibelakangmu.’

Aku mengelus dadaku sambil menarik napas.

‘Kurasa aku harus bergegas pulang sekarang'

Aku merapikan semua kertas-kertas yang tercecer dan memasukkan beberapa alat tulisku ke dalam tempat pensil.

Aku segera mengenakkan tas punggungku dan berjalan pulang dengan tenang. Sesekali kutengok ke arah belakang, dan untung dia masih ada di belakang sana ketika aku pergi.

Ketika aku keluar hari sudah berganti menjadi gelap, aku memegangi ranselku dan berjalan ke arah rumahku.

‘Tidak terasa selama ini aku berada di perpustakaan.’

‘Tapi orang misterius itu, mungkinkah dia mengikutiku? atau mungkin saja kami tidak sengaja bertemu.’

‘Tapi, yang benar saja dengan tampilan orang itu, apa dia orang gila sampai memakai jaket dan pakaian serba hitam bahkan ia memakai masker dan kaca mata hitam.’

Satu-satunya yang terlihat dari orang itu hanyalah rambut pirangnya yang sedikit keluar dari topi yang ia kenakan.

...

Berawal dari ia yang memperhatikanku di perpustakaan kemarin, teror berikutnya kembali muncul ketika aku pulang kuliah, orang tersebut kembali mengikutiku.

Ia berjalan mengikutiku, awalnya aku sangat ketakutan saat ia mengikutiku namun semakin kesini resahku agak sedikit menghilang.

Aku ragu dengan orang tersebut karena yang ia lakukan hanya mengikutiku dari belakang selama beberapa hari ini.

Perlahan ia juga berjalan jauh di belakangku, walaupun begitu aku tetap berjaga-jaga jika hal yang tak ingin kubayangkan terjadi tiba-tiba.

Sesuai saran dari Alexa aku membawa alat kejut listrik yang kudapat secara legal.

‘Sebetulnya apasih yang ia inginkan, apa mungkin dia orang cabul? kurasa ini waktunya aku untuk melaporkannya.’

‘Eeeuuuhh tidak.. tidak.. dia tidak melakukan apapun padaku.’

...

Namun, kemarin malam ketakutanku kembali datang.

Kebetulan kemarin malam aku harus pulang lebih larut dari biasanya, seperti biasa karena tugas laporanku yang harus kembali aku revisi.

‘Aaahh hari ini aku sangat lelah, benar-benar dosen sialan kenapa sih ia selalu menyita waktuku’

‘Hehehe tidak.. tidak.. itu memang salahku sendiri yang mengerjakannya tidak beres.’

‘Eehh tidak.. tidak.. kalau bukan karena orang di misterius itu tugasku pasti akan selesai sempurna, benar-benar siapa sih dia.’

Aku bergumam sendirian di tengah jalan menuju rumahku, sesekali aku menyanyikan spring day dari BTS untuk mengusir rasa sepi.

Aku melihat kearah langit malam dengan sedikit warna jingga.

‘Biasanya jika langitnya seperti ini tandanya akan turun hujan, mana aku tidak bawa payung.’

‘Aku harus mempercepat jalanku sebelum turun hujan.’

Namun hujan turun lebih cepat dari pada langkah kakiku.

‘Aah yang benar saja, kenapa hujannya turun tiba-tiba!!’

Aku berlari kearah toko di samping jalan, berteduh di sebuah etalase toko.

Badanku sedikit basah karena hujan yang langsung turun dengan derasnya.

Sesampainya aku di etalase toko aku langsung mengelap pakaianku yang agak basah karena hujan, namun tiba-tiba seseorang menyentuhku dari belakang.

Aku terlonjak kaget karena melihat orang misterius itu berada di sampingku.

Aku spontan berteriak dan langsung berlari di tengah hujan yang semakin deras, namun orang itu ikut berlari mengejarku.

Aku sangat panik dan terus berlari ke arah rumahku yang jaraknya masih cukup jauh, mungkin jika tidak hujan air mataku dapat terlihat jelas sekarang.

Semakin cepat kuberlari, semakin cepat juga orang tersebut mengejarku.

Aku terus berlari dengan panik hingga tak memperhatikan langkahku, kakiku terkilir karena jalanan yang licin.

Aku terjatuh dan mencoba untuk bangun namun usahaku sia-sia, kakiku terlalu sakit, aku tidak sanggup untuk berdiri.

Orang misterius tersebut berjalan semakin dekat kearahku, aku terus bergerak mundur hingga akhirnya ia berada tepat di hadapanku.

AAAAAHHHHH!!!”

Aku berteriak dengan keras sambil menutupi wajahku dengan tas punggungku.

Namun, berbeda dengan rasa takut yang kurasakan ternyata tidak terjadi apapun denganku, aku menyingkirkan tas tersebut dari wajahku dan menyadari bahwa orang tersebut sudah pergi.

Ia meninggalkan sebuah payung disampingku.

.
.
.
.
.
.
.

to be continued~ 📷

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top