CHAPTER 15

Aku membaringkan tubuhku di kasur empukku sekarang, dengan pipi yang memerah semu, sesekali masih teringat kejadian manis tadi siang.
Aku menyentuh bibirku tak percaya, memang aku pernah berharap untuk bertemu dengan mereka tapi yang tidak dapat aku tangani adalah kenyataan bahwa sekarang aku bukan hanya bertemu dengannya, tapi kami saling menjalin sebuah ikatan.

Sebuah ikatan baru yang akan membuat kenangan lainnya di hidupku, aku termenung memikirkan ia yang beranjak menjauh dari rumahku dengan mobilnya. Seperti biasa dengan senyum penuh perhatian ia menyuruhku untuk segera masuk ke dalam rumah takut aku terkena demam.

‘Aaah, hari ini sungguh melelahkan, aku tidak tau berkencan akan semelelahkan ini.’

Memang nyatanya cukup lelah berjalan di bukit, ditambah meladeni pria manis tersebut sungguh membuat hatiku terus berpacu bersama dengannya.

Ting!

Sebuah suara muncul menandakan pesan masuk berasal dari ponselku, aku membuka pesan tersebut dan membaca singkat membuat diriku tersenyum kegirangan melihat siapa pengirim pesan tersebut.
Aku menutupi sekujur tubuhku yang gemas karena pesan darinya.

“Kau sudah tidur?”

Aku membacanya sekali lagi, pesan dari seorang pria bernama Min Yoongi.

“Belum, oppa kau sudah sampai di dorm?”

“Sudah, baru saja.”

“Ah kau pasti mau tidur kan? lebih baik kau istirahat dan jangan lupa untuk mengganti bajumu.”

Oh iya, aku lupa. Aku masih mengenakan bajunya yang basah. Lebih baik aku menggantinya.

“Iya oppa, aku sudah menggantinya nanti akan ku kembalikan.”

“Tidak.. tidak apa-apa kau bisa menyimpan bajuku dan kau bisa melihatnya kalau sedang merindukanku.”

“Hehehe, baiklah aku akan menyimpannya selamanya.”

“Yah jangan selamanya juga.”

“Aku ingin menyimpannya selamanya, supaya aku bisa terus mengingatmu sampai kapanpun.”

“Baiklah, lagipula nanti juga kau yang akan merapihkan bajuku kedalam lemari setiap hari.”

Wajahku kembali bersemu merah, ia menggodaku lagi tapi sungguh membuatku sangat gemas memikirkan hal tersebut.

“Aihh, oppa sudahlah aku malu, oppa aku mau pergi tidur.”

“Oh baiklah, selamat tidur. Sayang :-* .”

“Selamat tidur juga oppa :D .”

A

ku mengakhiri pesan teks kami dengan sebuah stiker berbentuk kucing yang tertidur dengan ucapan selamat malam, kurasa aku bisa memimpikannya malam ini.

Setelah sampai di dorm aku langsung menghamburkan diriku di atas kasur, aku memandang langit-langit kamar sambil bersenandung mengingat bahwa aku tak perlu lagi mengendap-endap untuk melihat senyumnya.

Sekarang senyuman itu terasa hanya milikku seorang.

‘Ah iya, aku harus mengiriminya pesan.’

Sungguh lucu sekali membayangkan dirinya membaca setiap pesan yang kukirimkan, aku sendiri terus membolak-balikkan badanku ke kanan dan kiri setiap bunyi pesan masuk di ponselku.

“Selamat tidur sayang :-* .”

“Selamat tidur juga oppa :D .”

A

ku menyentuh-nyentuh sticker kucing tersebut, membayangkan Yui yang sedang tertidur manja mengukung tubuhnya dengan selimut tebal tepat di sampingku.

Hingga tanpa sadar kekehan kecil keluar dari mulutku, memang membayangkannya saja sangat tidak cukup.

“Hei, kau kenapa?”

Imajinasiku memudar setelah mendengar sebuah suara terdengar dari sudut lain kamar ini, aku melihat member tertua Bangtan sudah berdiri di depan kasurnya memandang kearahku.

Tapi sejak kapan dia ada di sana.

“Eoh, hyeong sejak kapan kau di sini?”

“Sejak kau berjalan dengan aneh dan mulutmu yang terus bersenandung kegirangan, sebenarnya hal baik apa yang terjadi hari ini sampai membuatmu seperti itu.”

Hyeong!! aku tidak melakukannya.”

Ya, sungguh aku tertangkap basah oleh Seokjin hyeong, malu yang kurasakan membayangkan betapa anehnya aku tadi jika kuingat-ingat, tapi memang perasaan senang ini tak bisa aku tutupi.

“Aku berkencan dengannya hyeong.”

“Hah!! serius?? waaahhh Yoongi!! kau berani sekali.”

Hyeong!! pelankan suaramu.”

Seokjin hyeong berteriak mengisi keheningan suasana dorm kami.

“Tenanglah yang lain sudah tidur.”

“Ya tapi tetap saja pelankan suaramu hyeong.”

“Wah Yoongi, tapi sungguh aku bangga padamu kau akhirnya melewati semuanya pantas saja kau sampai seperti tadi, ini pertama kalinya aku melihatmu sebahagia itu," ucapnya sambil menghampiriku dan merangkul tubuhku.

“Ah hyeong, sudahlah aku malu, aku mau tidur saja.”

Ya memang hanya dengannya dan Yui aku terlihat seperti bola bulu kecil yang terlihat manja, mereka memang sudah menjadi seseorang yang penting bagiku.

“Baiklah, besok kau cerita lebih lengkap lagi yaa tentang kencan pertamamu itu, oh iya Yoongi sepertinya kau harus membasuh dirimu terlebih dahulu.”

Tidurku terasa lebih nyenyak dari hari-hari biasanya, aku bangun dengan mudah seperti tak memikul beban sedikitpun seperti biasanya.
Bahkan kurasa pagiku terlampau cerah dari biasanya, aku menyapa setiap orang yang kulewati dengan senyum cerah dan lompatan-lompatan kecil yang menandakan sebuah kebahagiaan. Akupun tak lupa untuk menyapa beberapa burung yang bertengger di etalase toko dan juga pohon-pohon yang diselimuti salju putih.

Semalam salju turun tepat setelah kami mengakhiri pesan teks tersebut, aku melihat keluar jendela melihat setiap butiran salju yang jatuh dengan damai menutupi seisi kota. Kuharap salju pertama ini akan terus membawa kebahagian bagi kami.

Saking cerahnya perasaanku sendiri, aku sampai lupa sedingin apa cuaca hari ini, diselimuti pakaian tebal aku malah terasa kegerahan seakan musim semi dan musim panas berada dalam diriku.

Aku melihat sekali lagi pesan yang ia terima tadi pagi, memang terlampau singkat menurutnya tapi sudah cukup membuat harinya menjadi seperti ini.

'Jangan lupa pakaian tebal, di luar sangat dingin.'

“Yui, halo Yui kau di sana?” Aku mengibas-ngibaskan lenganku tepat di depan matanya. Sekarang aku sedang duduk bersama dengan sahabatku di depan ruangan kelas.

Sungguh aku tak percaya dengannya, tega-teganya ia membuatku mengoceh sepanjang itu dan ia malah melongo sambil senyum-senyum sendirian tak menghiraukan diriku.

YUI!!!” Aku membentaknya cukup keras.

“Yahh, kenapa kau teriak.”

“Aish, kukira kau sudah di luar angkasa, dari tadi aku memanggilmu tau.”

“Aku tak mendengarnya, lagi pula kan tak perlu teriak kupingku sakit tau.”

Aku memandangnya sesaat dengan tatapan malas, benar-benar orang ini sekarang dia malah ingin membuatku terlihat merasa bersalah, huh.

“Ya terserahlah, apa sih yang terjadi padamu?” tanyaku untuk mengakhiri perdebatan tadi.

“Siapa? aku? eum, tidak apa-apa, tidak ada yang spesial.”

“Hei, aku bisa melihatnya dengan jelas, apa harus aku perjelas dengan kelakuanmu yang terlihat seperti orang yang habis memenangkan lotere.”

“Kau terus saja bengong dan senyum-senyum tidak jelas, bahkan tadi kau berlarian seperti anak kecil mendapatkan permen dari ibunya.”

Ia terdiam beberapa saat mendengar penjelasanku, mungkin pikirannya memang sudah tidak waras sekarang.

“Eum, apa ya, sebenarnya aku.”

“Sebenarnya aku..”

“Eeeumm. sebenarnya.”

“Yui!!! tolong cepatlah kau membuatku penasaran.” Benar-benar gemas melihatnya mengulur-ulur perasaanku menunggu jawaban darinya.

“Sebenarnya aku menyukai Suga oppa.”

Aku melongo mendengar jawabannya, sebelum sepenuhnya sadar maksud dari jawaban tersebut.

“Yaa!! kau menikungku Yui, diakan bias ku.” Aku sedikit merengut karenanya.

“Memangnya kenapa kalau aku pindah haluan lagi pula ada ratusan ribu ARMY lainnya yang memiliki bias sama sepertimu.”

“Selain itu kita juga bisa banyak membicarakan hal yang sama sekarang.”

“Baiklah, baiklah aku mengizinkanmu mengganti bias sama sepertiku.”

Sebetulnya tidak ada masalah apa-apa jika biasnya sama denganku, aku hanya sedang menggodanya saja, hehehe.

“Yui ponselmu berbunyi.”

“Ah iya, tunggu sebentar ya, aku mau mengangkat telepon dulu.”

Tumben sekali dia keluar hanya untuk mengangkat telepon, biasanya dia malah mengangkatnya di depanku bahkan menyalakan speakernya agar aku bisa mendengarnya juga.

‘Aihh, jangan berpikiran yang tidak-tidak Lex setiap orangkan memang memiliki privasi juga.’ Aku meyakinkan diriku sendiri.

“Hehehe, maaf menunggu lama, tadi temanku berbicara terlalu banyak.”

“Eohh tidak, tidak apa-apa kita bisa membahas Suga lebih banyak nanti, hehe.”

Aku melihat sekilas wallpaper lockscreen ponselnya yang sudah diganti dengan foto Min Suga. Wah, dia memang sudah berpindah haluan sekarang.

“Ya, kau Yui bahkan wallpapermu yang tidak pernah diganti oleh wajah Jung Hoseok sekarang malah sudah terganti.”

“Hehehe,  ini karena aku sangat menyukainya.” Ia langsung memasukkan ponselnya dengan tergesa-gesa, Yui tersenyum malu-malu saat bilang kalau dia menyukai Suga.

“Tapi Yui, sepertinya aku tidak pernah melihat foto itu.”

.
.
.
.
.
.
.
~tbc 📷

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top