[AKHIR] CHAPTER 20
Mungkin seperti sebuah takdir yang dipaksakan, pada akhirnya kami hanya akan saling menyakiti. Salju putih yang turun dengan perlahan menutupi sepanjang jalan yang kulewati, andai aku memiliki mesin waktu mungkin aku akan menyesali pertemuan kita.
Bukan rindu atau benci perasaan yang kualami sekarang, hanya segelitik perasaan takut. Takut kalau keberadaanku hanya akan menghancurkan hidupnya.
Aku bingung apa yang harus kulakukan sekarang, mungkinkah ini adalah keputusan yang benar untuk kami?
Tampaknya ini sudah berakhir, karena apapun yang aku lakukan pada akhirnya tak dapat menyembuhkan luka kita. Aku takut untuk berdamai dengan diriku sendiri dan datang menghampirimu seolah tak ada apapun yang terjadi, tapi aku tak mau menjadi egois dan juga merusak mimpi-mimpimu.
Ya benar, seandainya mesin waktu itu memang ada jika aku bisa bertemu denganmu sekali lagi, aku tak menginginkan apa-apa lagi sebelum semuanya hanya memuai dan menjadi kenangan yang cepat berlalu seperti sekarang.
Aku masih memegang ponselku, lenganku bergetar setelah mengirimkan pesan tersebut.
Aku ingin bertemu denganmu, di parkiran gedung bighit.
Hanya sebuah kalimat singkat tapi berhasil membuat hatiku perih, tak ada setetespun air mata yang keluar dari mataku. Iya, aku hanya berusaha untuk tegar, aku tak ingin menampakkan ekspresi seperti ini nanti, saat bertemu dengannya.
Kakiku melangkah sangat perlahan seakan tak ingin membuatku sampai disana. Bayang-bayang dirinya muncul dibenakku dengan senyuman yang sangat manis seperti biasanya dan tatapan yang cerah setiap melihatku, sungguh aku tak ingin itu hilang darinya.
Dari kejauhan aku melihatnya berlari menghampiriku, seperti yang kubayangkan tadi, terlihat sama persis. Ia memanggil namaku seraya tersenyum kearahku.
“Yui!!”
Aku hanya membalasnya dengan sedikit senyuman yang kutahu senyumanku terasa membuat dadaku sesak.
Didepanku ia berhenti menatapku dengan lega, tak ada yang kami lakukan, hanya lama mempertemukan tatapan dalam kami. Ia mebawa tubuhku kedalam dekapannya, sangat erat, mungkin ini pelukan paling erat dan hangat dihidupku.
Aku tak mau terlalu hanyut dalam pelukannya, tanganku melepas lengannya membuat jarak diantara tubuh kami.
“Yui, ada apa?” Senyuman yang kulihat tadi menghilang, ia terlihat gelisah karena aku yang melepaskan pelukan kami.
“Yoongi oppa, ayo kita putus.”
Suasana menjadi hening, semuanya menjadi senyap seakan eksistentsi udara di dunia telah hilang. Aku berusaha untuk menahan air mata yang sudah berada di pelupuk, wajah pucat dihadapanku tidak kalah kacau denganku hanya tergaris segudang pertanyaan darinya.
“Ke-kenapa? apa karena masalah ini!?”
Suaranya terdengar sangat parau dan pelan, seakan tak terima dengan penuturan tersebut.
“Bukan, aku hanya bosan,” ucapku menyembunyikan dusta yang keluar dari mulutku, mataku semakin memerah masih berusaha menahan air mata tersebut. Hatiku bergetar terasa sesak yang entah bagaimana meredakannya.
“Yui!! jawab jujur pertanyaanku, aku tau tentangmu.” Ia memegang bahuku, tangannya bergetar terlihat sangat berbeda dengan dirinya yang biasa terlihat kokoh.
“Tidak, kau tidak mengenalku.”
“Yui, aku tau ini semua pasti ada hubungannya dengan insiden kemarin tapi tolong!! tolong, aku tak ingin berpisah denganmu.”
“Pd-nim telah menyelesaikan masalah kita, kita bisa kembali seperti sebelumnya seperti sedia kala!!”
Cengkramannya semakin kuat pada bahuku, matanya sama merahnya denganku menahan air mata tersebut.
“Tidak, tidak bisa oppa.”
“Kenapa tidak bisa!! semua masalah telah selesai!!” Kini, pria di hadapanku akhirnya meneteskan buih kristal dari matanya. Sungguh aku tak sanggup melihatnya menangis, aku berusaha mengalihkan pandangan kami, aku menunduk berusaha tak melihat matanya.
“Oppa aku tidak ingin melanjutkan hubungan ini.” (‘Aku ingin melanjutkan hubungan ini.’)
“Aku tidak kuat harus berpacaran denganmu.” (‘Kau adalah sumber kekuatan untukku.’)
“Aku tidak mau bertemu denganmu lagi!!” (Aku ingin bersama denganmu selamanya.’)
“Aku membencimu!!” (‘Aku mencintaimu.’)
Nafasku terengah-engah setelah mengucapkan hal yang paling menyakiti diriku, aku tau aku telah membohongi diriku sendiri tapi sungguh mungkin ini yang terbaik untuk kita. Air mata yang telah kutahan selama tiga hari ini akhirnya terlepas dengan bebas, tangisanku keluar saat kuucapkan ucapan dusta tersebut.
“Yui apa kamu yakin?”
Aku berusaha untuk mengumpulkan keberanianku tuk melihat matanya secara langsung, aku mengadahkan kepalaku menatap matanya. Mata sipitnya yang mengisryaratkan kalau ia sama sekali tak ingin ini semua terjadi.
“Kenapa diam saja Yui, apa kamu yakin?”
“Iya aku yakin!!” teriakku kearahnya, dengan tenaga terakhirku aku berusaha untuk melepasnya.
Kulihat matanya yang sipit membulat mendengar teriakkanku, kini ia melepaskan bahuku dengan pasrah.
Aku membalikkan tubuhku meninggalkan seorang pria yang masih membeku di sana, tatapannya yang kosong tak berkutik sedikitpun, ia tak sanggup untuk beranjak pergi atau menghampiriku. Akupun terlalu takut untuk kembali, aku tak ingin menyakitinya lagi.
Langkahku semakin menjauh meninggalkannya, sampai bayangan dirinyapun menghilang di belakangku. Sekarang tidak ada lagi aku dengannya yang selalu berjalan bersama ditengah malam, atau kami yang saling bertatapan, atau ia.. ia yang selalu mengikutiku diam-diam.
‘Yoongi maafkan aku, aku tak mau keberadaanku membuatmu harus melepas mimpi-mimpimu.’
‘Maafkan aku karena aku egois karena harus meninggalkanmu seperti ini.’
‘Dan terimakasih, terimakasih untuk menjadi seseorang yang selalu menjagaku, seseorang yang selalu menatapku dengan senyuman yang tulus.’
‘Terimakasih untuk mengajarkanku banyak hal, a-aku mencintaimu.’
Aku akan selalu mengetahui perasaanmu meski kau tak mengatakannya, kini aku dan kau telah berada di musim yang telah berakhir. Musim dingin telah pergi membawa kenangan hangat kita di masa lalu, meskipun kita tetap memaksa untuk tetap berpelukan namun pada akhirnya hal ini pasti akan berakhir.
Setelah banyak hari dan malam yang telah kita lalui bersama, aku harap untuk yang terakhir jangan lupakan semuanya.
.
.
.
.
.
.
.
~Selesai 📷
*Akhirnya sekelumit kisah Yui dan Yoongi selesai, bagaimana kesan dan pesan kalian? ?
Ah iya, masih ada epilogue, jadi tunggu sebentar lagi yaa.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top