2
Lembaran foto hitam putih
Aku coba ingat lagi wangi rumah di sore itu
Kue cokelat balon warna-warni
Pesta hari ulang tahunku
***
Hari itu aku pulang lebih awal. Tepatnya sekitar jam empat sore. Memang sejak masih di dalam kelas tadi sudah ada niatan ingin cepat pulang. Entah, tiba-tiba seperti merasa lelah sekali. Tak sanggup jika harus duduk demi satu mata kuliah lagi setelah magrib. Gelundungan di ranjang kayaknya lebih seru. Gelundungan di kelas? yang benar saja! Mending gulung tuh layar LCD yang sudah berjam-jam cuma gonta-ganti slide.
Setelah kubuka pintu kamarku, ada yang aneh di sana. Seisi ruangan begitu rapi dan bersih. Tak hanya itu, aku juga mengendus aroma makanan. Padahal sebelum berangkat tadi pagi aku tidak membeli apa pun. Seingatku kulkas juga kosong--maklum tanggal tua. Uniknya, di sekeliling kuliat banyak balon bergantungan, menggelayut, juga ada yang menyundul langit-langit kamar. Mendadak kamarku seperti di acara perayaan khitanan bocah, dinding penuh rumbai-rumbai.
Sebenarnya lucu sekali. Aku serasa kembali ke usia anak-anak. Meskipun dalam sejarah hidupku, tak pernah sekali pun ada yang namanya pesta, perayaan ulang tahun, atau apalah itu. Padahal bukan rahasia. Tapi tak seorang pun ingat dengan hari pertama aku menghirup hamburan oksigen di bumi ini. Sejak masa sekolah hingga nyemil bangku kuliah pun, teman-teman juga masih saja tak ada yang tahu kapan aku lahir. Memang tidak penting sih.
Saat ada yang berjalan mendekat, aku (pura-pura) terkejut! Di ruang kecil ini, sesosok wanita cantik menyambutku hangat. Diatas tanganmu ada kue bertuliskan nama Mukti. Lengkap dengan barisan lilin juga. Dibalik pendar api-api kecil simbol usiaku yang ke 21 ini, senyummu menyala-nyala sembari berbisik merapal lagu happy birthday. Sorot matamu tak kalah panas. Mata nakal dan manja sekaligus. Sebenarnya antara kaget, terharu, atau malah nge-blank. Entah seperti apa perasaanku waktu itu. Momen tersebut benar-benar sangat unforgetable karena secara tiba-tiba hari itu serasa sangat spesial. Aku merasa seperti seorang yang sangat berarti bagi orang lain.
Kau sodorkan kue itu lalu kutiup. Sesaat setelahnya buru-buru kau amankan jauh-jauh. Jadi tidak ada momen potong kuenya? pikirku tanpa kusuarakan. Kau memberiku ucapan selamat sambil memelukku erat. Wow! Untuk pertama kalinya aku merasa menjadi sosok manusia yang dianggap penting. Terlebih olehmu, Sari. Seorang wanita ahli membuatku gila. Aku merasa sangat spesial ketika berada di sampingmu. Dan tentu, pada hari itu tidak hanya kejutan. Tapi juga kau memberiku hadiah pembuka, sebuah kecupan.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top